Brigadir J Ditembak Mati

Aktivis Perempuan Ini Sebut Motif Pembunuhan Yosua, Bukan Motif Pelecehan, Tapi Dokumen Rahasia Ini

Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual Ratna Batara Munti pilih membela Rosti Simanjuntak, Ibunda dari Brigadir Yosua

Editor: AbdiTumanggor
HO
Putri Candrawathi 

Putri Candrawathi justru mengaku memerintahkan Bharada E untuk mencarikan salinan dokumen Bhayangkari.

"Saya tidak pernah membereskan barang-barang kepunyaan Yosua tapi saya hanya meminta tolong dicarikan dokumen berupa fotocopy keuangan Bhayangkari karena saya adalah bendahara umum pengurus pusat Bahayangkari," kata Putri dalam sidang lanjutan pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Di Sidang Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf Ngaku Ranjang Acak-acakan Usai Pergoki Yosua di Kamar Putri CandrawathiPutri mengaku memiliki tanggung jawab sebagai bendahara umum Bhayangkari. Oleh karena itu, ia meminta bantuan Bharada E untuk mencarikan dokumen milik organisasi Bhayangkari tersebut.

"Saya mempunyai tanggung jawab selaku Bendahara Umum Pengurus Pusat Bhayangkari untuk intern organisasi Bhayangkari karena ini merupakan dokumen rahasia organisasi Bhayangkari yang tidak boleh diketahui orang lain," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Putri Candrawathi juga membantah memberikan ponsel dan uang kepada Bharada E. Ia mengaku tidak tahu keberadaan Bharada E saat dirinya dilantai dua rumah Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Saya tidak mengetahui keberadaan Dek Richard di lantai tiga. Saya tidak pernah membicarakan tentang CCTV, sarung tangan bersama Dek Richard dan Pak FS (Ferdy Sambo),"ujar Putri.

Simak selengkapnya dalam video:

Putri Candrawathi Diduga Otak di Balik Pembunuhan Yosua: Untuk Membungkam Sesuatu yang Tidak Boleh Diketahui Publik

Ratna Batara Munti juga mengungkapkan adanya peluang Putri Candrawathi sebagai otak di balik pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ratna menegaskan, tak semua perempuan lemah.

"Bisa jadi dia (Putri-red) malah otak di balik semua. Kita enggak bisa memukul rata semua perempuan lemah, itu justru pandangan yang sangat bias gender," kata Ratna, Kamis (15/12/2022).

"Stereotipe bahwa perempuan itu lemah, perempuan itu nggak mungkin jadi otak atau dalang kejahatan, itu pandangan keliru," tegas dia.

Adanya kemungkinan itu muncul dari terkuaknya fakta-fakta di persidangan yang menunjukkan Putri aktif dalam perencanaan pembunuhan. Seperti contohnya ketika Putri meminta ajudannya 'beres-beres' usai Brigadir J dibunuh. Hal itu diamini oleh Richard Eliezer di persidangan.

"Jangan kita menganggap bahwa pro-perempuan, lalu kita sebenarnya memberi stigma bahwa perempuan tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk menjadi otak," kata Ratna.

Dari pengakuan saksi dalam sidang, Ratna menilai, "ada peran Brigadir J yang jauh lebih signifikan daripada sekadar sopir, dan itu coba ditutupi di awal dengan mengatakan dia hanya driver."

"Harusnya itu bisa dipakai untuk menggiring, membongkar motif apa, dan apa masalah Brigadir J yang berat, sehingga dia harus dibunuh," tegasnya.

Ratna mengatakan, apabila Brigadir J bersalah, seharusnya Putri dan Ferdy Sambo selaku keluarga penegak hukum segera memprosesnya, bukan malah mengeksekusinya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved