Breaking News

Rusia vs Ukraina

Presiden Jokowi Akan Temui Putin dan Zelenskyy Akhir Juni Ini, Begini Tanggapan PKS dan Golkar

Pada akhir bulan Juni 2022 ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan rangkaian kunjungan kerja luar negeri.

Editor: AbdiTumanggor
Mikhail Klimentyev/TASS
Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUN-MEDAN.COM - Pada akhir bulan Juni 2022 ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan rangkaian kunjungan kerja luar negeri.

Menurut keterangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, ada empat negara yang akan dikunjungi presiden yakni Jerman, Ukraina, Rusia, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Retno mengungkapkan, lawatan presiden ke Jerman dalam rangka memenuhi undangan Jerman selaku Ketua G7 untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.

Pertemuan tersebut akan berlangsung di Elmau, Jerman, pada 26-27 Juni 2022.

Dalam KTT ini, Indonesia menjadi negara partner G-7 yang mendapat undangan.

“Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina, dan Afrika Selatan,” ujar Retno sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Kamis (23/6/2022).

Retno mengungkapkan, salah satu isu yang akan dibahas dalam G7 Summit for Partner Countries adalah masalah pangan.

Kemudian, akan dibahas pula isu energi dan keuangan yang terdampak pandemi Covid-19, serta konflik antara Rusia dan Ukraina.

“Covid-19 memberikan dampak pada ekonomi dunia. Dan, di tengah upaya pemulihan ekonomi, terjadi perang di Ukraina. Dampaknya dirasakan oleh seluruh dunia," ungkap Retno.

"Kita semua paham posisi Ukraina dan Rusia dalam rantai pasok pangan dan energi global,” lanjutnya.

Akan Temui Zelensky dan Putin Di sela-sela KTT

Presiden Jokowi juga diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara G7 dan negara undangan lainnya.

Retno menuturkan ada banyak permintaan pertemuan bilateral yang diterima Jokowi.

“Permintaan pertemuan bilateral banyak sekali diterima oleh Presiden dan tentunya semaksimal mungkin akan diatur,” kata Retno.

Setelah rangkaian acara di Jerman selesai, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kyiv, Ukraina dan Moskwa, Rusia.

Presiden diagendakan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Di dalam kunjungan ke Kyiv dan Moskwa, tentunya Bapak Presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin,” tutur Retno.

Menlu Retno menyampaikan, kunjungan ke dua negara ini merupakan kunjungan yang dilakukan dalam situasi yang tidak normal. Namun, sebagai Presiden G20, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi.

“Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai Presiden G20 dan satu satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam,” jelas Retno.

Dia mengungkapkan, kunjungan kepala negara ke dua negara ini adalah wujud kepedulian terhadap isu kemanusiaan serta semangat untuk terus mendorong perdamaian.

Terakhir setelah kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Presiden akan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi, UEA.

“Kunjungan dimaksudkan untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang ekonomi antara kedua negara,” pungkas Retno.

Keputusan Presiden Jokowi Didukung DPR RI

Sementara, Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS mengapresiasi rencana Presiden Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa.

Salah satu Anggota Komisi I  Fraksi PKS, Sukamta, menegaskan, keberangkatan Jokowi ke Rusia dan Ukraina harus didukung.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang berencana akan menemui Presiden Rusia dan Ukraina untuk misi perdamaian dan kemanusiaan. Keberangkatan Presiden ini harus didukung bersama," ujar Sukamta dalam keterangannya, Rabu (22/6/2022), dikutip dari Kompas.com.

Dengan keberangkatan Jokowi ini, Sukamta berharap Indonesia akan kembali memainkan peran signifikan untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia. Pasalnya, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membawa dampak negatif bagi seluruh dunia.

"Puluhan ribu warga sipil tewas akibat perang ini. Jutaan warga Ukraina juga menjadi pengungsi. Dampak perang dirasakan oleh kita semua, juga khususnya oleh negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Harga barang-barang semakin mahal. Di beberapa negara inflasi meningkat tajam," tuturnya.

"Negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis akibat perang ini. Harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, semakin melonjak. Konflik ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global," sambung Sukamta.

Lebih lanjut, Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini menyebut bahwa sejak awal PKS mendorong agar Indonesia bisa memainkan peran konkret dalam menghentikan peperangan dan mewujudkan perdamaian.

Dia mengaku sudah sejak lama mendorong Presiden Jokowi turun langsung berkontribusi menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Ukraina.  "Perannya sebagai Presidensi G20 harus dioptimalkan," ucapnya.

Untuk itu, Sukamta berharap pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky ini bisa membuat perang berhenti.

Bukti Indonesia Punya Keberanian Ambil Sikap

Sama halnya dengan apresiasi yang disampaikan Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar.

Salah satu anggota Fraksinya, Christina Aryani, mengapresiasi langkah keputusan Presiden Jokowi untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Christina mengatakan, rencana Jokowi ini membuktikan Indonesia tidak hanya diam terkait perang di Ukraina, tetapi punya keberanian mengambil sikap.

"Situasi perang Rusia dan Ukraina kita pahami sangat kompleks. Banyak negara mungkin ragu mengambil langkah tetapi Indonesia berani melakukan ini dengan tentunya pertimbangan utama kemanusiaan, sehingga sudah sewajarnya kita apresiasi dan harus didukung,” ujar Christina, Kamis (23/6/2022).

Menurut Christina, jika rencana itu terealisasi, Jokowi merupakan pimpinan negara pertama di Asia yang melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina. Dia menilai langkah Jokowi ini tepat.

“Indonesia bisa punya kontribusi semakin jelas dalam konflik Rusia dan Ukraina yang kita ketahui bersama dampaknya sekarang makin kompleks,” imbuhnya.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved