Brigadir J Ditembak Mati
SOSOK Inisial D Kini Diburu Pengacara Keluarga Brigadir J, Minta Segera Tangkap dan Tersangkakan
Seorang ajudan (adc) Ferdy Sambo dan ART-nya belakangan menghadiri pemeriksaan ke kantor Komnas HAM pada Senin (1/8/2022).
Komjen Agus mengatakan Putri juga diduga menjadi salah satu orang yang menggiring Brigadir J datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Brigadir J diminta ke rumah dinas bersama Bripka Ricky Rizal, Bharada Richard Eliezer, dan Kuat Maruf. "(Perannya) mengajak berangkat ke Duren tiga bersama RE, RR, KM, Almarhum J," jelasnya.
Tak hanya itu, Komjen Agus menuturkan bahwa Putri Candrawathi juga diduga turut mengikuti skenario yang dibangun suaminya, Ferdy Sambo terkait kematian Brigadir J. Termasuk, kata Agus, Putri juga turut menjanjikan sejumlah uang kepada tiga tersangka lainnya. Uang itu diberikan terkait rangkaian kematian Brigadir J. "Mengikuti skenario yang dibangun oleh FS, bersama FS saat menjanjikan uang kepada RE, RR dan KM," ujarnya.
Rapat Singkat Jelang Eksekusi Brigadir J
Pengacara Bharada E atau Bharada Eliezer, Ronny Talapessy mengungkapkan ada rapat kilat yang digelar di lantai 3 rumah pribadi Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.
Ronny menyamapaikan berdasarkan pengakuan kliennya, rapat yang digelar usai dari Magelang itu dihadiri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky. Sementara, Bharada E hadir paling akhir.
Rumah pribadi Ferdy Sambo yang berada di Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan itu menjadi lokasi keputusan untuk melakukan eksekusi kepada Brigadir J, sebelum bertolak ke TKP rumah dinas yang berjarak cuma 500 meter. Rapat yang berlangsung di lantai 3 itu membahas skenario menghabisi Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Menurut Ronny, kasus kematian Brigadir J ini merupakan satu rangkaian peristiwa hukum yang memang saling berkaitan dan tidak bisa melihatnya secara sepotong-sepotong saja. "Kita harapkan ke depannya, dengan kasus yang terang benderang akan sedikit membuat harapan untuk klien saya untuk mendapatkan keadilan," ucap Ronny dalam wawancara dengan TV One, Jumat (20/8/2022).
Dalam rangkaian kasus ini, kata Ronny, Bharada E tidak bisa berbuat banyak karena memang mendapatkan perintah saat berada di rumah Jalan Saguling III setelah pulang dari Magelang. Bharada E satu mobil dengan Putri Candrawathi, Susi asisten rumah tangga, Bripka RR dan Kuat Maruf saat pulang dari Magelang hingga rumah pribadi di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Dari rekaman CCTV yang beredar, Ferdy Sambo di hari itu datang lebih dulu di rumah pribadi. Tak lama disusul oleh rombongan Putri Candrawathi dari Magelang. Brigadir J juga terpantau di CCTV gunakan kaus putih dan ikut angkat-angkat barang rombongan dari mobil ke dalam rumah pribadi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Menurut Ronny, di rumah Saguling itu rupanya ada rapat kilat di sebuah ruangan di lantai tiga. Bharada E adalah peserta terakhir yang dipanggil masuk. "Klien saya (Bharada E, red) dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," ucap Ronny.
Bharada E mengaku menghadiri rapat dalam durasi sangat pendek. Meski demikian, saat keluar dari rumah Saguling, Bharada E sudah mendapat perintah untuk mengesekusi Brigadir J di rumah dinas.
"Waktunya sangat pendek. Klien saya menerima perintah itu, kemudian sampai ke TKP (rumah dinas, red) kurang 20 menit. Bharada E menyampaikan di TKP atau rumah sebelumnya di rumah Saguling ada ibu PC," terang dia.
Ia memastikan Bharada E ini tidak mengetahui motif penembakan Brigadir J. Setelah tiba dari Magelang sampai di Jakarta, Bharada E memang tidak mengetahui apa-apa tapi mendapat perintah di menit-menit terakhir.
Ronny akan membuktikan di pengadilan, bahwa kliennya menembak Brigadir J tanpa tahu motif. Artinya, Bharada E dalam kasus ini hanya kambing hitam, secara di rapat kilat itu pangkatnya paling rendah. Dalam rapat itu, menurut Bharada E, ada Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Bripka RR. Bharada E hanya bisa diam tak berbicara sama sekali dengan Putri Candrawathi di rapat itu. "Ibu PC itu ada di ruangan lantai 3. Jadi pertemuannya itu (dihadiri, red) Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR," terang Ronny.
Mulanya, Bharada E tidak melihat Putri Candrawathi pas masuk ke dalam ruangan yang jadi rapat kilat. Barulah setelah duduk di sofa, Bharada E melihat Putri Candrawathi sudah di dalam. Bharada E mengetahui bagaimana kondisi Putri Candrawathi di rapat kilat praeksekusi di rumah Jalan Saguling III.