News Video

Ibunda Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak Purnawirawan Polri Menolak Berdamai

Ira sempat dipertemukan secara langsung dengan AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono, purnawirawan Polri, sosok yang menabrak anaknya pada sebuah mediasi.

TRIBUN-MEDAN.COM - Ibunda Mohammad Hasya Athallah Saputra, Mahasiswa UI yang tewas ditabrak purnawirawan polri memberikan tanggapan menohok saat diminta damai.

Ibunda Hasya, Ira menolak sampai kapanpun atas perdamaian atas kasus yang sudah meregang nyawa anaknya.

Bahkan, ia mengaku merasa hancur saat mengetahui anaknya yang sudah tewas justru kini dijadikan tersangka.

Ira sempat dipertemukan secara langsung dengan AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono, purnawirawan Polri, sosok yang menabrak anaknya pada sebuah mediasi.

Pertemuan itu dilakukan di gedung Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Di gedung Subdit Gakkum, Ira dan sang suami turut mengajak tim kuasa hukum mereka.

Saat mediasi itu dilakukan, Ira menyebut dirinya adalah orang yang paling rapuh di dunia.

Meski begitu, ia mengaku tidak ingin meneteskan air matanya di depan para petinggi polisi.

"Saya orang paling rapuh di dunia, saat itu saya enggak kuat,"

"Saya udah pengen nangis. Tapi, saya bilang dalam hati saya, jangan pernah keluarkan setetes air mata pun di depan para petinggi-petinggi polisi ini. Itu dalam hati saya," kata Ira sambil sesenggukan saat jumpa pers di Gedung ILUNI UI di kampus UI, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).

Kala mediasi, Ira dan suaminya disarankan untuk berdamai atas kecelakaan yang sudah menewaskan Hasya.

Bahkan beberapa petinggi polri yang ada dimediasi itu menyebut bahwa posisi dari Hasya sangat lemah sehingga disarankan untuk berdamai.

"Ada beberapa petinggi polisi, mohon maaf saya harus menyebutkan itu, meminta kami untuk berdamai. 'Udah bu damai aja. Karena posisi anak ibu sangat lemah'," papar Ira menceritakan pertemuan tersebut.

Mendengar itu, Ira langsung menumpahkan air matanya di pangkuan kuasa hukumnya.

"Saya langsung buka pintunya, kuncinya, yang saya kerjakan adalah saya duduk di pangkuan bu Gita (kuasa hukumnya),"

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved