Transformasi Digital Perbankan Syariah, Jadikan Bank Syariah Sebuah Gaya Hidup Masyarakat
Transformasi digital pada dunia perbankan mutlak dilakukan di tengah digitalisasi semua sektor kehidupan masyarakat.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Transformasi digital pada dunia perbankan mutlak dilakukan di tengah digitalisasi semua sektor kehidupan masyarakat.
Tanpa terkecuali transformasi digital yang harus dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
Jika BSI tidak melakukan transformasi digital, maka kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin bisa dipastikan BSI sebagai perbankan syariah kian tertinggal dibandingkan dengan Bank lainnya.
Hal tersebut kian membuat citra islam di mata dunia terpuruk.
Jangan sampai, akunya, masyarakat memandang bahwa Bank Syariah itu anti modernisasi, kampungan, lambat dalam merespon perubahan, kaku, tidak mampu bersaing, anti digitalisasi atau hujatan lainnya yang mengarah kepada pembentukan citra yang buruk atas kehadiran Bank Syariah.
"Bank Syariah harus menjawab tantangan zaman, salah satunya layanan perbankan harus semuanya bisa digital. Meskipun demikian layanan kepada nasabah tetap bisa dilakukan dengan cara online maupun offline," katanya, Selasa (15/11/2022).
Ia mengatakan produk perbankan syariah juga harus mampu bersaing baik dari sisi kualitas layanan produk, maupun keunggulan komparatif dari bisnis yang ditawarkan.
"Kembangkan super aplikasi yang mendukung terciptanya ekosistem perbankan yang luas dan lengkap atau komprehensif. Dan upaya penyempurnaan dilakukan tanpa harus menghilangkan citra Islam sesungguhnya yang suci dan luhur. Jadikan Bank Syariah sebagai sebuah gaya hidup masyarakat, dan bukan hanya perbankan yang terbatas melayani kebutuhan keuangan masyarakat," ujarnya.
Semakin baik ekosistem digital yang dibangun, sambungnya, maka Bank Syariah semakin dekat dengan masyarakat.
"Sehingga semakin besar peluang untuk banyak menggaet masyarakat nasabah, dan menjadikan Bank Syariah sebagai gaya hidup ekonomi modern masyarakat kita," ungkapnya.
Masih dikatakan Gunawan Benjamin, Bank Syariah harus bisa menjadi Bank yang mampu merubah mindset masyarakat yang awalnya melihat Bank umumnya dengan cara pragmatis, berubah menjadi Bank yang lebih humanis dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.
"Kalau sebelumnya masyarakat dalam memilih Bank mempertimbangkan untung ruginya. Maka Bank Syariah harus bisa menunjukan bahwa Bank Syariah dalam hal ini BSI memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan Bank lain, serta beroperasi dengan mengedepankan nilai-nilai yang luhur," katanya.
Ia menyatakan beberapa nilai luhur yang bisa diimplementasikan seperti tidak memberikan dukungan pembiayaan pada usaha yang berbasiskan pada minuman alkohol (miras), perjudian, makanan yang diharamkan, pornografi, atau perusahaan maupun perorangan yang menghasilkan produk yang lebih banyak memberikan kemudharatan.
"Dan bagi masyarakat penabung juga sebaiknya diberikan edukasi terkait dengan produk simpanan yang juga memiliki nilai luhur. Seperti tabungan dana haji, pendidikan, hari tua, kesehatan, hingga tidak menerima sumber uang dari hasil kejahatan tertentu," ujarnya.
Disisi lain, masih kata Gunawan Benjamin, Bank Syariah juga harus mampu mengedukasi akad-akad yang diterapkan di perbankan syariah.
Sehingga mindset nasabah tidak hanya fokus pada imbal hasil dibandingkan dengan bunga. Lebih dari itu, cara Bank Syariah dalam mengelola uang nasabah yang lebih mengedepankan prinsip keadilan juga mutlak diberitahukan kepada nasabah.
Sehingga masyarakat mengerti dan memahami perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Dikatakannya, masyarakat tidak hanya melihat untung rugi atau bersikap pragmatis saat melakukan transaksi keuangan dengan Bank Syariah.
Tetapi, akunya, masyarakat memahami bahwa ada nilai luhur yang dijalankan oleh Bank Syariah, selain dari keuntungan bisnis perbankan.
"Dan pastikan Bank Syariah juga bisa mengedukasi bahwa BSI hadir buat masyarakat dengan latar belakang apapun, termasuk latar belakang keyakinan yang berbeda," akunya.
Bank Syariah adalah sebuah entitas bisnis di mana semakin banyak masyarakat menggunakan jasanya, maka semakin besar kontribusi Bank Syariah dalam memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat.
Meskipun Bank Syariah berjalan dengan prinsip syariah yang diadopsi dari ajaran Islam.
Namun Bank Syariah Indonesia (BSI) harus bisa memposisikan diri sebagai sebuah entitas bisnis yang universal.
"Bukan lembaga yang sifatnya eksklusif dengan hanya melayani stakeholder tertentu. Bank Syariah hadir bukan untuk mereka yang beragama Islam saja, tetapi bank Syariah hadir untuk memberikan kemaslahatan bagi kita semua," katanya.
Selain itu, kata Gunawan Benjamin yang juga sebagai Dosen Ekonomi Syariah UISU, Bank Syariah juga harus bisa menjadi agen pembangunan selain turut membangun citra Islam dan menjaganya secara berkesinambungan.
"Mengembangkan Bank Syariah jelas bukan hanya berorientasi pada keuntungan semata. Praktek Bank Syariah seharusnya juga berorientasi pada pengembangan ekonomi yang memberikan kemaslahatan di semua aspek kehidupan masyarakat," pungkasnya.
(akb/tribun-medan.com)
