Kasus Penyerangan
Fakta-fakta Bripda Tito Tampubolon, Baru Lulus hingga Kabur dari Barak untuk Mabuk dan Serang RS
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, mengatakan, Bripda Tito tak terima disebut satpam oleh satpam rumah sakit RS Bandung.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Nama Bripda Tito Tampubolon akhir-akhir ini mencuri perhatian publik khususnya Kota Medan.
Bukan karena prestasi menjadi anggota Polri, ia malah terlibat penganiayaan perawat RS Bandung, Medan bernama Wanda.
Karena perbuatannya, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak, Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda, Direktur Samapta Kombes Bambang Sigit Priyono, Kabid Propam Polda Sumut Kombes Joas Feriko dan Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi pun mengapungkan permintaan maaf.
Kepolisian meminta maaf akibat ulah Bripda Tito yang mencoreng nama institusi.
Mereka meminta maaf di hadapan pihak Rumah Sakit Bandung dan di hadapan awak media.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu kepada ketidaknyamanan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota polri," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Dilihat melalui akun Facebook bernama Tito Tampubolon, ada dua fotonya mengenakan seragam Polisi.

Pertama, ia berpose di depan truk Polisi berdiri tegak.
Kedua tangannya berada di ikat pinggang sambil mencondongkan dadanya ke depan.
Kemudian di foto profil Facebooknya, ia nampak berpose di sebuah lapangan hijau.
Disini ia nampak mengenakan topi berwarna hitam.
Kedua tangannya pun tetap berada di ikat pinggang.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, mengatakan, Bripda Tito tak terima disebut satpam oleh satpam rumah sakit RS Bandung.
Padahal, Bripda Tito sudah gagah mengaku sebagai personel Polisi ke satpam bersama tiga rekannya saat menjemput Ayu, perawat perempuan yang diduga disekap di kamar hotel.
Perkataan itulah yang dianggap sebagai penghinaan oleh Tito sehingga ia mengabarkan kepada ratusan rekan seangkatannya melalui grup WhatsApp untuk mencari satpam RS.