Viral Medsos

Kerusuhan di Wamena Papua, Albert Sitorus dan Ramot Siagian Ikut Tewas, Tangis Pilu Erika Siagian

Kasus kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Papua Pegununungan, pada Kamis (23/2/2023), meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Erika Siagian.

Editor: AbdiTumanggor
humas polda papua/ho
KERUSUHAN DI WAMENA PAPUA: Korban meninggal dunia menjadi 10 orang dalam kericuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). Di antara korban meninggal dunia yaitu Albert Sitorus dan Ramot Siagian. 

Penjelasannya, saat diberi tembakan peringatan, massa malah jadi semakin berulah. "Mereka berulah, sampai membakar beberapa bangunan ruko," ujar dia.

Selanjutnya situasi semakin tidak terkendali. Terjadi kebakaran hebat yang disertai dengan penyerangan.

Sementara, Aktivis HAM di Papua, Theo Hesegem menyebut pada kejadian itu ada 9 orang korban tewas. Jumlah korban yang mengalami luka, ungkapnya, belasan orang, dari data sementara.

Kepolisian kini meningkatkan pengamanan di lokasi kejadian itu. Selain itu, Kapolres Jayawijaya berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. "Kami akan mengusut siapa dalangnya dan juga pembuat kericuhan," kata Kapolres.

Kondisi di sekitar Wamena sudah bisa dikendalikan. Namun warga masih merasa takut. Apalagi empat tahun lalu, di sana juga ada terjadi kerusuhan besar, yang masih teringat jelas dalam ingatan warga sekitar. Saat itu, lebih dari 20 orang yang meninggal dunia, ribuan orang harus mengungsi.

Kapolres meminta supaya masyarakat jangan mudah percaya pada informasi yang belum pasti kebenarannya. Hal ini demi keamanan dan keselamatan semua pihak. Dia berharap tidak ada lagi hoaks yang dipercayai masyarakat.

10 Orang Korban Tewas dan Puluhan Luka-luka

Korban meninggal dunia menjadi 10 orang dalam kericuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). Data itu diungkapkan Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem.

Berdasarkan hasil pengecekannya di rumah sakit, Theo Hesegem mengatakan jumlah korban luka-luka tidak berubah. "Korban luka-luka kurang lebih 17 orang. Saya baru pulang dari rumah sakit untuk melihat jenazah dan warga yang luka-luka,” kata pegiat HAM Papua itu.

Ia menduga ada pelanggaran HAM dalam kericuhan yang berujung meninggalkan 10 warga tersebut. "Ada dugaan pelanggaran HAM karena korban ini semua mengalami korban tembak," kata Theo Hesegem di Wamena, Jumat (23/2/2023).

Ia belum bisa memastikan soal unsur pelanggaran HAM tersebut karena merupakan kewenangan Komnas HAM. "Penikaman dan pembunuhan warga sipil itu masuk dalam kasus kriminal, tapi ini bisa masuk dugaan pelanggaran HAM karena penggunaan senjata api,” ujar Theo Hesegem.

Menurutnya, ada prosedur tetap (protap) yang harus diikuti dalam penggunakaan senjata api. "Yang tewas ini kan (ada tembakan) di kepala, di leher. Inikan terukur yang dilakukan oleh aparat," kata Theo Hesegem.

Sebelumnya, Kapolres Jayawijaya, AKBP Hesman S Napitupulu, mengatakan kericuhan di Kota Wamena itu dipicu isu penculikan anak yang bereda di media sosial. "Awal permasalahan adalah warga melihat ada kendaraan membawa anak kecil yang diduga sebagai penculikan,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman S Napitupulu, Kamis (23/2/2023).

Menurut Hesman, saat polisi berusaha menenangkan warga, massa malah melempar petugas menggunakan batu. Usaha polisi untuk memukul mundur massa menggunakan tembakan peringatan juga tak diindahkan warga. "Massa semakin berulah sampai membakar beberapa bangunan ruko (rumah toko),” kata Hesman Napitupulu.

Polisi, ucapnya, akan menyelidiki penyebab awal kasus itu dan mencari dalang kericuhan serta mendalami kerugian. Menghindari konflik susulan, katanya, polisi akan membahas hal tersebut dengan tokoh masyarakat setempat.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved