Materi Belajar
Materi Belajar Fisika : Macam-macam Zat Adiktif dan Bahayanya
Narkotika adalah zat adiktif yang menekan kesadaran dan rasa sakit. Zat ini dilarang di seluruh dunia dan larangan tersebut diatur dalam undang-undang
Penulis: Rizky Aisyah |
TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN – Macam-macam Zat Adiktif dan Bahayanya akan dibahas pada materi fisika berikut ini.
Zat adiktif, sebagaimana didefinisikan oleh para ilmuwan, adalah zat aktif yang jika tertelan oleh organisme hidup, dapat mempengaruhi aktivitas biologis dan menimbulkan efek ketergantungan atau keracunan yang sulit dihentikan.
Jenis Zat Adiktif
Para ilmuwan membagi zat ini menjadi tiga jenis.
- Narkoba
- Psikotropika
- Zat adiktif selain narkotika dan psikotropika
Nah sekarang mari kita pelajari tentang 3 zat adiktif!
Narkoba
Narkotika adalah zat adiktif yang menekan kesadaran dan rasa sakit. Zat ini dilarang di seluruh dunia dan larangan tersebut diatur dalam undang-undang.
Narkotika banyak digunakan dalam dunia kedokteran sebagai pembedahan, pereda nyeri akibat terapi obat, pereda nyeri, dan sebagai penghilang kesadaran (anestesi). Juga selama Perang Dunia II, tentara AS menggunakan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit terkena peluru musuh.
Zat ini dapat diperoleh dalam bentuk alami maupun sintetik, dan juga dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan dengan efek yang lebih kuat.
Kelompok ini termasuk opium, kokain, dan heroin. Penyalahgunaan obat tanpa resep dokter bisa berakibat serius. Selain ketergantungan, dampak buruk lain yang dapat terjadi adalah kerusakan jantung, pecahnya pembuluh darah di jantung dan otak, serta kematian.
Psikotropika
Psikotropika adalah zat adiktif yang merangsang atau merangsang sistem saraf pusat. Zat ini dilarang di seluruh dunia dan larangan tersebut diatur dalam undang-undang.
Obat psikotropika umumnya hanya digunakan dalam komunitas medis dan penelitian. Dalam dunia kedokteran, obat-obatan psikoaktif biasanya digunakan untuk mengobati gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan tidur, dan skizofrenia.
Dari sekian banyak zat adiktif, obat psikoaktif biasanya hadir dalam bentuk produk yang lucu dan menarik seperti permen berwarna atau perangko dengan gambar lucu.
Kelompok ini termasuk LSD, ekstasi atau methamphetamine. Penyalahgunaan obat psikoaktif tanpa resep dokter bisa berakibat serius. Dimulai dengan halusinasi parah, depresi akut, dan kerusakan organ dalam seperti jantung, hati, dan ginjal, diikuti dengan kematian.
Zat adiktif selain narkotika dan psikotropika
Zat Adiktif Non Narkotika dan Psikotropika adalah zat adiktif yang menimbulkan reaksi biologis dalam tubuh tetapi tidak menghilangkan kesadaran penggunanya. Biasanya, zat ini memengaruhi aktivitas fisik, seperti peningkatan gairah, relaksasi otot, atau antidepresan ringan.
Ada beberapa produk yang mengandung zat ini yang dijual bebas, namun ada pula yang dijual dengan aturan yang cukup ketat. Anda dapat dengan mudah menemukan produk yang termasuk dalam kategori ini, dan Anda dapat mengkonsumsinya setiap hari tanpa Anda sadari.
Kopi dan teh adalah produk dalam kategori ini. Kafein, zat adiktif yang ditemukan dalam kopi dan teh (kopi memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi), meningkatkan kewaspadaan di otak, membuat Anda tetap terjaga dan fokus.
Untuk produk terbatas yang dipasarkan secara bebas, umumnya antidepresan ringan. Contoh pertama adalah rokok yang mengandung zat adiktif berupa nikotin. Nikotin dalam rokok dapat membuat penggunanya merasa rileks dan tenang. Namun, merokok memiliki efek samping. Tembakau yang dikonsumsi secara klinis dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, tekanan darah tinggi, gangguan kehamilan dan janin.
Contoh selanjutnya adalah alkohol yang mengandung zat adiktif berbahan dasar alkohol etanol. Pada umumnya alkohol dikonsumsi secara terbatas oleh penduduk daerah subtropis yang dingin agar tetap hangat. Meski begitu, Anda harus menghindari minuman beralkohol karena menyebabkan banyak penyakit, seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan kanker usus.
Memang tidak semua zat adiktif berbahaya bagi tubuh, namun apa yang menyebabkan kecanduan tidak berakhir dengan baik bagi tubuh. Jika Anda suka mengonsumsi kopi atau teh dalam jumlah berlebihan, sebaiknya kurangi karena gula serta kafein masuk ke dalam tubuh saat Anda minum kopi atau teh dengan gula, dan gula dapat menyebabkan obesitas atau diabetes.
Mengkonsumsinya secara alami dan sesuai aturan tentu tidak akan merugikan Anda, namun terus meningkatkan dosis yang Anda konsumsi justru akan merugikan.
(cr30/tribun-medan.com)