Gerakan 30 September
KISAH PILU Pierre Tendean Batal Nikah di Medan, Ngaku Jenderal Nasution yang Dicari Cakrabirawa
Peristiwa G30S/PKI tak dapat dipisahkan dengan tragedi kematian Letnan Pierre Tendean . . .
TRIBUN MEDAN.com - Peristiwa G30S/PKI tak dapat dipisahkan dengan tragedi kematian Letnan Pierre Tendean.
Diketahui, kisahnya hingga kini masih diperbincangkan khalayak.
Seperti diketahui, Pierre Tendean Batal Nikah di Medan. Dia berani mengaku sebagai Jenderal AH Nasution yang dicari pasukan Tjakrabirawa.
Pierre Tandean ikut terbunuh bersama jenderal lainnya di Lubang Buaya.
Baca juga: Terungkap Kenapa Soeharto Bisa Lolos dari Maut dalam Peristiwa G30S PKI, Sosok Ini Beber Alasannya

Sejarah mencatat, peristiwa G30S/PKI menjadi momen kelam dalam perjalanan Republik Indonesia.
Baca juga: Cerita Norman Kamaru Setelah Hilang dari Dunia Hiburan, Mantan Anggota Brimob Tergiur Jadi Artis
Pasukan bersenjata yang didalangi Partai Komunis Indonesia (PKI), melakukan operasi penculikan sejumlah jenderal TNI.
Oknum dari Pasukan Tjakrabirawa itu tak pandang bulu.
Mereka menembak mati sejumlah orang dalam melaksanakan operasi tersebut.
Tragedi berdarah G30S/PKI itu juga memupuskan harapan The Rising Star di lingkungan TNI AD, Lettu Pierre Tendean untuk menikah dengan wanita pujaan hatinya.
Baca juga: Penyebab Meninggalnya Azyumardi Azra di Malaysia, Kondisi Ketua Dewan Pers Sehari Sebelum Meninggal
Pesta pernikahan yang rencananya digelar di Medan, Sumatera Utara batal terwujud.
Ajudan Jenderal AH Nasution itu dibunuh dan jasadnya dibuang ke Lubang Buaya, kawasan Jakarta Timur.

Kapten Pierre Tendean (WIKIPEDIA)
Lettu Pierre Tendean, pada masanya dikenal sebagai The Rising Star di lingkungan TNI AD.
Inilah jejak Lettu Pierre Tendean hingga menjadi ajudan Jenderal AH Nasution:
Pierre Andries Tendean, merupakan anak dari pasangan AL Tendean, seorang dokter dari Minahasa, dan ME Cornet, wanita Indo berdarah Prancis.
Sejak kecil, Pierre Tendean selalu memiliki tekad menjadi seorang tentara.