Pembunuhan Wanita di Apartemen
Fakta Baru Sosok Rudolf Tobing Pembunuh Sadis: Punya Trauma Psikologis Masa Kecil dan Sekolah di AS
Rudolf Tobing (36) menjadi sosok yang menakutkan setelah pengakuannya puas membunuh temannya bernama Ade Yunia Rizabani alias Icha (36) di apartemen.
TRIBUN-MEDAN.com - Rudolf Tobing (36) menjadi sosok yang menakutkan setelah pengakuannya puas membunuh temannya bernama Ade Yunia Rizabani alias Icha (36) di apartemen.
Rudolf Tobing yang juga terlihat di laman Instagramnya sering mengisi khotbah di GBI turut merencanakan membunuh dua temannya lagi. Namun dua temannya ini susah dihibungi.
Rudolf Tobing sengaja menyewa kamar di apartemen di Jakarta Pusat untuk melancarkan aksi pembunuhan.
Polda Metro Jaya akhrinya memeberikan keterangan soal kejiwaan Rudolf Tobing.
Terungkap masa lalu Rudolf pembunuh wanita yang mayatnya ditemukan di Tol Becakayu.
Berikut beberapa fakta terkait masa lalu Rudolf, yang tega membunuh temannya sendiri tanpa rasa bersalah.
Punya Trauma Masa Kecil
Pelaku pembunuhan yang bernama Christian Rudolf Tobing, itu ternyata memiliki trauma semasa kecil.
Semasa kecil, Rudolf sering dipukuli oleh ayahnya hingga berakibat saat ia dewasa tak bisa mengontrol emosinya.
Hal itu diketahui berdasar pemeriksaan psikologi Rudolf yang dilakukan oleh tim penyidik.
"Pelaku sering dipukuli almarhum orangtua dan punya emosi yang meledak-meledak," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Pernah Sekolah di Amerika
Fakta lainnya, terungkap pula masa lalu Rudolf saat mengenyam pendidikan.
Rudolf ternyata pernah bersekolah di Amerika Serikat.
Indrawienny menerangkan, tersangka bersekolah di Amerika sejak Sekolah Menengah Atas atau SMA.
Setelah lulus, Rudolf melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di Amerika.
Namun tersangka kemudian pulang kembali ke Indonesia lantaran dideportasi.
"Tersangka pernah kuliah di Amerika namun dipulangkan karena pelaku dideportasi," ucapnya, dikutip Tribunnews.
Tersangka dideportasi lantaran pelaku melanggar aturan visa dengan bekerja secara penuh waktu atau full time di negeri orang.
Selanjutnya, Rudolf kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi ilmu Teologi di Jakarta.
"(tersangka) melanjutkan sekolah Teologi dan lulus tahun 2015," tuturnya.
Menjadi Pendeta Muda
Setelah belajar di sekolah Teologi, Rudolf kemudian menjadi seorang pendeta muda di sebuah gereja di Bogor.
"Berdasarkan keterangan pelaku, dia pernah menjadi pendeta muda di salah satu gereja di Bogor," kata Panjiyoga kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Meski begitu, Panjiyoga mengatakan pihaknya masih mendalami soal Rudolf pernah menjadi pendeta muda tersebut.
"Pengakuan tersangka pernah menjadi pelayan di gereja ini masih didalami lagi," jelas Panjiyoga.
Namun berdasar pengakuan pelaku, perjaannya saat ini adalah sebagai terapis anak berkebutuhan khusus.
"Kerjaan tersangka ini sekarang adalah salah satu terapis untuk anak berkebutuhan khusus," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Tersenyum Setelah Berhasil Habisi Korban
Aksi Rudolf setelah melakukan pembunuhan terekam dalam sebuah CCTV.
Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku langsung membungkus jasad korban menggunakan plastik dan lakban berwarna hitam.
Jasad AYR kemudian dibawa dari lokasi pembunuhan menggunakan mobil berwarna putih dan dibuang ke kolong Tol Becakayu.
Rekaman CCTV lift memperlihatkan pelaku R terlihat membawa mayat korban di dalam sebuah bungkusan dengan menggunakan troli.
Video di media sosial memperlihatkan pelaku R yang berkepala plontos masuk ke dalam lift dengan mendorong sebuah troli.
Pelaku R yang mengenakan kaos dan bercelana pendek tampak tersenyum saat memasuki lift.
Soal mimik muka pelaku yang tersenyum dan terekam di CCTV rupanya ada makna tersendiri.
AKBP Indrawienny Panji Yoga mengatakan menurut keterangan pelaku tersenyum karena senang karena target sudah tewas terbunuh.
"Target sudah dicapai, korban sudah meninggal dunia," imbuhnya.
Rudolf Ngaku Senang dan Puas
Christian Rudolf Tobing (36) mengaku sengaja menyewa kamar di apartemen untuk membunuh Ade Yunia Rizabani Paembonan (36).
Hal ini ungkapkan oleh Polda Metro Jaya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panji Yoga mengungkapkan hubungan korban dan pelaku adalah teman dekat atau sahabat.
Mereka terlibat dalam sebuah komunitas rohani bernama J ARMY.
“Pelaku pernah menjadi pendeta muda di salah satu gereja di Bogor,” ujar Panji Yoga, Jumat (21/10/2022) dalam program Kompas Petang di Kompas TV.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku ternyata sudah merencanakan pembunuhan tersebut.
Ia sengaja menyewa kamar apartemen semalam untuk melancarkan aksinya.
Motifnya, sakit hati karena korban kedapatan berfoto bersama dengan salah satu kawan mereka berinisial H yang dianggap musuh oleh Rudolf.
Selain korban, Rudolf ternyata juga menargetkan bakal menghabisi dua orang teman lainnya karena dianggap musuh.
“Pelaku merasa sakit hati terhadap korban, seharusnya berpihak kepada dia tetapi mengapa berjalan orang yang tidak disukai pelaku, di sini pelaku juga merasa senang karena targetnya sudah tercapai dan masih menargetkan dua orang lagi,” ucapnya.
Rencananya, pelaku juga akan menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi dengan RS Polri untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku pada esok hari, Sabtu (22/10/2022).
(*)
Sebagian artikel sudah tayang di tribunnews.com