Piala Dunia 2022
PROFIL Ghanim Al Muhtaf, Sosoknya Curi Perhatian saat Baca Al Quran di Pembukaan Piala Dunia 2022
Dalam acara pembukaan tersebut, sosok Ghanim Al Muhtaf mencuri perhatian dunia usai tampil membacakan penggalan ayat Al Quran di pembukaan Piala Dunia
TRIBUN-MEDAN.com - Piala Dunia 2022 secara resmi telah dimulai setelah open ceremony pada Minggu (20/11/2022).
Dalam acara pembukaan tersebut, sosok Ghanim Al Muhtaf mencuri perhatian dunia usai tampil membacakan penggalan ayat Al Quran di pembukaan Piala Dunia 2022.
Meski memiliki keterbatasan fisik, namun Ghanim Al Muhtaf telah memukau penonton dunia saat membacakan Al Quran di pembukaan Piala Dunia 2022.
Ghanim Al Muftah sang pembaca Al Quran di pembukaan Piala Dunia 2022 ternyata adalah seorang pengusaha muda.
Ia bahkan memiliki hobi olahraga ekstrem dan berkeinginan untuk berpartisipasi dalam ajang Paralympic.
Seperti yang diketahui, acara pembukaan Piala Dunia 2022 resmi digelar pada Minggu (20/11/2022).
Banyak hal menarik dari acara yang digelar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar tersebut.
Baca juga: Live Streaming Opening Ceremony Piala Dunia 2022 Qatar, Sedang Berlangsung, Akses di Sini
Baca juga: Suporter Qatar Kecewa, Tinggalkan Al Bayt Stadium sebelum Laga Qatar VS Ekuador Usai
Selain penampilan Jungkook BTS dan Fahad Al Kubaisi, kehadiran aktor Morgan Freeman yang berdialog dengan Ghanim Al Muftah juga sukses mencuri perhatian penonton.
Ini merupakan kali pertama dalam sejarah Piala Dunia FIFA, di mana ayat Al Quran dilantunkan di acara pembukaan.
Sosok yang membacakan penggalan ayat Al Quran di pembukaan Piala Dunia 2022 itu adalah Ghanim Al Muftah.
Pada acara tersebut, Ghanim Al Muftah membacakan Al Quran surat Al Hujurat ayat 13 yang menjelaskan tentang kesetaraan dan keberagaman umat manusia.
Melansir dari TribunJabar.id, Ghanim Al Muftah diketahui terlahir dengan Caudal Regression Syndrome (CGR).

Berdasarkan situs Takreem Foundation, CGR merupakan kelainan langka yang mengganggu perkembangan tulang belakang bagian bawah.
Kondisi tersebut yang kemudian membuat Ghanim terlahir tanpa bagian bawah tubuh atau kaki.
Pemuda kelahiran 5 Mei 2002 ini pun harus menjalani operasi oleh ahli bedah di Eropa setiap tahunnya.