Cerita Kamaruddin Soal Sambo
Kamaruddin Simanjuntak: Saya Pasang Badan Lapor Sambo Karena Tidak Ada yang Berani, Dia Orang Kuat!
Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak bongkar awal mula dia berani melaporkan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: M.Andimaz Kahfi
TRIBUN-MEDAN.COM - Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak bongkar awal mula dia berani melaporkan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Saya laporkan mereka mustahil jadi tersangka, karena saya pasang badan dulu melaporkan. Karena tidak ada yang berani," kata Kamaruddin Simanjuntak di Medan, Sabtu (24/9/2022).
"Jangankan masyarakat, polisi sendiri pun takut, jenderal sendiri pun takut, kan begitu. Karena ini orang kuat yang jaringannya (circle) di mana-mana antar lembaga," tambahnya.
Kamaruddin menjelaskan akhirnya ia berani pasang badan dan melaporkan dengan modal kecerdasan dan kenekatan dirinya.
"Pasang badan saya, walaupun saya di maki-maki, dibully oleh masyarakat awalnya, termasuk oleh lembaga-lembaga itu. Bahkan saya diancam-ancam mau ditangkap mau dilaporlah, saya enggak peduli," tegas Kamaruddin Simanjuntak.
"Saya yakin dengan laporan saya. Saya punya bukti karena saya punya banyak teman intelijen yang menyuplai informasi," sambungnya.
Lanjut Kamaruddin Simanjuntak, tetapi saat itu ayah almarhum Brigadir J, Samuel Hutabarat mungkin karena sudah tua, kurang sabar mengikuti perkara.
"Mungkin dia kesal mendengar berita tiap hari anaknya terus difitnah. Jadi dia mungkin darah tinggi atau tensinya meningkat ya. Karena pertama almarhum Brigadir Yosua dibilang merudapaksa Putri Candrawathi di Duren Tiga Jakarta Selatan, ketika pulang dari luar kota dengan pakaian minim," tuturnya.
"Almarhum disebut masuk ke kamarnya lalu merudapaksa. Lalu perkataan itu diduplikasi semua oleh Kapolres, Karopenmas Polri, Benny Mamoto Kompolnas, Komnas HAM, Komnas Perempuan dan lembaga terkait lainnya termasuk DPR. Itu saya lawan enggak mungkin ajudan bisa masuk ke ruang jenderal nya," tambahnya.
Kamaruddin menegaskan, jangankan menyentuh istri jenderal, melihat engsel pintu saja mungkin Brigadir J tidak berani. Karena semua terekam CCTV.
"Saya banyak bergaul dengan Pangdam dan Kapolda toh. Saya tahu betul bagaimana ajudan itu diperlakukan. Justru saya sering stres melihat ajudan itu. Ditanya sama jenderal sudah makan belum, siap katanya," ujarnya.
"Saya bingung, ditanya sudah makan apa belum kok jawabnya siap. Apapun siap-siap, jadi menerjemahkan siap itu saya bingung. Justru mereka itu seperti orang tidak merdeka ajudan itu. Tidak bisa ngomong macam kita ini bebas," sambungnya.
Masih kata Kamaruddin Simanjuntak, melihat hal itu dia berfikir jadi bagaimana seorang ajudan bisa merudapaksa istri jenderal.
"Kan enggak masuk akal itu, apalagi istri Kadiv Propam. Orang the full power di Indonesia. Bisa memeriksa Kapolda, bisa memeriksa pejabat Polri yang lain. Masa ajudan dengan pangkat Brigadir bisa merudapaksa istri jenderal," katanya.
"Kalau jenderal bintang dua, istrinya (bintang tiga). Masa ke bintang dua saja segan minta ampun, masa berani merudapaksa istrinya (bintang tiga)," pungkasnya.
(mak/tribun-medan.com)