Kasus ASN Bakar Ibu Tiri
Penuturan Camat Sei Kanan Soal ASN yang Bakar Ibu Tiri: Dia Sebenarnya Sayang Sekali Sama Ibunya
Camat Sei Kanan, Syarifah Hafni mengungkap bahwa Diana Hasibuan, ASN yang bakar ibu tiri sebenarnya sangat menyayangi ibunya itu
"Pelaku sudah kami amankan, dan masih dalam tahap pemeriksaan," ungkapnya.
Diketahui, saat kejadian pelaku diduga membakar ibu tirinya usai salat subuh karena jasad korban dalam kondisi masih memakai mukenah.
Kapolsek Sei Kanan, AKP Herry Sugiharto mengatakan, pada Jumat (11/11/2022) subuh itu, warga dan anak tiri korban lainnya mendengar suara teriakan dari rumah yang dihuni korban dan pelaku.
Baca juga: BREAKINGNEWS Arus Lalin Jalur Medan-Berastagi Terancam Lumpuh Total, Warga Bakar Ban Blokade Jalan
Kemudian menantu korban mendengar dan langsung mendatangi rumah tersebut.
Saat didatangi, korban yang bernama Nurhayati Dalimunthe sedang terbakar.
Kemudian menantu dan anak tirinya yang lain mencoba memadamkan api.
Nahas, saat itu korban mengembuskan napas terakhirnya.
Berdasarkan keterangan saksi, saat kejadian anak tirinya yang merupakan ASN di Pemkab Labusel berada di dalam kamar bersama korban.
Baca juga: ASN Eks Kepala Puskesmas yang Bunuh Ibu Tiri dengan Dugaan Depresi, Ini Pengakuan Camat Syarifah
Di situ juga ditemukan botol air mineral bekas yang diduga berisi BBM jenis pertalite bekas disiram ke korban.
"Korban berteriak kesakitan, kemudian didengar oleh anak tiri dan menantu tiri korban yang kebetulan tinggal di sebelah rumah korban. Seketika itu juga korban meninggal dunia," kata AKP Herry Sugiharto, Sabtu (12/11/2022).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ASN di Pemkab Labusel itu diduga depresi karena dimutasi dari jabatannya sebagai kepala Puskesmas di Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan sejak dua bulan terakhir.
Kemudian ia dipindahkan ke daerah jauh dari kediamannya.
Baca juga: Demi Klaim Asuransi Bayar Utang, Pasutri Rekayasa Kematian dengan Bakar ODGJ di Mobil Pikap
Selain itu, dugaan penyebab lain depresi karena suami sakit dan beban rumah tangga yang dialaminya.
"Iya PNS, sepertinya depresi, karena beliau sejak 2013 jadi Kepala Puskesmas Hutagodang dan dua bulan terakhir beliau dipindahkan. Mungkin karena jauh," ucap Herry.
Menurut data yang diperoleh Tribun-medan.com, Diana Hasibuan ini lulusan D4 Kebidanan.
Baca juga: Bos Sembako Bermarga Silalahi Ditemukan Tewas dengan Tangan dan Kaki Terikat, Pelaku Bakar CCTV
Banyak yang menilai, bahwa Diana Hasibuan termasuk orang yang paling beruntung.
Sebab, seperti kebanyakan puskesmas pada umumnya, para kepala puskesmas ini biasanya menyandang gelar sarjana dan merupakan seorang dokter.
Namun, meski lulusan D4, Diana Hasibuan berhasil menjadi Kepala Puskesmas Hutagadong hingga akhirnya dicopot dan nekat bakar ibu tiri.(tribun-medan.com)