Berita Sumut

Prihatin, Pengungsi Korban Banjir di Sergai Kekurangan Pakaian: Kalau Mandi dan Buang Air Bayar

Para pengungsi korban banjir yang ada Dusun III, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai kondisinya memprihatinkan.

Penulis: Anugrah Nasution |
Tribun Medan/Anugrah Nasution
Suasana pengungsian di Dusun III, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai, Kamis (15/12/2022). Para korban banjir kekurangan pakaian dan juga mengeluh susah buah air serta mandi karena tidak adanya toilet umum di posko pengungsi. 

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Para pengungsi korban banjir yang ada Dusun III, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai kondisinya memprihatinkan.

Korban banjir tersebut, saat ini kekurangan pakaian.

Baca juga: Sudah Enam Hari Banjir Rendam 46 Desa di Sergai, Ketinggian Air Hingga Capai Pinggang Orang Dewasa

Selain itu korban banjir juga mengeluh susah buah air dan mandi, karena tidak adanya toilet umum di posko pengungsi. 

"Baju terutama karena kan kalau kita mau pulang banjir sudah terlalu dalam, kalau untuk mandi ya bayar, di sini mau mandi numpang di rumah orang, buang air kecil bayar Rp 2 ribu, mandi Rp 5 ribu. Ya bayar karena tidak ada (MKC) udah gitu kita punya balita di dalam dan SD," kata Sridarwati, Kamis (15/12/2022). 

Warga korban banjir di Sergai kini mengungsi di posko pengungsian dan lokasi yang dibuat oleh warga setempat. 

Di sana warga tinggal dalam tenda seadanya, dan tidur beralas tikar dengan peralatan tidur yang mereka bawa dari rumah masing-masing. 

"Kemarin ngungsi di posko, sekarang di sini, tempat yang kita buat ya ada kasur dari rumah. Kalau di sini sudah tiga hari," katanya. 

Selain itu, warga pengungsi juga membawa peralatan dapur sendiri.

Untuk makan Sridarwati bersama warga membuka dapur umum. 

Jika ada bantuan mereka makan bersama-sama, sementara untuk membeli ikan warga bergotong royong. 

"Kalau makan ya kita di sini makan sama sama, kalau ada bantuan kita masak sama sama, ya kalau mau belik ikan kita patungan belik ikannya," ujarnya. 

Hal sama juga disampaikan Idah pengungsi lainya, dia mengatakan, banjir yang terjadi saat ini adalah yang ketiga sejak November kemarin. 

Dia pun mengeluh soal tidak adanya toilet, apalagi Idah mempunyai anak balita.

"Rumah terendam banjir, jadi ya begini. Di sini susah karena tidak toilet, apalagi ada anak kecil kan," tuturnya. 

Baca juga: Diguyur Hujan Deras Selama 30 Menit, Jalur Kabanjahe-Berastagi Banjir

Untuk diketahui, banjir yang melanda 8 kecamatan di Kabupaten Serdangbedagai telah memasuki hari keenam.

Banjir yang terjadi sejak Jumat (9/12/2022) pekan lalu, saat ini telah melanda 46 desa dan berdampak 52 ribu warga. 

Dua kecamatan yang paling parah adalah Sei Rampah dan Kecamatan Tanjung Beringin, ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa. 

(cr17/tribun-medan.com) 

 
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved