Breaking News

Konflik Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun

MASIH MEMANAS, Berikut Kronologi Konflik Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun dengan Pemimpin Gereja

Dwi juga mengungkapkan, para jemaat juga sempat dituduh telah melakukan korupsi di gereja yang terletak di Jalan Pabrik Tenun tersebut.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Suasana gereja HKBP Pabrik Tenun kembali memanas lantaran sejumlah jemaat walkout saat Pendeta Rumondang Sitorus memberikan khotbah 

Namun, rencana tersebut sepertinya tidak ditanggapi oleh Pendeta Rumondang Sitorus.

"Mereka akan mengadakan pesta Gotilon, karena Gereja ada mengutang pada Jamaat yang di duluankan oleh Jamaat, tapi ini tidak diindahkan itu dasarnya sebenarnya," ungkapnya.

Lalu, ia menjelaskan puncak persoalan antara jemaat dan pendeta Rumondang Sitorus terjadi di hari Sabtu 21 Mei 2022 silam.

Malam itu, Dwi mengatakan pendeta Rumondang Sitorus tidak ada melakukan persiapan pelayanan di gereja pada hari Minggu.

Kemudian, sejumlah jemaat berinisiatif latihan untuk persiapan pelayanan di hari Minggu. Namun, tidak lama sejumlah Sintua tiba-tiba dipanggil ke Polda Sumut.

Suasana kisruh di depan Gereja HKBP Pabrik Tenun pada Sabtu (21/5/2022) malam
Suasana kisruh di depan Gereja HKBP Pabrik Tenun pada Sabtu (21/5/2022) malam (HO)

"Kita nggak tau kenapa di panggil ke Polda. Sembari mereka latihan malamnya tiba-tiba, ada beberapa personel polisi datang dan melakukan penangkapan yang kami rasa tidak manusiawi, dan di gelanggang ke polda," tuturnya.

Dijelaskannya, malam itu ada sekitar puluhan orang jemaat diangkut ke Polda Sumut, dan ada seorang ibu - ibu terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan mengalami trauma.

"Ada hampir 30 orang jemaat lebih, dan efeknya di hari yang sama ada seorang ibu masuk ke rumah sakit. Dan ini menjadi intimidasi terhadap para jemaat," katanya.

Dwi mengatakan, setibanya di Polda mereka diminta untuk membuat surat pernyataan dan ditandatangani.

"Mereka dianggap provokator, menghalang - halangi ibadah. Mereka membuat surat pernyataan di Polda dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi," bebernya.

Dikatakannya, sejak kejadian itulah para jemaat melakukan protes dengan tidak mau mendengar Pendeta Rumondang Sitorus berkotbah dan memiliki keluar dari dalam gereja.

"Jadi sehingga setiap minggu mereka melakukan aksi damai, tapi perlu di pahami gereja berdiri atas Jamaat. Jamaat kumpulkan dana, sehingga berdirilah gereja yang besar. Kenapa setelah besar, gereja ini ada keluhan dari jemaat," tutur Dwi.

Lebih lanjut, dia juga menuturkan para jemaat juga telah mengadukan Pendeta Rumondang Sitorus dan persoalan gereja kepada Ephorus HKBP, tetapi tidak ditanggapi.

"Mereka sudah menyurati Ephorus sebelum mereka keluar dari ibadah, tanggal 11 Febuari, 14 Febuari, 28 Mei dan banyak lagi," ungkapnya.

Baca juga: Dituding Berlebihan Saat Amankan Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun, Polda Sumut : Menjaga Kamtibnas

"Mereka sudah lakukan upaya, bahwa lebih ekstrimnya lagi mereka sudah melakukan aksi damai, jadi jangan dianggap isu yang dibangun bahwasanya Jamaat ini nggak menghormati atau mempermalukan HKBP," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved