Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua

Senjata Jenis Glock 17 yang Digunakan Bharada E, Mantan Kabais: Itu Senjatanya 'Raja-raja'

Senjata jenis Glock 17 yang disebut jenis senjata yang digunakan Bharada E jadi perdebatan.Senjata tersebut tidak lazim digunakan tamtama polisi.

Editor: Salomo Tarigan
Kolase TribunJakarta/Facebook/Ist
Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir, Irjen Pol Ferdy Sambo dan istrinya 

Kabais TNI: Judulnya Polisi Semua

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Turut Angkat Suara Soal Kasus Penembakan Brigadir J.

Sebagaimana dalam pemberitaan, Brigadir Nopryansah Yoshua alias Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Di mana dalam kasus ini disebutkan, polisi tembak polisi antara Brigadir J dengan Bharada E.

Setelah sepekan lebih peristiwa ini, atau tepatnya sudah 9 hari, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto  turut angkat suara.

Ia menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir J atau polisi tembak polisi tersebut.

Soleman menilai kasus penembakan ini terkesan melebar dari kasus pembunuhan menjadi pelecehan seksual.

Padahal, sambung dia, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto d dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip dari TribunJabar, Minggu (17/7/2022).

“Ya jadi liar apa gara-gara ini-nya sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.

Mantan KABAIS TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto menilai ada sejumlah kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yoshua atas kasus polisi tembak polisi di rumah jenderal polisi. (Twitter)

Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.

“Nah dari situ, lagi-lagu intelijen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.

Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menwaskan Yoshua.

Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved