Berita Internasional
Rakyat Sri Lanka Desak Gotabaya Rajapaksa Mundur, Massa Terobos Kediaman Resmi Presiden
Aksi protes terus dilakukan warga mendesak pemerintah dibawah kepemimpin Presiden Gotabaya Rajapaksa bertanggung jawab atas kondisi Sri Lanka saat ini
TRIBUN-MEDAN.com - Imbas krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka membuat negara itu mengalami kebangkrutan dan gagal membayar utang.
Bahkan, aksi protes berbulan-bulan terus dilakukan warga mendesak pemerintah dibawah kepemimpin Presiden Gotabaya Rajapaksa bertanggung jawab atas kondisi Sri Lanka saat ini.
Aksi protes itu hampir menghancurkan dinasti politik Gotabaya Rajapaksa yang telah memerintah Sri Lanka selama hampir dua dekade terakhir.
Baca juga: Ricuh, Pengunjuk Rasa Serbu Kediaman Presiden Sri Lanka, PM Ranil Wickremesinghe Bersedia Mundur
Mahinda Rajapaksa, saudara Gotabaya Rajapaksa telah mengundurkan diri sebagai perdana menteri bulan lalu, dan dua saudara lelaki lainnya serta seorang keponakan mengundurkan diri dari jabatan kabinet mereka sebelumnya.
Ranil Wickremesinghe pun mengambil alih sebagai perdana menteri pada Mei dan protes sementara berkurang dengan harapan dia dapat mengatasi krisis.
Tetapi orang-orang sekarang ingin Ranil Wickremesinghe mengundurkan diri juga, sebab dia telah dianggap gagal memenuhi janjinya.
Teranyar, ribuan pengunjuk rasa telah menerobos barikade polisi dan menyerbu kediaman serta kantor Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di ibu kota Kolombo, Sabtu (9/7/2022).
Dalam salah satu aksi demonstrasi anti-pemerintah terbesar di Sri Lanka itu, para pengunjuk rasa menuntut Gotabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya.
Sebuah rekaman video dari saluran berita TV lokal menunjukkan beberapa pengunjuk rasa yang memegang bendera dan helm masuk ke kediaman Gotabaya Rajapaksa.
Pasukan keamanan menembak ke udara untuk mencegah massa yang marah menyerbu gedung presiden, lapor Al Jazeera.
Sementara itu, Gotabaya Rajapaksa yang terkepung telah dipindahkan ke lokasi yang aman tetapi dirahasiakan.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe telah mengadakan pertemuan darurat para pemimpin partai politik di tengah meningkatnya kemarahan atas penanganan pemerintah terhadap krisis ekonomi.
Ranil Wickremesinghe juga meminta pembicara untuk memanggil parlemen, kata pernyataan dari kantor perdana menteri.
Baca juga: Krisis Cadangan Bahan Bakar, Pemerintah Sri Lanka Liburkan Sekolah dan Layanan Pemerintah
Banyak orang di negara berpenduduk 22 juta orang itu menyalahkan krisis yang terjadi saat ini pada Gotabaya Rajapaksa.
Kini Sri Lanka sedang berjuang di bawah kekurangan devisa yang membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan, yang menjerumuskan negara itu ke dalam krisis terburuk dalam 70 tahun.
