Harga Sembako

Daftar Lengkap Harga Sembako Naik jelang Akhir Tahun, Daging Ayam Rp 37 Ribu per Kg

Menjelang akhir tahun 2022, harga kebutuhan pokok atau sembako di pasaran mengalami kenaikan. Ini daftar lengkapnya, mulai daging ayam hingga minyak.

TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Seorang pedagang telur sedang membersihkan telur di Telur SPNI Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan, Rabu (12/10) siang. Harga telur Grade AAA masih stabil diangka Rp 1.850 per butir dan Rp 55.500 per papan. 

- Gula Pasir Kualitas Premium (kg): Rp 15.850

- Gula Pasir Lokal (kg): Rp 14.400

9. Tepung Terigu

Harga per 1 Desember 2022 Rp 13.100 per kg atau naik sebesar 0,77 persen dari sebelumnya Rp 13.000 per kg.

Telur, Daging Ayam dan Ikan Dencis Naik Harga Jelang Nataru, Ini Kata Kabiro Perekonomian Pemprov

Tiga komoditas pangan di Sumatra Utara mengalami kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru 2023.

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Utara, Naslindo Sirait mengatakan, tiga komoditas tersebut yakni telur, daging ayam dan ikan dencis.

"Jadi komoditas yang mengalami kenaikan itu ada telur, daging ayam dan dencis. Biasanya memang kalau daging ayam naik telur juga naik. Karena orang berhenti mengkonsumsi daging ayam jadi pada akhirnya telur juga terimbas kenaikan ini. Kemungkinan penyebab utama kenaikan ini adalah pajangnya rantai pasok," ujar Naslindo di kantor gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Sungguh Nekat, Para Pemain Judi Kocar Kacir dan Berlompatan ke Sungai Keruh saat Digerebek Polisi

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Utara, Naslindo Sirait saat memberikan pemaparan terkait kondisi stok pangan di Sumut jelang Nataru, di kantor gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (22/12/2022).
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatra Utara, Naslindo Sirait saat memberikan pemaparan terkait kondisi stok pangan di Sumut jelang Nataru, di kantor gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (22/12/2022). (TRIBUN MEDAN/RECHTIN RITONGA)

Dikatakan Naslindo, berdasarkan temuan di lapangan produksi telur di Sumut mengalami surplus. Tetapi sebanyak 70 persen komoditas telur didistribusikan ke luar Provinsi seperti Batam, Jakarta dan Aceh.

Baca juga: Ini Klarifikasi Dokter Prasojo Sujatmiko RS Murni Teguh yang Diduga Malapraktik: Saya bukan Tuhan

"Hanya sekitar 29 sampai 30 persen yang masuk ke Kota Medan. Memang tidak ada batas jumlah peraturan yang bisa membatasi atau melawan produsen kita ini untuk menyalurkan ke luar provinsi. Tetapi yang kita imbau adalah karena berproduksi di Sumatra Utara baiknya mereka juga harus mencukupi dulu kebutuhan di Sumatra Utara," kata Naslindo.

Sementara, untuk dencis, Naslindo mengatakan faktor utama penyebabnya adalah cuaca yang kurang bersahabat sehingga membuat nelayan kesulitan menangkap ikan.

"Begitu juga dengan cabai juga beberapa minggu ini mengalami fluktuasi yang tinggi karena cuaca. Hujan membuat petani tidak ke ladang dan dari sisi tanaman itu sedikit kurang produksinya nah inilah yang mengganggu pasar. Harga cabai saat ini juga berada di 35 sampai 40 ribu," ujarnya.

Untuk mengatasi hal ini, Naslindo menuturkan pihaknya menggelar operasi pasar di beberapa daerah di Sumut. Serta mengimbau Perusahaan Daerah (PD) Pasar setempat untuk menjual berbagai kebutuhan pangan pokok.

"Kita juga mengajak distributor supaya mereka bekerjasama dengan pasar, khususnya PD Pasar. Untuk memperpendek jarak antara konsumen dan distributor, sehingga mencegah kenaikan harga bahan pangan," katanya.

Naslindo mengatakan melalui satgas pangan pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap kenaikan memastikan di lapangan.

"Untuk mencari tahu penyebab kenaikan harga tersebut karena apa. Jadi pemantauan harga itu kita bisa menganalisa apa yang terjadi dan apa yang bisa kita lakukan," pungkasnya.

 

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Nur Rohmi Aida)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved