Sumut Memilih
Wagub Musa Rajekshah Akui Cost Politik di Indonesia Terlalu Tinggi, Tekankan Jauhi Money Politik
Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara Musa Rajekshah mengingatkan semua pihak agar menjauhi money politik (politik uang) pada Pemilu 2024 nantinya.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara Musa Rajekshah atau Ijeck mengingatkan semua pihak agar menjauhi money politik (politik uang) pada Pemilu 2024 nantinya.
Menurut Ijeck, pada Pemilu merupakan ajang untuk mendapatkan pemimpin yang amanah, bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat.
Hal ini disampaikan Ijeck saat menjadi pemateri dalam Talkshow bertema “Menatap Masa Depan Sumut Menjelang Pemilihan Umum 2024” yang digelar Badko HMI Sumut di Auditorium USU, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: Wagub Sumut Ijeck Tanggapi Kampanye Pilkada saat Pandemi Corona hingga Singgung Money Politik
Dalam kesempatan itu, Ijeck menyebut cost (biaya) politik di Indonesia terlalu tinggi. Sehingga banyak pemimpin yang ketika sudah menjabat, pasti menginginkan cost politik yang telah dikeluarkannya itu kembali.
“Kalau bicara money politik, pada dasarnya setiap negara pasti ada money politik ini. Cuma tidak seperti di kita. Kita di sini cost politik kita terlalu tinggi. Jadi sama-sama kita perbaiki agar kita bisa mendapat pemimpin yang amanah, bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat,” ujar Ijeck.
Selain Ijeck, hadir juga menjadi pemateri yakni Dekan FISIP USU Hatta Ridho, Ketua Bidang Politik MW Kahmi Sumut Sugiat Santoso, Ketua KPU Sumut Herdensi, Praktisi Hukum Irwansyah Nasution dan Ketua Bawaslu Serdangbedagai Agusli Matondang.
Dekan FISIP USU Hatta Ridho mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei yang telah pihaknya lakukan beberapa waktu lalu kepada 1.200 responden, diketahui bahwa ke depan masyarakat menginginkan pemimpin yang bisa mengatasi ekonomi Sumut. Dalam arti bisa mengatasi kemiskinan di Sumut.
“Pertama itu angka kemiskinan kita masih cukup tinggi. IPM kita masih 71,7 persen. Sedikit di bawah rata-rata nasional. Kemudian masyarakat juga menginginkan pemimpin yang bisa mengatasi infrastruktur jalan Sumut yang masih banyak rusak. Selanjutnya pemimpin yang bisa menghapuskan outshorching dan masyarakat menginginkan harga kebutuhan pokok tidak mahal,” ujarnya.
Empat hal itulah, kata Hatta Ridho, yang menjadi PR pemimpin ke depan. Ia juga menyebutkan bahwa dalam pemilu, masalah politik uang di Indonesia juga sangat tinggi.
Baca juga: DETIK-detik Keputusan MK tentang Money Politik Rp 100 Miliar Vandiko Gultom di Pilkada Samosir
“Karena dia terpilih dengan uang, makanya permasalahan kita juga tidak pernah selesai,” ujarnya.
Hal yang sama juga diutarakan Sugiat Santoso. Ia menyebutkan bahwa banyak alumni HMI yang kalah dalam Pileg karena tidak punya uang.
"Saya berharap agar ke depan politik uang ini tidak ada lagi. Kami semua sama-sama menginginkan ke depan agar politik uang dijauhkan masyarakat dalam Pemilu," pungkasnya.
(cr14/tribun-medan.com)
