Rakyat Miskin Dimintai Uang Jaminan

RSUD Amri Tambunan Dinilai 'Mengisap Darah' Rakyat Miskin, Berobat Harus Ada Jaminan Rp 1 Juta

RSUD Amri Tambunan dinilai ingin 'mengisap darah' rakyat miskin di Kabupaten Deliserdang dengan uang jaminan Rp 1 juta

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
HO / Tribun Medan
Pengendara mobil masuk ke area RSUD Amri Tambunan yang saat ini mulai menerapkan biaya berbayar untuk pelayanan Covid-19 Kamis, (10/2/2022). 

"Saya ditelepon Pak Kades, makanya datang ke rumah sakit. Waktu saya datang ke rumah sakit, sudah ditangani memang, tapi itulah, enggak lama saya dipanggil ke depan (tempat pendaftaran),"

"Karena Pak Herman enggak ada BPJS nya, dibilang mereka dari rumah sakit menyarankan supaya bisa ada bantuan. Harus ada yang menjaminkan pihak Pemdes," kata Sri Supriati. 

Kala itu, Sri mendapat saran agar Pemdes dapat menguruskan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang ditandatangani Kades, Camat dan dilanjutkan ke Dinas Sosial.

Baca juga: TEGA KALI, RSUD Amri Tambunan Disebut Tolak Pasien Bayi Prematur dan Akhirnya Meninggal 

Hal ini agar nantinya bisa pasien tersebut dibantu dengan biaya unregister. 

"Dibilang karena belum melengkapi berkas, mereka menyarankan adalah jaminan sembari melengkapi administrasi sebesar Rp 1 juta,"

"Memang tidak meminta, tapi menyarankan. Mereka bilangnya bukan sama warga kami, tapi sama kita dari Pemdes,"

"Terakhirnya enggak bayar Rp 1 juta itu karena saya langsung telpon Kades " kata Sri. 

Sri mengatakan, dia membantu warganya lantaran yang bersangkutan adalah warga kurang mampu.

Baca juga: Soal Dugaan Cari Untung dari Pandemi, Direktur RSUD Amri Tambunan Kepanasan, Bupati Kecolongan

Sehari-hari orangtua si anak hanya bekerja sebagai kuli bangunan.

Hari itu, pihak RSUD Amri Tambunan mengultimatum pada keluarga pasien dan Sri, untuk menyelesaikan masalah administrasi. 

Humas RSUD Amri Tambunan, Sri Rezeki membenarkan kalau Kades Bakaran Batu ada menelponnya saat itu.

Ia menyebut jika berpatokan dari Perbup, pasien yang datang harus bawa berkas.

Sri Rezeki menegaskan, meski berkas belum ada, tapi pasien tetap ditangani.

Baca juga: Bupati Ashari Tambunan Kaget RSUD Amri Tambunan Kenakan Tarif Berbayar Kepada Pasien Covid-19

"Ya memang beli resep di luar dululah. Dia (pasien) kan belum dikatakan unregister. Berkasnya mana, belum ada," kata Sri Rezeki. 

Meski Kadus menyebut pasien sempat kejang-kejang, tapi Sri Rezeki menganggap pasien belum masuk kategori emergecy. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved