Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan
127 Orang Tewas, Lemas Ditembaki Gas Air Mata Terinjak-injak Sesama, Kapolda Sebut Sesuai Prosedur
Update Berita kerusuhan massal melibatkan suporter di stadion Kanjuruhan Malang hari ini,
Kala itu, sejumlah supporter berusaha masuk ke tengah lapangan Stadion Kanjuruhan, setelah Arema ditekuk Persebaya dengan skor 2-3.

"Usai laga, para suporter mulai memanas. Pemain Arema FC mendatangi tribun untuk mengucapkan permintaan maafnya kepada suporter," kata Purwanto, reporter wartawan Surya.co.id yang ada di lokasi, Sabtu (1/110/2022).
Tak lama berselang, tiba-tiba supporter berusaha merangseng masuk ke tengah stadion.
Inilah yang kemudian membuat petugas menembbakkan gas air mata ke tengah tribun penonton.
"Usai para pemain meminta maaf, tiba-tiba suporter di beberapa titik mulai memasuki area dalam stadion," terang Purwanto.
Tak ingin kejadian kericuhan menjadi runyam, petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan.
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
Hal itu, kata Purwanto, yang menyebabkan para suporter berusaha keluar stadion untuk menyelamatkan diri.
Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut itu terjadi.
"Saat itu beberapa petugas mulai mengamankan, namun kondisi justru tidak kondusif sehingga petugas berusaha mengamankan dengan cara yang cukup signifikan saat para suporter memasuki area dalam stadion. Di situ terjadi kerusuhan."
"Usai laga, kerusuhan terjadi cukup lama. Petugas medis juga terbatas sehingga beberapa petugas kewalahan. Akhirnya para awak media juga menolong korban yang terkena gas air mata."
"Jadi pada saat kerusuhan, pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Terjadi crowded, karena penonton kaget dan panik."
"Mereka akhirnya memasuki area dalam stadion Kanjuruhan. Mereka berdesakan untuk menyelamatkan diri keluar stadion." Itulah yang menyebabkan banyak korban berjatuhan."
"Mereka sesak nafas karena gas air mata, terus berjubel sehingga sebagian ada yang terinjak," terang Purwanto.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta Karokaro mengatakan, alasan supporter yang ada di tribun penonton ditembaki gas air mata karena sempat ada yang ingin turun ke lapangan.
"Sebelumnya didahului oleh imbauan terlebih dahulu kepada suporter. Jadi tolong dipahami rekan-rekan. Sudah dihalau oleh aparat kami untuk tidak usah turun ke lapangan," kata Nico saat memberikan keterangan di Polres Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari.
Nico menambahkan, imbauan petugas tidak diindahkan oleh kelompok suporter.
Hingga akhirnya suporter tumpah ruah ke dalam lapangan mengejar pemain Arema FC yang hendak berjalan menuju ruang ganti.
Menurut Nico Afinta, suporter begitu kecewa dengan penampilan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
"Beberapa imbauan itu tidak dituruti kemudian dilakukan pemukulan terhadap petugas kepolisian. Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," jelas Irjen Pol Nico Afinta.
Irjen Nico Afinta menyesalkan peristiwa maut ini terjadi dalam sepak bola Indonesia.
"Selama ini komunikasi dengan suporter Arema juga baik. Kami juga sedang mendalami kenapa suporter yang tidak puas ini begitu beringasnya," terangnya.
Dia berharap tragedi Arema vs Persebaya tidak lagi terjadi.
"Jadi mari kami selesaikan terlebih dahulu. Kita koordinasi untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini," tutupnya.
Kapolda Sebut Tembakan Gas Air Mata Sesuai SOP
Gas air mata yang ditembakkan pihak kepolisian diduga menjadi penyebab banyaknya korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Sebanyak 127 orang dilaporkan kehilangan nyawa dalam kerusuhan yang terjadi seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Untuk meredamnya, pihak keamanan sengaja melepaskan tembakan gas air mata.
Mengenai langkah tersebut, Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, mengatakan, penembakan gas air mata itu sudah sesuai prosedur untuk menghalau upaya oknum suporter merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkistis, hingga menyerang anggota.
"Para supoter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," kata Nico dalam konferensi pers di Mapolres Malang sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022) pagi.
Nico menyebutkan, dari sekitar 42.288 supoter tidak semuanya turun ke lapangan, hanya sekitar 3.000 orang yang merangsek ke dalam lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suporter," tandas Nico.
Nico mengatakan korban tewas dalam insiden itu sebanyak 127 orang.
Dua di antaranya polisi. Sebagian korban tewas di Stadion Kanjuruhan, dan sisanya 93 orang di rumah sakit.
Nico menyayangkan suporter yang tidak mematuhi aturan hingga menyebabkan tragedi ini terjadi.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ujar Nico.
Polisi Langgar Aturan FIFA Soal Gas Air Mata
Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion, penggunaan gas air mata nyatanya tidak diperbolehkan.
Lebih tepatnya tertulis di pasal 19 b soal pengamanan di pinggir lapangan.
"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.
Jika mengacu pasal 19 b tersebut, pihak keamanan laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan melanggar aturan FIFA.
Insiden kerusuhan bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3.
Seusai pertandingan, ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang.
Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan.
Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan. Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.
Suporter di Tribun Ikut Lemas hingga Tewas Keracunan Gas Air Mata?
Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter berusaha menyelamatkan diri.
Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter, baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.
Banyak juga yang mengalami sesak napas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.
(*/tribun-medan.com/suryamalang.com/kompas.com/Willy Widianto/Surya)
BERITA Terkini Kerusuhan Kanjuruhan Malang, 100 Lebih Suporter Tewas Terinjak-injak,Mahfud MD Bicara