Kesehatan
Kenali Jenis-jenis Keputihan pada Wanita dan Penyebabnya, Begini Penjelasan dr Boyke
Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga organ intim wanita tetap bersih serta melindunginya dari infeksi.
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Sebagian besar wanita pasti pernah mengalami keputihan. Keputihan adalah kondisi keluarnya lendir atau cairan bening dari vagina.
Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga organ intim wanita tetap bersih serta melindunginya dari infeksi.
Tidak hanya terjadi pada wanita dewasa, hal ini juga dialami oleh remaja wanita. Pada kebanyakan kasus, keputihan ini merupakan sesuatu yang normal.
Namun, beberapa wanita merasa terganggu akan hadirnya cairan keputihan tersebut lantaran membuat kurang nyaman.
Baca juga: Viral Pasangan Kekasih Kepergok Asyik Bermesraan di Tempat Umum
Beberapa wanita bahkan merasa bahwa cairan tersebut menimbulkan bau pada vagina.
Di dalam kanal YouTube Sonara FM, pakar seksologi dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa keputihan terdiri dari dua tipe, dan wanita harus tau cara membedakannya.
" Keputihan itu para wanita harus bisa membedakannya. Apakah keputihan itu yang bersifat penyakit atau kah bukan?," kata dr Boyke dikutip Tribunmedan.com dari kanal YouTube Sonara FM, Sabtu (14/1/2022).
"Keputihan yang penyakit itu kita katakan keputihan yang patologis, sementara yang bukan penyakit kita sebut sebagai keputihan yang alami, keputihan yang fisiologis,” lanjutnya.
Keputihan patologis memiliki beberapa gejala seperti gatal, bau tidak sedap dan perubahan warna. Sedangkan keputihan alami tidak gatal, tidak berbau, dan biasanya berwarna bening.
Baca juga: Wanita Jadi Korban Modus Pencurian Ganjal ATM, Kehilangan Uang hingga Rp 60 Juta
Keputihan alami ini biasanya terjadi saat seorang wanita akan menstruasi atau sedang masa subur.
Di sisi lain, keputihan patologis dapat disebabkan oleh beberapa hal, dan bakteri yang masuk menentukan efek samping yang muncul.
Lebih lanjut dr Boyke menjelaskan bahwa wanita yang mengalami keputihan patologis sebaiknya segera memeriksakan pasangannya juga.
"Beberapa orang yang keputihannya terus dan lagi, kita juga harus periksa pasangannya. Kalau terus-terusan si wanita itu mengalami keputihan akhirnya daya tahan serviksnya menjadi jelek, dan bisa terkena kanker mulut rahim," kata dr Boyke.
Ini Penyebab Siklus Menstruasi Tak Teratur, Lantas Berbahayakah? Begini Penjelasan dr Boyke
Bagi sebagian wanita, memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur sering kali membuat khawatir.
Menstruasi kadang datang lebih awal namun terlambat datang pada bulan selanjutnya, bahkan terkadang tidak terjadi menstruasi sama sekali.
Seperti diketahui, menstruasi merupakan proses luruhnya dinding rahim yang disertai keluarnya darah dari vagina yang biasa dialami wanita dalam kurun waktu 3 hingga 7 hari dalam sebulan.
Umumnya siklus menstruasi terjadi selama 28-35 hari dan terjadi sebanyak 11-13 kali menstruasi dalam satu tahun.
Namun tak sedikit wanita yang mengalami gangguan pada siklus menstruasinya dan penyebabnya pun berbeda-beda.
Lantas apa saja yang menjadi penyebab siklus menstruasi tidak teratur?
Seksolog dr Boyke mengatakan hal paling umum yang menjadi penyebab tidak teraturnya menstruasi adalah faktor hormonal.
“Paling sering yang terjadi adalah gangguan dari hormonal itu sendiri, misalnya remaja saat sedang mau ujian atau tes PNS. Stres itu mikir diterima gak ya, gimana ya ngisi datanya, nah biasanya menstruasnya itu aur-auran,” ungkap dr Boyke.
Selain faktor hormonal, dr Boyke juga mengatakan salah satu penyebab menstruasi tidak teratur ialah karena infeksi yang disebabkan oleh keputihan.
"Kemudian mereka yang terinfeksi, keputihan itu didiamin aja, itu kalau ga diobati akan infeksi seperti jamur dan sebagainya, sehingga menstruasinya bisa karena selaput lendir di rahimnya lebih mudah luruh," lanjutnya.
Lebih lanjut dr Boyke mengatakan, jika siklus menstruasi tersebut disebabkan okarena stress yang berlebihan, seksolog tersebut menyarankan agar memanage stresnya.
Sedangkan jika hal tersebut disebabkan oleh infeksi, dr Boyke menganjurkan agar segera memeriksakan ke dokter.
"Mereka-mereka itu harus diobati. Kalau penyebab mereka stres ya manage stresnya,” ujar dr Boyke.
“Impactnya stres kalau gak mens, mencret, gatal, kulitnya garuk garuk kalau stres, ada yang sakit perut, mens juga gitu, tergantung tempat paling lemah di tubuh manusia adalah gangguan haid, oleh karena itu ke dokter lah," lanjutnya.
(cr31/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.