Polisi Tembak Warga
Iwan Tewas Ditembak Oknum, Keterangan Polisi dan Keluarga Bertolak Belakang
Iwan alias Nasib (49), tewas dengan cara mengenaskan dituding seorang bandar narkoba jenis sabu di kawasan Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo.
Pagi itu, ia sempat bersama dengan korban. Namun, dirinya pergi sebentar untuk membeli sesuatu di dekat rumah dan meninggalkan ayahnya.
"Aku tadi beli rokok bentar ke belakang, nggak berapa lama tiba-tiba ada suara tembakan," kata Rian kepada Tribun-medan, Senin (17/11/2022).
Lalu, dikatakannya setelah mendengar tembakan tersebut ia pun kembali ke rumah.
Ketika itu, ia pun langsung histeris melihat ayahnya sudah bersimbah darah.
"Ku pikir entah apa, rupanya ayah ku sudah kena tembak di lehernya, sudah bercucuran darah di leher," sebutnya.
Rian mengaku, ketika itu sempat melihat ada tiga orang pria berpakaian kemeja putih yang diduga polisi lari meninggalkan ayahnya.
"Polisinya tiga orang, sempat lihat cuma nampak dua orang, satu di mobil," bebernya.
Diungkapkannya, menurut informasi yang diterima polisi datang ke lokasi tersebut untuk melakukan penggeledahan terkait kasus narkotika.
Tetapi, Rian menambahkan saat itu di lokasi atau pun dari korban tidak ditemukan barang bukti apapun.
Ia mengaku bahwa memang, ayahnya merupakan penjual narkoba jenis sabu. Namun, setahun terakhir sudah berhenti.
"Kata orang itu narkoba, tapi sudah setahun yang lewat ayah ku nggak main narkoba lagi, nggak ada barang bukti," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan setelah melihat ayahnya bersimbah darah dirinya pun panik dan langsung menolong ayahnya dan membawa nya ke rumah sakit di kawasan Medan Marelan.
Ketika itu, ia membawa ayahnya ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor.
"Pertama kena tembak darah berceceran, aku lah yang bawa ke rumah sakit naik sepeda motor, dengan bercucuran darah baju penuh darah," bebernya.
Kemudian, waktu itu kondisi korban sudah sekarat lantaran darahnya terus mengalir.
Setibanya di rumah sakit di kawasan Marelan itu. Korban pun di rujuk ke Bhayangkara Medan, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Ia juga menceritakan, selama berhenti menjual narkoba setahun terakhir, kesehariannya ayahnya merupakan penjual nasi goreng dan es kelapa di kawasan Belawan.
"Jualan nasi goreng di Belawan, bantuin ibu kadang buka es kelapa juga," pungkasnya.
(cr11/tribun-medan.com)