Brigadir J Ditembak Mati

SPESIFIKASI Senjata Api Antik Seharga Rp 1,6 Miliar Tahun 2010 Turut Menembus Tubuh Brigadir Yosua

Pistol semi-otomatis ini menjadi senjata resmi tentara Jerman dan Swiss. Senjata Luger itu juga banyak dipakai tentara saat Perang Dunia I

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-Medan.com
Senjata Api Luge diduga milik Putri Candrawathi. Senjata api klasik yang dikenal senjata termahal dengan harga $ 1 juta dolar AS 

Merujuk pada penjelasan di laman Military History Fandom, pistol Luger atau parabellum pistol merupakan salah satu senjata semi otomatis lawas. Banyak pihak menyebut, pistol Luger merupakan evolusi dari senjata Hugo Borchardt C-93, salah satu pistol semi otomatis pertama yang diproduksi pada 1893.

Desain pistol Luger dipatenkan oleh Georg J. Luger lima tahun setelahnya, tepat pada 1898. Setelah mendapat paten, dua tahun kemudian Luger diproduksi secara massal oleh produsen senjata Jerman, Deutsche Waffen und Munitionsfabriken (DWM), disusul pabrikan lain seperti W+F Bern, Krieghoff, Simson dan Mauser serta Vickers.

Pada awalnya, amunisi pistol Luger dirancang dengan Luger cartridge kaliber 7,65 mm. Namun, versi berikutnya diperbarui untuk amunisi kaliber 9 mm, dengan kapasitas tampungan 8 peluru sekaligus.

Masih dari keterangan di laman yang sama, pistol Luger disebut memiliki berat 871 gram serta panjang 222 mm. Pistol semi otomatis ini memiliki desain yang nyaman ketika dipegang, dengan recoil rendah saat menembak, sehingga level presisi-nya tinggi.

Sejak produksi tahun pertama, Luger langsung diadopsi menjadi pistol resmi Swiss Army dan berlanjut 70 tahun berikutnya. Saat itu, Swiss diketahui memakai Luger dengan amunisi kaliber 7,65 mm, dikenal juga sebagai OP00. Tentara Angkatan Laut Jerman menggunakan senjata ini pada 1904, disusul Angkatan Darat Jerman yang mengadopsi empat tahun setelah itu.

Alasan Kuat Komnas HAM

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga ada penembak ketiga yang terlibat pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, saat menjabat Kadiv Propam Polri. Jadi bukan hanya Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E yang melakukan penembakan di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ada seorang lain yang kemungkinan melakukannya. Bahkan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut kemungkinan Putri Candrawathi ikut menembak.

"Iya (termasuk Putri menembak). Makanya saya katakan juga berkali-kali saya mungkin dibaca mungkin record-nya (CCTV) diambil. Saya katakan saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang, karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan," ujar Taufan dalam program Rosi yang ditayangkan Kompas TV pada Jumat (9/9/2022) malam.

Analisis Komnas HAM didasari uji balistik dan autopsi ulang menunjukkan bukti tak hanya satu peluru yang mengenai tubuh korban. "Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," lanjutnya.

Menurut Taufan, diduga penembak ketiga merupakan orang yang berada di lokasi saat kejadian penembakan Brigadir J. Diharapkannya, penyidik Polri yang menangani kasus itu bisa merangkai fakta dari peristiwa yang tidak terpaku hanya kepada keterangan saksi. "Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata. Mereka katakan ada bukti lain," ucapnya.

Ia pun mengungkap problem untuk mengungkap soal kemungkinan penembak ketiga. "Sebab begini, ada satu problem yang luar biasa di situ, (yakni) dihilangkannya CCTV di dalam rumah," lanjut Taufan.

Menurut Taufan, dugaan keterlibatan pihak ketiga dalam peristiwa berdarah itu berdasarkan sejumlah bukti dari otopsi ulang maupun uji balistik. Bukti-bukti itu menegaskan tidak hanya satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J. "Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," kata Taufan.

"Kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis (dugaan pihak ketiga) itu sah-sah saja dia bilang. Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga," ucap Taufan.

Beberapa waktu lalu, Taufan pernah mengatakan bahwa pelaku penembakan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat bisa saja lebih dari dua orang. Akan tetapi, Taufan mengatakan, pelaku yang menembak dalam kasus ini masih dalam perdebatan lantaran bukti yang ada hanya diperoleh dari keterangan para pelaku.

"Saya kira nanti (uji balistik) senjata (dan pembuktian) macam-macam bisa membuktikan siapa sesungguhnya yang menembak, satu orang, dua orang atau mungkin bisa saja lebih dari dua orang," ujar Taufan saat ditemui di kantor Komnas HAM, Senin (29/8/2022).

Komnas HAM, ujar Taufan, akan berfokus pada proses pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sesuai dengan fakta yang sudah dikumpulkan. "Saya kira tugas penyidik saat ini untuk mendalami dan mencari bukti-bukti (peristiwa lain) selain keterangan (pelaku)," imbuh dia.

Putri Candrawathi belum ditahan

Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto mengungkap alasan Putri Candrawati tidak ditahan. Ia menjelaskan, Putri Candrawati melalui kuasa hukumnya mengajukan permohonan agar tidak ditahan walaupun berstatus tersangka.

"Tadi malam Ibu PC sudah dilakukan pemeriksaan, kemudian ada permintaan dari kuasa hukum atau lawyer Bu PC untuk tidak dilakukan penahanan," kata Agung Budi Maryoto di Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9/2022), diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Spesifikasi dan Harga Pistol Luger yang Dipakai Pembunuh Brigadir J, Punya Ferdy Sambo atau Putri ?

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved