Brigadir J Ditembak Mati

MOMEN Anniversary Mulai Munculnya Percekcokan RT Ferdy Sambo, Motif Memalukan dan Menjijikkan

Berikut rangkaian meledaknya "kotak pandora setan" tersebut yang dirangkum Tribun-Medan.com dari berbagai sumber sejak 11 Juli 2022 hingga 13 Agustus

Editor: AbdiTumanggor
tribun-medan.com
Meledak Kotak Pandora Setan Ferdy Sambo. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Membunuh, berbohong, melakukan perbuatan yang tidak baik, dan perbuatan menyimpang bukan ajaran Tuhan, tapi itu dipastikan ajaran setan/syetan atau iblis.

Di momen anniversary pernikahan pada tanggal 6 Juli 2022, mulai terguncangnya isi "kotak pandora setan" dalam rumah tangga Irjen Ferdy Sambo (FS) dan drg.Putri Candrawathi (PC).

Kemudian meledaknya "kotak pandora setan" itu tepatnya pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Duren Tiga.

Berikut rangkaian meledaknya "kotak pandora setan" tersebut yang dirangkum Tribun-Medan.com dari berbagai sumber sejak 11 Juli 2022 hingga 13 Agustus 2022.

1. Profil dan Gambaran Besarnya Situasi dalam Rumah Tangga FS dan PC

Saat menjabat Kadiv Propam dan Kasatgassus Polri, Irjen Ferdy Sambo dan drg.Putri Candrawathi memiliki 3 kediaman di Jakarta Selatan. (1) Rumah dinas di Komplek Polri Duren Tiga No 53. (2) Rumah pribadi FS dan PC di Jalan Saguling, No 29. (+/- jarak 700 meter dari rumah dinas). (3) Rumah pribadi di Jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan. (rumah ini kabarnya warisan dari pihak keluarga Putri Candrawathi).

Di Magelang, Jawa Tengah, keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi memiliki sebuah rumah singgah di Perumahan Elite Cempaka Residence, Magelang. Rumah ini dulunya milik mantan Kapolri Jenderal Polisi Purn Idham Azis tepatnya di RT 07/ RW 08, Desa Banyurejo, Magelang. Rumah ini dibangun antara tahun 2011-2019 untuk tempat tinggal anaknya Idham Azis saat menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang. Pada saat itu Idham Azis masih menjabat Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Ferdy Sambo dan Putri dikaruniai empat anak, yaitu J (21), S (17), K (15), dan P (1 tahunan). Keluarga ini juga memiliki 5 asisten rumah tangga (ART) dan 8 adc atau ajudan/pengawal. Adapun kedelapan adc/ajudan/pengawal yang BKO tersebut yaitu: Bripka Ricky Rizal, Brigpol Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Brigpol Romer, Brigpol Matius Marey, Briptu Deden, Bharatu Prayogi, Bharada Richard Eliezer, dan Bharada Sadam.

1. Rayakan Anniversary Pernikahan

Tepatnya pada tanggal 6 Juli 2022, kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik ada kegiatan yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, serta para ajudannya termasuk Brigadir J dan Bharada E selama di Magelang. Mereka sempat merayakan anniversary pernikahan sebelum kembali ke Jakarta. Bahkan terlihat juga Brigadir J dan Bharada E yang turut merayakan acara anniversary pernikahan atasannya tersebut, sebagaimana diwartakan Tribunnews.com.

Menurut Taufan saat di Magelang semuanya dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada masalah. "Menceritakan bahwa ada perjalanan mulai dari Magelang, sebelum perjalanan itu bagaimana mereka disitu misalnya, ada anniversary, baik-baik semua. Intinya menggambarkan bahwa mereka baik-baik saja, enggak ada masalah apa-apa," kata Taufan dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (5/8/2022).

Sama halnya dengan mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara mangatakan peristiwa yang terjadi pada tanggal 6 hingga tanggal 8 Juli itu menjadi pemicu terjadi pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J

Menurut pengakuan Bharada E, Deolipa menceritakan pada tanggal 6 Juli 2022, Ferdy Sambo bersama istri dan  ajudan merayakan ulangtahun pernikahan di Magelang mulai pukul 22.00. WIB sampai pukul 01.00. WIB. 

Mereka menikmati acara dengan santai. Namun, kabar yang berhembus, usai acara itu, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi sudah bertengkar. Tetapi tidak tahu masalah apa yang tengah diributkan.

