Sumut Terkini
Arogannya Kades pada Warga Kemalangan, Gubernur Edy Sempat Sebut: Banyak Kades Masuk Neraka
Aksi arogansi kepala desa Sempung Polling Kecamatan Lae Parira, Dairi yang membongkar tenda kemalangan salah seorang warganya viral di medsos
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.COM, DAIRI - Aksi arogansi Kepala Desa Sempung Polling Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi yang membongkar tenda kemalangan salah seorang warganya viral di media sosial.
Aksi tersebut sempat direkam oleh salah seorang warga dan diunggah ke akun Facebook atas nama Senang Silaban.
""Inilah Arogannya seorang kepala desa sempung polling, juanda saraan merubuhkan tenda dirumah duka kemalangan, atas nama yg meninggal parlin sihombing status lajang warga dusun 1 sempung polling kec. Laeparira kab. Dairi. Sidikalang, " tulis pemilik akun Facebook, Senang Silaban.
Baca juga: Suami Ria Ricis Dituding Mirip Rizky Billar, Numpang Pansos kepada Istrinya Sendiri
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa kepala desa akan banyak yang masuk ke dalam neraka.
"Kau kepala desa, jangan hanya tertunduk saja. Gara - gara kau lah makanya seperti ini. Makanya saya bilang kau masuk neraka nanti, " ujar Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Kabupaten Dairi, Kamis (21/7/2022) lalu.
Ucapan Edy Rahmayadi itu sontak memberikan gambaran bagaimana kinerja kepala desa yang dianggap memiliki dosa yang besar kepada masyarakat.
Baca juga: Eva Belisima, Mantan Istri Ketiga Kiwil Buka-bukaan Pernah Jadi Korban KDRT, Ini Katanya
Dirinya pun juga meminta kepada para kepala desa untuk membantu kinerja Bupati Dairi dalam hal memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
"Kalau kau hanya mensensus janda aja, tak akan ada apa - apanya Bupati Dairi ini. Kalau masalah sensus janda, cepat kali kau, " ungkap Eddy Rahmayadi kala itu.
Statemen Edy Rahmayadi ini pun dikaitkan kembali dengan kejadian baru-baru ini. Aksi kepala desa yang dianggap arogan lantaran merubuhkan tenda orang berduka.
Camat Lae Parira, Lamhot Silalahi mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 13 Oktober 2022.
"Itu kejadiannya 2 minggu lalu, tepatnya tanggal 13 Oktober kemarin, " ujarnya kepada Tribun Medan, Minggu (23/10/2022).
Lamhot menjelaskan, saat ini antara kepala desa dan keluarga duka sudah sepakat berdamai.
"Setelah kejadian itu, keesokan harinya saya langsung memanggil kedua belah pihak ke Kantor Kepala Desa untuk berdamai, " ungkapnya.
Dikatakannya, kejadian tersebut disebabkan salah paham karena pihak rumah duka memasang tenda di kemalangan di sebuah lahan milik marga Saraan.
"Jadi kemarin itu, pihak rumah duka memasang tenda di lahan milik bekas pasar, milik marga Saraan. Jadi di sampaikan lah untuk minta izin dulu untuk mendirikan tenda, " Jelasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/oknum-kades-beongkar.jpg)