Sosok Briptu Cecilia
Briptu Cecilia Ritonga, Polwan Sumut Pasukan Perdamaian PBB di Afrika, Sempat Diterima di FK USU
Briptu Cecilia Permatasari Ritonga, personel Polda Sumut yang menorehkan prestasi di dunia militer.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Briptu Cecilia Permatasari Ritonga, personel Polda Sumut yang menorehkan prestasi di dunia militer.
Polwan cantik ini merupakan anggota Polda Sumut sebagai penyidik di bidang Reskrim yang saat ini menjabat sebagai Sersan Taktis Pasukan Pertama di Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Afrika Tengah (MINUSCA) tahun 2021.
Cecilia Ritonga sempat mendaftar dan diterima di Fakultas Kedokteran USU.
Siapa sangka perempuan yang akrab dipanggil Cici ini lebih memilih memenuhi keinginan orangtuanya untuk menjadi polisi.
Ada berbagai tes serta seleksi yang harus diikuti oleh Briptu Cecilia Permatasari Ritonga sebelum akhirnya bisa bertugas di bawah helm biru ini.
Ada beberapa tantangan yang harus diatasi selama bertugas.
Misalnya, belajar Bahasa Prancis dan Sangho di Republik Afrika Tengah serta menyesuaikan dengan budaya baru.
Baginya, membawa senjata api setiap hari juga merupakan hal baru.
Menurut penuturannya salah satu tantangan sulit yang dihadapinya adalah belajar bahasa untuk berkomunikasi dengan penduduk setempat.
Cicilia juga mengatakan pasukan PBB melakukan yang terbaik untuk menunjukkan kemampuan dan keinginan untuk mengembangkan keterampilan baru dan mendapatkan pengalaman baru.
Sebagai pemuda penjaga perdamaian, kami melayani dengan perspektif, antusiasme, dan niat baik.
Dalam melakukan tugasnya, Cecilia sering kali melakukan misi penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah.

Misalnya saat ia dan rekannya memberikan bantuan pertolongan pertama kepada masyarakat setempat setelah mengalami kecelakaan sepeda motor.
Briptu yang akrab disapa Cici ini mengatakan pasukan PBB melakukan yang terbaik untuk menunjukkan kemampuan dan keinginan untuk mengembangkan keterampilan baru dan mendapatkan pengalaman baru.
Selama melakukan tugasnya, Cecilia sering kali berbagi mengenai kesehariannya di akun media sosial pribadinya.
Melalui cara ini, ia berharap bisa menyampaikan pesan penting tentang pemuda, perdamaian, dan keamanan kepada dunia.
Cecilia merasa bangga bisa berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan menyelesaikan konflik sebagai personel Blue Helmet, terutama ketika ia melihat perempuan memainkan peran di lapangan yang tidak kalah pentingnya dengan rekan laki-laki.
Salama melakukan patroli harian, Cecilia sering kali menjalin komunikasi mendalam dengan wanita dan anak-anak dan komunitas lokal.
Ia juga tak sungkan untuk berbagi ilmunya dengan mengajari mereka bela diri, mendorong untuk menjadi berani, dan berbicara untuk diri mereka sendiri.
Menurutnya, bagi kelompok rentan seperti perempuan dan gadis penyintas kekerasan berbasis gender, kehadiran perempuan penjaga perdamaian membuat mereka aman secara fisik dan emosional untuk mengungkap segala jenis pengalaman.
(cr30/tribun-medan.com)