2. Diduga percekcokan berlanjut ke Kamar tidur

Setelah merayakan anniversary, para staf dan ajudan tidur. Bharada E dan Brigadir Yosua (Brigadir J) turun ke bawah untuk istirahat. Tidak ada terjadi apa-apa di malam tersebut. Sementara Irjen Ferdy Sambo tidur bersama istrinya, Putri Candrawathi (PC) di lantai atas.

Pada Kamis (7/7/2022) pagi, Irjen Ferdy Sambo bersama adc-nya berangkat ke bandara di YogyaJakarta untuk terbang ke Jakarta. Saat Irjen Ferdy Sambo berangkat ke Jakarta melalui bandara, Brigadir Yosua tidak ikut.

Sedangkan Bripka RR dan Bharada E ikut keluar. Namun, informasi beredar, alasan Bripka RR dan Bharada E ikut keluar rumah untuk mengantarkan makanan kepada anak Ferdy Sambo dan PC ke Sekolah Taruna Nusantara. 

Sementara yang tertinggal di rumah di antaranya Brigadir J, asisten rumah tangga bernama Susi, Kuwat Maruf (KM) sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi. 

Percekcokan Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi diduga berlanjut melalui telepon. Kemudian Putri pun menelfon Bharada E dengan menangis. Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky (diduga mengkonfirmasi sesuatu). Sontak, Bharada E menyerahkan ponsel itu ke Bripka Ricky. "Ditelfon Putri. Richard itu Ricky dimana? tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang,"ujar Deolipa pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne, Kamis (11/8/2022). 

Putri yang menelfon dengan menangis membuat Bharada E bingung. Namun, berdasarkan pengakuan Bharada E, ia tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi. 

Ketika sampai di rumah, Bripka Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat, sopir pribadi. Mereka ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri. Namun, dilarang oleh Kuwat. "Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi di situ ada namanya Kuwat. 'Udah Richard (Bharada E) jangan ikut campur,' kata Kuwat,"ujar Deolipa menjelaskan keterangan Bharada E

Bharada E pun tidak ikut masuk ke atas dan memilih kembali turun. "Akhirnya Richard turun. Pas saya tanya interview saya ke Richard (Bharada E), saya gak tahu bang. saya turun saja. Ya sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya enggak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat (KM) marah-marah di atas,"ujar Deo. 

3. Pada Tanggal 8 Juli 2022 Mereka Berangkat dari Magelang ke Jakarta.

Pada Tanggal 8 Juli 2022 pagi rombongan Putri Candrawathi, Bripka RR, Bharada E, Kuwat (KM), anak Ferdy Sambo, dan Brigadir J berangkat dari Magelang ke Jakarta. Namun tidak seperti biasanya, Bripka RR sebagai pangkat tertinggi daripada semua ajudan keluarga Ferdy Sambo menyuruh Brigadir J ikut satu mobil dengannya. Sementara, Bharada E, Putri Candrawathi, KM, anaknya, dan staf lainnya dalam satu mobil. Di salah satu rest area di jalan tol rombongan sempat istirahat. Kemudian rombongan lanjut berangkat ke Jakarta. 

Pada sore hari, rombongan tiba di rumah pribadi dan di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo. Kemudian setelah Test PCR, mereka pergi ke rumah dinas Duren Tiga. Kemudian Putri Candrawathi, Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR dan KM masuk ke dalam rumah. Sementara Brigadir J masih menunggu di luar.

4. Brigadir J Dieksekusi setelah dipanggil masuk ke dalam rumah

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengungkapkan Brigadir J terlebih dahulu dipanggil Irjen Ferdy Sambo untuk masuk ke dalam rumah sebelum ditembak. Awalnya, setibanya di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Brigadir J tidak masuk ke dalam rumah.

Agus mengatakan, semua saksi di lokasi menyatakan Brigadir J sedang berada di pekarangan rumah. Kesaksian para saksi ini pula yang mematahkan tuduhan bahwa Brigadir J melecehkan dan menodongkan pistol ke istri Sambo, Putri Candrawathi, yang disebut sedang beristirahat di kamar. "Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Yosua tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah," ujar Agus, Jumat (12/8/2022) dikutip dari Kompas.com.

Keterangan tersebut dia dapat dari pemaparan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam gelar perkara yang berlangsung sejak Jumat (12/8/2022) sore. Agus mengatakan, Brigadir J baru masuk ke dalam rumah dinas usai dipanggil atasannya, Irjen Ferdy Sambo. "Almarhum Yosua masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS," imbuh dia. Setelah itu, barulah Ferdy Sambo memerintahkan ajudan lainnya, Richard Eliezer atau Bharada E, untuk menembak Brigadir J. Setelah Brigadir J ditembak, Putri Candrawathi histeris dan pulang ke rumah pribadi ditemani asisten pribadinya. Kemudian, sejumlah mobil dinas Div Propam tampak meluncur ke rumah dinas Duren Tiga, hal itu sesuai dengan rekaman CCTV di sekitar lokasi rumah dinas.

Setelah pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan istrinya diduga menawarkan uang kepada Bharada E sebanyak Rp 1 miliar berbentuk dollar. Sedangkan Bripka RR dan KM masing-masing Rp 500 juta. Namun menurut mantan pengacaran Bharada E, Deolipa Yumara, hingga saat ini uang tersebut tak terealisasi diberikan.

Hingga kini, dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J ini, sudan ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo (Irjen FS), Bripka Ricky Rizal (Bripka RR), Bharada Richard Eliezer (Bharada E), dan ART Sambo bernama Kuat Ma'ruf (KM). Sambo kini ditahan di Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob). Sementara sisanya ditahan di Rumah Tahanan Bareskrim Polri.

5. Beberapa Motif Pembunuhan Bermunculan karena Polisi Tidak akan mengumumkan ke Publik

Isu (1) Diduga Motif Kecemburuan.

Isu terbaru beredar di media sosial adanya dugaan kecemburuan yang disebabkan antar sesama pria. Hal itu setelah mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara, menyinggung soal LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender). Isu LGBT ini muncul dalam cuplikan wawancara Deolipa Yumara di TV One yang diunggah akun TikTok @holtemontea84. “Ya kita serahterima perasaan, untung saja saya sama dia (Bharada E) bukan LGBT, bukan cowok sama cowok ya kan, mangkanya saya nggak jatuh cinta sama siapa ini (Bharada E),” ujar Deolipa Yumara.

Atas pernyataan Deolipa ini pun menarik perhatian netizen adalah karena mereka penasaran dengan motif sebenarnya di balik kasus kematian Brigadir J tersebut. Namun Deolipa tidak menjelaskan secara detail siapa yang dimaksud memiliki perasaan antara pria tersebut. Namun hingga saat ini Bareskrim Polri belum memberikan klarifikasi resmi mengenai motif yang melatarbelakangi pembunuhan Brigadir J.

Mahfud MD: Kasus Menjijikan

Sementara, Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi salah satu petinggi yang hingga kini masih terus bersuara terkait kasus kematian Brigadir J. Mahfud MD memang tak terang-terangan menguliti kasus yang mencoreng citra kepolisian ini, namun ia sedikit memberi angin segar kepada masyarakat agar tak ada lagi hal yang ditutupi oleh kepolisian dan pihak yang bersangkutan.

Saat menjadi bintang tamu dalam podcast Deddy Corbuzier pada, Jumat (12/8/2022), Mahfud MD sedikit mengulik skenario mantan Kadiv Propam tersebut. Mulanya, ia mengungkapkan dugaaan adanya ‘jebakan psikolgi’ oleh Ferdy Sambo guna mendukung skenario tembak-menembak yang sudah dirancang. “Satu ke Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional), Hari Senin Kompolnas diundang Ferdy Sambo ke kantornya. Hanya untuk apa? Hanya untuk nangis-nangis di depan Kompolnas,” ujar Mahfud dalam YouTube Deddy Corbuzier.

Mafud mengatakan jika Ferdy Sambo sengaja melakukan hal itu, untuk upaya prakondisi yang membuat dirinya terkesan sebagai orang yang teraniaya. Ferdy Sambo merasa menjadi pihak yang dirugikan karena istrinya dilecehkan, menurut skenario awal. “Saya (Ferdy Sambo) teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ saya tembak habis dia katanya gitu,” lanjut Mahfud menirukan ucapan Ferdy.

Kemudian, dijelaskan Mahfud, Ferdy tak hanya mendatangi Kompolnas namun ada beberapa pihak lain. Ada beberapa anggota DPR yang juga dihubungi Ferdy Sambo, namun saat dikonfirmasi tak bisa dihubungi. “Ada juga tuh anggota DPR, dia hubungin, namun pas ditelepon enggak diangkat,” terang Mahfud.

