Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua

Menguak Senjata Bharada E Janggal Tembak Mati Brigadir J, Pengamat: Kalau Tamtama Maksimal Revolver

Menguak kasus tewasnya Brigadir J yang dikaitkan dengan tembak menembak di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Editor: Salomo Tarigan
ISTIMEWA
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir Josua Hutabarat 

Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu pun lantas menyebutkan bahwa pada umumnya petugas kepolisian hanya membahwa senjata revolver dalam tugas penjagaan.

“Senajata organik yang digunakan Sabhara untuk mengawal distribusi uang kirim ke ATM-ATM itu cukup Revolver, 6 peluru.

Sementara ini 17-18 peluru, seperti itu,” ucapnya.

Kendati demikian, ia pun mengakui adanya Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 1 Tahun 2022 yang menyebutkan bahwa penggunaan senjata atas rekomendasi pimpinan langsung.

Tetapi senhata yang direkomendasikan ini juga harus mengacu pada peraturan sebelumnya yang membatasi penggunaan senjata api tersebut.

“Kalau Tamtama ya maksumal revolver lah. Mengapa harus memakai Glock, hanya sekadar untuk mengawal Ibu Bhayangkari ke pasar, ngapain, jadi aneh semuanya,” katanya.

Kabais TNI: Judulnya Polisi Semua

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Turut Angkat Suara Soal Kasus Penembakan Brigadir J.

Sebagaimana dalam pemberitaan, Brigadir Nopryansah Yoshua alias Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Di mana dalam kasus ini disebutkan, polisi tembak polisi antara Brigadir J dengan Bharada E.

Setelah sepekan lebih peristiwa ini, atau tepatnya sudah 9 hari, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto  turut angkat suara.

Ia menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir J atau polisi tembak polisi tersebut.

Soleman menilai kasus penembakan ini terkesan melebar dari kasus pembunuhan menjadi pelecehan seksual.

Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto d dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip dari TribunJabar, Minggu (17/7/2022).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved