Kongres Partai Komunis China
Presiden Putin Berikan Dukungan Penuh pada Xi Jinping di Tengah Gejolak Politik di China
Itu merupakan pertemuan langsung pertama antara Putin dan Xi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, sebagaimana dilansir Reuters.
TRIBUN-MEDAN.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Keduanya bertemu langsung di sela-sela pertemuan tingkat tinggi Organisasi Kerjasama Shanghai (CSO) di Samarkand, Uzbekistan.
Putin memberikan beragam dukungan dari Rusia untuk China kala bertemu dengan Xi.
Dia mengatakan kepada Xi bahwa Rusia mendukung kebijakan “Satu China” dari Beijing dan menentang provokasi AS di Selat Taiwan.
Itu merupakan pertemuan langsung pertama antara Putin dan Xi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam pidato pembukaan yang disiarkan televisi, Putin mengatakan kepada Xi bahwa pihaknya sangat menghargai posisi seimbang dari "teman-teman" di China dalam hal krisis Ukraina.
“Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda tentang hal ini. Selama pertemuan hari ini, kami tentu saja akan menjelaskan posisi kami,” ucap Putin, dilansir Minggu.

Dari kiri ke kanan: Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Mongolia Ukhnaa Khurelsukh mengadakan pertemuan trilateral di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand pada 15 September 2022. (ALEXANDR DEMYANCHUK/SPUTNIK/AFP)
Rusia terus merapat dan semakin mesra dengan China sejak memulai invasinya ke Ukraina pada Februari.
Invasi tersebut memicu serangkaian saksi dari Barat terhadap Rusia hingga membuat perekonomian Moskwa terpukul.
Putin merujuk pada desakan Beijing bahwa negara-negara lain tidak mengakui Taiwan.
“Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip Satu China," kata Putin.
Dia menambahkan bahwa Rusia mengutuk provokasi oleh AS dan “satelit-satelit” mereka di Selat Taiwan.
Satelit-satelit yang dimaksud Putin kemungkinan merujuk pada kapal perang Angkatan Laut AS yang berlayar melalui Selat Taiwan pada 27 Agustus.
AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi terikat oleh hukum untuk menyediakan pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.
Di sisi lain, China selalu mengeklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya.

Baca juga: Sosok Jenderal Calon Kuat Pengganti Presiden Xi Jinping, Mencuat Namanya di Balik Isu Kudeta
Baca juga: MENGUAT ISU Kudeta Xi Jinping Menjelang Kongres Partai Komunis, Sejumlah Lawan Politik Dihabisi