Tribun Wiki
4 TRADISI Upacara Adat Simalungun, Ada Untuk Membersihkan Diri dari Roh Jahat
Masyarakat suku Simalungun memiliki berbagai tradisi hingga upacara adat yang masih dijaga hingga saat ini. Inilah empat upacara adat Simalungun.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Masyarakat suku Simalungun memiliki berbagai tradisi hingga upacara adat yang masih dijaga hingga saat ini.
Sebagai kearifan lokal, tradisi upacara adat Simalungun juga diupayakan untuk tetap dilakukan.
Setiap upacara adat yang dilakukan masyarakat Simalungun selalu memiliki keunikan dan tujuan khusus.
Baca juga: PENGABDI Setan 2 Raih 1 Juta Penonton dalam Dua Hari, Begini Reaksi Penonton
Berikut empat tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Simalungun.
1. Maranggir
Maranggir merupakan upacara yang dilakukan masyarakat Simalungun untuk membersihkan badan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik ataupun dari bentuk gangguan roh-roh jahat.
Tradisi ini merupakan semacam ritual yang digunakan untuk menghindarkan diri dari bentuk-bentuk kejahatan dan kesialan diri yang datang.
Baca juga: TRAGIS, Kakak Beradik Tewas saat Hadiri Pemakaman Adat Batak Sari Matua, Duka Bertimpa Duka
Jadi untuk menghindari kekuatan yang datang dari roh jahat maka dilakukan ritual Maranggir ini.
Adapun bahan utama yang umumnya dipakai untuk upacara ini adalah jeruk purut, bunga tujuh rupa dan air.
Upacara ini dilakukan dengan cara memandikan diri menggunakan campuran bahan-bahan tersebut dan bahkan dapat diminum.
2. Mamongkot Ruma Bayu
Mamongkot Ruma Bayu merupakan tradisi memasuki rumah baru. Upacara ini,dilakukan agar orang yang menempati rumah tersebut mendapatkan rejeki dan terhindar dari segala bentuk masalah.
Acara ini biasa diisi dengan makan bersama keluarga besar hingga tetangga sekitar rumah baru sebagai bentuk silaturami. Selain itu Mamongkot Ruma Bayu juga diisi dengan beberapa kegiatan seperti mendengar nasehat orangtua hingga menyajikan berbagai masakan tradisional khas Simalungun.
3. Rondang Bittang
Rondang Bittang merupakan pesta tahunan yang diadakan oleh masyarakat Simalungun karena mendapatkan hasil panen yang baik.
Biasanya acara ini juga menjadi kesempatan para muda-mudi untuk mendapatkan jodoh. Tapi sekarang Rondang Bittang digunakan dalam bentuk pesta tahunan dengan rangka silahturahmi antar desa di Simalungun sekaligus suatu bentuk pelestarian kebudayaan Simalungun karena dalam acara ini diadakan juga pentas kesenian tradisional Simalungun.
4. Mangikili
Mangiliki yaitu acara yang diadakan untuk menghormati seseorang yang meninggal dunia di usianya sudah tua dan sudah memiliki cucu.
Acara ini dilakukan sebagai tanda penghormatan keluarga terhadap orang yang meninggal tersebut.
Selain itu, upacara ini pula yang dijadikan untuk melihat keberadaan keluarga tersebut di tengah-tengah masyarakatnya.
(cr21/tribun-medan.com)