Mahfud menjelaskan jika dirinya awalnya hanya memantau semua yang terjadi, namun ia merasa banyak kejanggalan dalam kasus ini. “Nah itu kan skenario yang sudah dituliskan ya, jadi pas saya mendengarkan cerita, saya ajak Kompolnas untuk merubah perspektif karena tidak masuk akal,” terangnya.

Sebagai orang yang memiliki jabatan, Mahfud juga mencoba bertanya kepada pihak lain yang sudah berkomunikasi dengan Sambo dan istrinya. “Kemudian, saya juga mencoba untuk bertanya kepada Komnas HAM, usai Sambo dan Istri diperiksa, namun belum mendapatkan jawaban yang pas,” bebernya.

Mahfud menyebutkan jika kasus ini termasuk kasus besar dan cukup sulit untuk diugkapkan. “Saya udah tanyakan sama Komnas HAM, ‘Apa yang terjadi’, tapi ya mereka bilang pelecehan, karena sulit ya mereka bilang sulit memeriksa Sambo dan Istri, sulit disentuh,” ujarnya.

“Setelah dibentuk tim baru bisa disentuh, itu pun tidak langsung,” sambungnya. Oleh karena itu, hingga kini motif perlakuan Ferdy Sambo pun belum dijelaskan ke khalayak luas. “Jadi motifnya kan belum ada yang tau sampai sekarang, biar nanti di buka dipengadilan,” ujar  Mahfud.

Sebagai Menko Polhukam, Mahfud MD ternyata juga sempat dinilai terlalu ikut campur, namun ia tak peduli karena berniat ingin menunjukkan kebenaran. “Nah kemudian saya di bilang terlalu ikut campur, tidak, saya hanya mencoba untuk menunjukkan yang benar,” tegas Mahfud.

Oleh sebab itu, Mahfud MD mendorong pihak terkait untuk melakukan beberapa cara agar kasus ini bisa selesai dengan sebenar-benarnya. “Maka saya arahkan coba untuk autopsi ulang, ‘Polri autopsi ulang’, lalu Polri bilang tidak ada autopsi nanti saja,” ujar Mantan Hakim Konstitusi ini.

Kemudian Mahfud MD langsung membenarkan ucapannya. “Bukan kata Polri lah, kata penyidik dan pendukung Sambo yang di kepolisianlah,” ujarnya membenarkan.

Menurut Mahfud jika tak melakukan autopsi ulang, maka kepercayaan publik akan hilang. “Jadi saya bilang, itu jika tidak diautopsi ulang , maka kepercayaan publik akan hilang, akhirnya autopsi ulang,” ujarnya.

Kemudian Deddy Corbuzier penasaran, apakah semua hal yang terjadi atas perintah Menko Polhukam? Dengan tegas Mahfud menyangkal. Menurutnya, ia hanya memberi dorongan sesuai dengan usulan publik yang dinilai masuk akal. “Berarti ini semua atas perintah pak Mahfud? “ tanya Deddy Corbuzier.

“Oh tidak saya hanya memberikan usulan yang juga diambil dari usulan masyarakat yang masuk akal,” jawabnya.

Dijelaskan oleh Mahfud, jika masih banyak pihak yang ingin menutupi kasus ini, sebab takut namanya ikut terseret. “Kemudian masih ada saja yang menutupi, ada yang bilang hasil autopsi tidak boleh dibuka saya jawab, ‘siapa bilang’? Boleh saja dibuka itu ke publik, akhirnya dibuka,” terangnya melanjutkan.

Deddy pun penasaran dengan nama –nama yang akan ikut terseret dalam kasus ini. “Ini kalau dibuka sejujurnya, nanti akan ketahuan lagi yang lain lagi, itu gimana?” tanya Deddy.

Di jawab Mahfud, jika dalam kasus ini sudah ada 31 nama yang ikut terseret. Namun, Mahfud menyentil jika kasus judi, narkoba dan lainnya juga diungkap maka akan banyak lagi nama baru. “Kalau di kasus ini terorganisir ada 31 nama saja, jangan melebar kemana-mana,” paparnya.  

“Jangan melebar ke judi, narkoba dan lainnya. Kalau itu nanti ada lagi, banyak itu,” sambungnya sembari tertawa.

Ia juga menyebutkan jika dirinya sudah mengetahui fakta dari kasus ini, namun memang bukan kewenangannya untuk membongkar. “Wah kalau mas Deddy tau yang lebih dalam, sensitif itu lebih parah lagi, makanya saya bicara yang udah diketahui publik saja,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan jika laporan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi sudah bisa dicabut. “Sebenarnya sudah cukup jelas, pelakunya bukan bharada E, dia hanya diperintahkan oleh beberapa orang yang saat itu ada di situ, kan berarti harusnya laporan pelecehan sudah tidak ada,” terangnya.  

“Mungkin laporan pelecehan akan dicabut, di SP3 kan yang dituduh juga udah ditembak mati. Laporan pemeriksaan itu yang mengerikan campur menjijikkan jugalah,”ujar Mahfud MD.

Baca juga: LAPORAN PALSU Istri Ferdy Sambo, Inilah Ancaman Pidana Pelaku Laporan Palsu

Putri Candrawathi Malu Menceritakan Motif Penembakan 

Sementara, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berjanji mengumumkan hasil permohonan perlindungan yang diajukan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi pada Senin pekan depan. "Keputusannya mungkin Senin depan sudah ada keputusannya,"kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi, Kamis (11/8/2022).

Meski status suami Putri, Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka, Edwin menjelaskan, kondisi itu tidak lantar membuat permohonan Putri kepada lembaganya menjadi gugur. LPSK tetap melakukan pendalaman dan penggalian informasi terkait pengajuan tersebut. "Dari informasi yang kami peroleh tentang rangkaian peristiwa rasanya kami sudah punya cukup bahan untuk memutuskan permohonan ibu PC," ujarnya.

Dalam laporan yang diterima dari tim psikolog, katanya, Putri merasa malu untuk mengungkapkan kronologi peristiwa tersebut. "Memang yang terucap hanya itu. Malu mbak, malu. Malunya kenapa kita enggak tahu,"pungkas Edwin.

Adapun tes permohonan yang dilakukan tim psikolog LPSK kemarin merupakan tes terakhir. Lantaran tim LPSK yang diutus menilai tidak ada perubahan dalam tes yang dilakukan. Menurutnya, Putri harus segera ditangani dengan seorang psikiater yang ahli mengingat kondisi mentalnya yang sekarang sangat memperihatinkan. "Menurut psikiater kami memang butuh penguatan mental ya dan itu bukan dilakukan oleh psikolog, tapi psikiater karena dia butuh pengobatan," lanjut Edwin.

Sebelumnya, pada Selasa (9/8/2022) lalu, Putri Candrawathi menolak memberi keterangan kepada Tim Assesment dari LPSK. Perwakilan LPSK pun meninggalkan kediaman pribadi Irjen Ferdy Sambo pada pukul 13.26 WIB. Terlihat enam orang perempuan dan dua laki-laki menumpangi dua mobil berwarna hitam. Tak ada keterangan yang disampaikan oleh perwakilan LPSK kepada awak media di lokasi. Namun saat dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyampaikan, assessment psikologis terhadap istri Irjen Ferdy Sambo telah rampung. Saat ini, hasilnya sedang dikaji untuk menentukan proses selanjutnya. "Sudah selesai hari ini. Kami tunggu pandangan dari psikolog apakah masih diperlukan asesmen lanjutan," ujarnya.

Di sisi lain, beredar isu, bahwa Putri Chandrawathi diduga punya hubungan spesial dengan Brigadir J selain hubungan profesional antara istri atasan dengan bawahan hingga melahirkan benih-benih "bibit baru" dan baru terbongkar kebenarannya oleh Ferdy Sambo. Namun, hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi ataupun belum bisa dibuktikan dugaan yang beredar tersebut. Di sisi lain pertimbangan karena harkat dan martabat manusia. Membuka Aib yang tak terduga sebelumnya (bagi kalangan pejabat) akan berdampak pada orang yang tidak bersalah dan berdosa. Sementara ada juga yang mengatakan, bahwa adanya dugaan kecemburuan antar sesama ajudan karena Brigadir J merupakan ajudan yang paling disayang oleh PC dan FS dari antara semuanya.

Potret kebersamaan adc/ajudan dengan keluarga Irjen Pol Ferdy Sambo sebelum pecahnya peristiwa berdarah.
Potret kebersamaan adc/ajudan dengan keluarga Ferdy Sambo sebelum peristiwa berdarah. (HO / Tribun Medan)

Pernyataan Putri yang Mengaku Tetap Tulus Mencintai Suaminya

Sebelumnya, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ditemani anak dan kuasa hukumnya datang ke Mako Brimob untuk menemui suaminya Ferdy Sambo, Minggu (7/8/2022). Namun, kedatangannya ke Mako Brimob belum diizinkan bertemu dengan suaminya. Meski begitu, Putri mengaku mempercayai dan tulus mencintai suaminya.

