Kasus Perbudakan
Derita Kakak Beradik, Dijadikan Budak Kelaparan dan Dipaksa Jualan Miras, Pelaku Belum Ditangkap
Dua kakak beradik menjadi korban perbudakan dan disekap oleh pemilik toko miras yang ada di Kota Tebingtinggi
TRIBUN-MEDAN.COM,TEBINGTINGGI- Nasib malang dialami kakak beradik RMS (17) dan SPM (10).
Sudah beberapa tahun belakangan ini, kakak beradik tersebut disekap dan dijadikan budak oleh pemilik toko miras di Kota Tebingtinggi bernama Dora Silalahi.
Sayangnya, meski kasus perbudakan ini sudah dilaporkan ke Polres Tebingtinggi, tapi Dora Silalahi belum ditangkap.
Sampai sekarang, Dora Silalahi masih berkeliaran.
Baca juga: BENGISNYA Dora Silalahi, Sekap dan Perbudak Dua Anak Pungut Serta Dipaksa Jualan Miras
Menurut laporan, Dora Silalahi membuka toko penjualan miras di Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Satria, Kecamatan Padang Ilir, Kota Tebingtinggi.
Setelah kasus perbudakan ini dilaporkan, dua kakak beradik yang sempat dipaksa jualan miras itu kemudian diselamatkan oleh Lembaga Perlindungan Anak.
Baca juga: Disekap, Dijadikan Budak, Dua Anak Dipaksa Jualan Miras di Kota Tebingtinggi
Kasus ini pun sudah dilaporkan ke Polres Tebingtinggi dengan bukti lapor nomor STTPL/B/879/SPKT.TEBINGTINGGI dan STTPL/B/880/SPKT TEBINGTINGGI.
Sempat dianiaya
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kota Tebingtinggi, Eva Novarisma Purba mengatakan bahwa kakak beradik ini tidak hanya diperbudak dan disekap, tapi juga menjadi korban penganiayaan.
Selama hampitr empat tahun tinggal bersama Dora Silalahi, kedua kakak beradik ini kerap disuruh bekerja untuk menjaga toko hingga larut malam.
"Jadi keduanya itu disuruh jualan, kan ada jualan rokok, dan minuman keras hingga larut malam. Jadi keduanya itu yang kerja selama beberapa tahun," kata dia.
Meski begitu, dua anak itu tak pernah diberikan hak haknya.
Keduanya bahkan kekurangan nutrisi, sebab jarang diberi makan oleh Dora Silalahi.

"Mereka itu kerja sampai malam tidak ada gaji dan makan hanya dua kali saja. Itu seperti yang disampaikan oleh kedua korban. Makanya badan mereka kurus dan pakaiannya compang camping seperti tidak terurus," sambungnya.
Selain itu, LPAI juga menemukan bekas tanda tanda kekerasan di badan keduanya.
Kata Eva, pada bagian belakang badan korban ditemukan bekas pukulan yang mengarah pada penyiksaan.