Berita Viral

Lima Hari Koma, David Divonis Alami Penyakit Diffuse Axonal Injury, Apa Itu? Simak Penjelasannya

David mengalami penyakit diffuse axonal injury setelah menjadi korban keganasan Mario Dandy Satryo (20). David mengalami luka parah di wajah dan kepal

HO
David mengalami penyakit diffuse axonal injury setelah menjadi korban keganasan Mario Dandy Satryo (20). David mengalami luka parah di wajah dan kepal 

TRIBUN-MEDAN.com - David mengalami penyakit diffuse axonal injury setelah menjadi korban keganasan Mario Dandy Satryo (20). David mengalami luka parah di bagian wajah dan kepala. 

Kasus penganiyaan yang dialami anak kader GP Ansor, David alias D (17), oleh Mario Dandy Satrio (20), anak eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, masih terus menjadi perhatian publik.

David sudah mulai menunjukkan tanda-tanda baik. Ia sudah bisa menggerakan jarinya setelah koma lima hari.

Anggota Bidang Cyber dan Media PP GP Ansor sekaligus rekan ayah korban, Ahmad Taufiq menjelaskan, korban penganiayaan Mario itu mengalami diffuse axonal injury.

"Menurut Dokter bahwa ananda David kena diffuse axonal injury," ujar Taufiq saat dikonfirmasi, Jumat (24/2/2023).

Taufiq melanjutkan, korban sejak Rabu (22/2/2023) malam telah dipindah ke Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Apa itu diffuse axonal injury?

Mario Dandy Aniaya David hingga Koma
Mario Dandy Aniaya David hingga Koma (Twitter)

Dikutip dari Pusat Nasional Informasi Bioteknologi AS (NCBI), diffuse axonal injury (DAI) adalah jenis cedera otak traumatis (TBI) yang diakibatkan oleh cedera tumpul pada otak.

Di Amerika Serikat, cedera otak traumatis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di kalangan anak-anak dan dewasa muda.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa ada lebih dari 1,5 juta kasus cedera otak traumatis yang dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat.

Cedera otak traumatis diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, dan berat berdasarkan skala koma Glasgow (GCS).

Pasien cedera otak traumatis dengan GCS 13 sampai 15 tergolong ringan, yang termasuk mayoritas pasien cedera otak traumatis.

Pasien dengan GCS sembilan hingga 12 dianggap memiliki cedera otak traumatis sedang, sedangkan pasien dengan GCS di bawah delapan diklasifikasikan memiliki cedera otak traumatis berat.

Dilansir dari Medical News Today, DAI bisa terjadi ketika pukulan atau sentakan keras yang tiba-tiba ke kepala menyebabkan kerusakan pada otak.

Setelah pukulan, otak bisa bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak, yang bisa mengakibatkan robeknya serabut saraf.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved