Legenda PSMS
KISAH Edu Juanda 'Si Kaki Setan', Legenda PSMS dan Timnas Indonesia, Tak Gengsi Menyambi Jadi Ojol
Walaupun Edu Juanda masih pemain muda kala itu, tapi dia menunjukkan kematangannya di lini tengah PSMS Medan bersama gelandang asing, Ariel Gutierrez.
Bakatnya muncul sejak ia menjadi atlet sepakbola binaan di PPLP Sumut.
Usai mengenyam pelatihan di PPLP Sumut, Edu memperkuat timnas pelajar.
Tak perlu waktu lama, ia langsung dilirik Coach Suimin Diharja yang tengah menukangi PSMS di tahun 2000an dan memanggilnya ke dalam tim.
Usai gabung bersama Ayam Kinantan, ia langsung diproyeksikan mengisi pos tengah skuat PSMS Medan oleh coach Suimin yang tak salah mengambilnya.
Walaupun Edu masih pemain muda, tapi dia menunjukkan kematangannya di lini tengah PSMS Medan bersama gelandang asing, Ariel Gutierrez.
Saat aktif menjadi pemain, Edu memang memiliki kelebihan sebagai seorang gelandang.
Ia punya permainan menekan, umpan dan tendangan bebas yang mematikan. Bahkan, senior di tim nya memanggilnya dengan julukan "Kaki Setan".
Setahun di PSMS Medan, Edu pun hijrah ke PSPS Riau yang saat itu dijuluki Real Galaticos, karena diisi pemain Timnas di antaranya Kurniawan Dwi, Bima Sakti, Aples Tecuari, Sugiantoro, dan lain-lain.
Tak sampai di situ, Edu muda terus berkembang dan selalu menjadi langganan Timnas bersama nama-nama beken seperti Firman Utina, dan Ponaryo Astaman.
Selesai dari PSPS, Edu pun hijrah ke Persebaya.
Bersama Bajul Ijo, ia selalu menjadi pilihan utama di lini tengah.
Sampai terjadilah kejadian saat Derby Jawa Timur digelar antara Persebaya vs Persik Kediri, Edu menerima tackle keras yang menyebabkan lututnya cedera parah.
Kejadian menyedihkan itu memaksa Edu Juanda harus istirahat sampai akhir musim.
Edu pun memutuskan balik ke Medan untuk penyembuhan.
Tapi cedera yang ia derita cukup parah dan mengharuskannya istirahat sampai dua tahun.
Baca juga: Tim Diliburkan, Manajemen PSMS Medan Pastikan Hak Pemain dan Pelatih Terpenuhi
