Sumut Memilih
Bawaslu Sumut Ajak Mahasiswa dan Milenial Ikut Berpartisipasi dalam Pengawasan Pemilu 2024
Bawaslu Sumatera Utara menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Nias, Kota Gunungsitoli.
TRIBUN-MEDAN.COM, GUNUNGSITOLI - Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Sumatera Utara menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Nias, Kota Gunungsitoli.
Dalam kegiatan yang digelar Bawaslu Sumut tersebut, empat narasumber mengajak partisipasi mahasiswa, milenial dan komunitas masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Kordiv Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang mengatakan kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Lingkungan Akademik ini merupakan Program Nasional dalam bingkai Pusat Pengembangan Pendidikan Pengawasan Partisipatif.
Baca juga: Bawaslu Sumut Terima Aduan Pelanggaran Administratif pada Tahapan Pemilu 2024
Suhadi menuturkan, kegiatan sosialisasi ini merupakan upaya Pencegahan terjadinya Potensi Pelanggaran pada Pemilu dan Pemilihan Tahun 2024.
"Serta pelaksanaan amanah dari UU No 7 tahun 2017 Pasal 94 ayat 1 huruf d yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pengawasan Pemilu," ujarnya, Sabtu (8/10/2022).
Selain itu, Suhadi juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Pengawasan Partisipatif di 2 (dua) Lokasi yaitu, Kota Gunungsitoli dan Tebingtinggi yang akan melibatkan seluruh elemen organisasi/komunitas masyarakat di Nias Kepulauan dan sebagian kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara lainnya.
“Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, Bawaslu ingin mewujudkan tegaknya keadilan dalam Penyelenggaraan Pemilu yang meliputi keadilan hukum dan hak pilih untuk peserta pemilu dan warga negara," katanya.
Dikatakannya, pengawasan terbuka dari kalangan mahasiswa hingga komunitas dapat mencegah terjadinya potensi pelanggaran oleh Bawaslu Sumut.
"Untuk itu perlu dimasifkan sosialisasi pentingnya berpartisipasi dalam pemilu dan pengawasan pemilu, membentuk kader-kader pengawasan partisipatif pemilu berbasis milenial (SKPP), membentuk komunitas pengawasan partisipatif di masyarakat, penguatan pelibatan stakeholder dalam pengawasan partisipatif (Pers, organisasi masyarakat, Organisasi keagamaan, akademik, dll),” terang Suhadi.
Akademisi Universitas Nias, Adrianus Zega mengatakan, Pemilihan Umum merupakan contoh perwujudan nyata dalam sistem Demokrasi.
"Sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang memiliki hak untuk memilih sosok yang dianggap pantas dijadikan pemimpin dan sebagai sarana bagi rakyat untuk terlibat," katanya.
Baca juga: BAWASLU Sumut Buka Posko Pengecekan Keanggotaan Partai Politik melalui Link Website
Tokoh Masyarakat/Ketua PCNU Kota Gunungsitoli, Hamdan Telaumbanua, mengatakan ada beberapa tantangan dalam Pemilu yang menjadi perhatian bersama, di antaranya adalah munculnya hoax terhadap hasil pemilu di media sosial, SDM penyelenggara di tingkat PPS dan TPS.
"Kadang juga mindset para pemilih yang masih menginginkan transaksional politik, sosialisasi dan pendidikan pemilih pemula yang hampir tidak dapat dikendalikan yang akan berefek terhadap konflik sosial dalam pemilu," ucapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Nias, Eliyunus Waruwu, mengimbau agar setiap mahasiswa yang hadir mengikuti kegiatan sosialisasi mampu menyampaikan kepada keluarga, sahabat, dan rekan-rekan lainnya minimal 1 orang setiap hari.
"Jadi kalau jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang, berarti setiap hari akan ada 30 orang yang tersadarkan akan kepedulian terhadap pemilu dan pengawasan pemilu. Dan jika dikalikan dengan setiap harinya hingga pemilihan dilaksanakan, maka akan begitu besar peran pengawasan pemilu di Kota Gunungsitoli," katanya.
(cr14/tribun-medan.com)