"Saya putri bersama anak-anak, saya mempercayai dan tulus mencintai suami saya," ujar Putri Candrawathi yang dikutip dalam siaran Kompas TV.

Sembari menangis, Putri yang memakai masker dan tertunduk meminta doa atas kasus yang sedang dialami keluarganya. Ia juga ikhlas menjalani cobaan yang sedang menimpa keluarganya. "Saya mohon doa, agar kami sekeluarga bisa menjalani masa yang sulit ini, dan saya ikhlas memaafkan segala perbuatan yang kami dan keluarga alami," ujarnya menahan tangis sambil tertunduk.

Baca juga: Permintaan Maaf Ferdy Sambo Kepada Masyarakat Indonesia Karena Membuat Kegaduhan Panjang di Publik

Isu (2) Diduga karena Brigadir J Bocorkan Rahasia Irjen Ferdy Sambo

Sementara, Kuasa Hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah bertengkar dari Magelang.  "Sehari mereka pulang FS sudah pulang. Ketika rombongan Putri sampai di Jakarta, FS sudah di rumah. Tak lama ya sudah jadi jenazah. Jenazah sudah ditemukan dugaan penyiksaan,"kata Kamaruddin. 

Kamaruddin mengatakan keterangan Ferdy Sambo sebagai tersangka utama pembunuhan berencana tak bisa lagi dipercaya. "Sekali berbohong tak bisa dipercaya. Makanya Sambo ini masuk kamar merenung dan bertobat. Kalau dia terus berbohong apa mau dipegang. Sekali berbohong selama hidupnya berbohong. Kebohongan. Kalau dia sadar dan bertobat, dibaptis kedua kalinya baru percaya kita,"ujarnya. 

Dilansir dari Tribunnews, Kamaruddin Simanjuntak mengungkit dugaan motif bahwa kliennya sebenarnya dibunuh gara-gara membocorkan rahasia Irjen Ferdy Sambo kepada istri sang jenderal yakni PC. Dugaan ini disuarakan oleh Kamaruddin dalam Hot Room di YouTube Metrotvnews, Rabu (10/8/2022). "Ada dugaan yang diduga adalah pelakunya si bapak (Ferdy Sambo -red). Dugaan ada wanita lain," kata Kamaruddin.

Kamaruddin menjelaskan, Brigadir J diketahui membocorkan rahasia dari Irjen Ferdy Sambo saat ditanya oleh PC. "Kemudian si ibu (Putri Candrawathi) menanyakan kepada almarhum 'Bapak kemana? Kok tidak pulang?'," ungkap Kamaruddin. "Diduga almarhum ini memberitahu 'Bapak pergi ke sana maka tidak pulang'. Disebutkanlah satu tempat dengan si cantik," imbuh Kamaruddin.

Kamaruddin menjelaskan, pertengkaran sempat terjadi antara PC dan Irjen Ferdy Sambo seusai Brigadir J membocorkan rahasia atasannya tersebut. Barulah setelah pertengkaran terjadi, Brigadir J menerima ancaman pembunuhan dari ajudan sang jenderal. "Akibatnya ada lagi ancaman kepada dia (Brigadir J) tapi dari para ajudan gara-gara ini, ibu jadi sakit," ujar Kamaruddin.

Baca juga: LAPORAN PALSU Putri Istri Ferdy Sambo, Inilah Ancaman Pidana yang Menjerat Pelaku Laporan Palsu

Baca juga: PAKAR HUKUM Pertanyakan Pengakuan Ferdy Sambo: Apa Iya Bawahan Berani Lukai Martabat Istri Jenderal?

Baca juga: ISTRI Brigjen Hendra Sebut Suaminya Korban Skenario FS, Mahfud: Negara Hancur Jika Kasus Tak Dibuka

Baca juga: KORBAN Skenario Irjen Ferdy Sambo Bertambah, Kini AKBP Jerry Siagian Susul Kombes Leo Simatupang

Baca juga: Dinyatakan Bersalah, 4 Oknum Polisi Polrestabes Medan Belum Penuhi Panggilan Jaksa untuk Dieksekusi

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved