Premanisme

Amarah Kasat Reskrim Fathir Meledak soal Preman Rakes: Saya Anggap Itu Tuduhan, Jangan Giring Opini

Amarah Kompol Teuku Fathir Mustafa meledak. Tak terima pernyataan polisi siagakan preman untuk mengamankan rekonstruksi.

|
TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa murka dituding menyiagakan preman yang mengancam bunuh jurnalis.

Menurut Fathir, tudingan itu sangat tidak berdasar. Sebab, polisi sendiri tidak mengenal siapa Jai Sanker alias Rakes tersebut.

Ia mengatakan, pernyataan tersebut merupakan tuduhan yang dilakukan kepada pihak kepolisian.

"Saya nggak mau terlalu menanggapi pernyataan itu, itu bukan pertanyaan tapi tuduhan," kata Fathir kepada Tribun Medan, Rabu (1/3/2023).

Ia menyampaikan, hal tersebut diduga dilakukan oleh Habiburrahman untuk mempengaruhi profesionalis kepolisian.

Polisi akhirnya memperlihatkan wajah Jai Shanker alias Rakes (39) preman yang ancam bunuh dan tendang jurnalis saat peliputan.
Polisi akhirnya memperlihatkan wajah Jai Shanker alias Rakes (39) preman yang ancam bunuh dan tendang jurnalis saat peliputan. (Istimewa)

"Saya anggap tuduhan itu untuk mempengaruhi profesionalisme kami dalam menangani perkara yang bersangkutan," sebutnya.

Fathir juga mengecam, tuduhan yang dilontarkan oleh Habiburrahman kepada pihak kepolisian.

"Kami tetap akan profesional, jadi dia (Habiburrahman) jangan coba-coba mempengaruhi kami dengan menggiring opini tak benar," ungkapnya.

Anggota DPRD Medan yang gebuki warga
Anggota DPRD Medan yang dalam kasus dugaan gebuki warga (HO)

Sebelumnya, Anggota DPRD Medan, Habiburrahman Sinuraya dan David Roni Sinaga, dua terlapor kasus penganiayaan sampai sekarang tidak ditahan Polrestabes Medan.

Belakangan, Anggota DPRD Medan ini menuduh polisi lah yang menyiagakan preman di lokasi rekontruksi, yang kemudian memunculkan aksi pengancaman bunuh dan penghalangan terhadap jurnalis.

Saat diwawancarai Tribun-medan.com, Habiburrahman Sinuraya semula mengakui, bahwa Jai Sanker alias Rakes, preman yang mengancam bunuh dan menghalangi kerja jurnalis adalah dari pihaknya.

Tapi, kata Habib, keberadaan Rakes di lokasi atas suruhan polisi.

"Kalau saya tidak salah dengar, dia (Rakes) diminta oleh petugas kepolisian menjaga keamanan saat rekontruksi berlangsung," kata Habi, Selasa (28/2/2023) malam.

Habib bilang, memang Rakes ini dari pihaknya.


Rakes adalah abang dari S, juru parkir yang akan memberikan kesaksian meringankan untuk Habib dan David.

"Rakes itu salah satu kakak saksi dari pihak kami dalam kasus ini. Rakes ini memiliki adik berinisial S. S ini merupakan seorang tukang parkir di lokasi kejadian saat itu,"

"Sehingga, pada saat rekonstruksi kemarin, si S turut terlibat di sana, dan Rakes ikut menyaksikan untuk menjaga adiknya tersebut," kata Habib.

Dia mengatakan, sesuai jadwal, pelaksanaan rekontruksi semestinya berlangsung pukul 11.00 WIB.

"Namun saat itu para jurnalis tiba-tiba sudah ramai. Sementara Rakes diminta menjaga keamanan lalu lintas," kata Habib.

Dia berdalih, bahwa tindakan Rakes di lokasi rekontruksi cuma untuk mengamankan saja.

"Makanya itu, mungkin Rakes mau mengamankan, tetapi mungkin terkesan seperti menghalangi kinerja jurnalis," kelitnya.

Kemudian, Habib menuduh, bahwa ada orang yang menyebut Rakes dengan perkataan bernada rasis.

"Namun saat itu para jurnalis tiba-tiba sudah ramai. Sementara Rakes diminta menjaga keamanan lalu lintas," kata Habib.

Dia berdalih, bahwa tindakan Rakes di lokasi rekontruksi cuma untuk mengamankan saja.

"Makanya itu, mungkin Rakes mau mengamankan, tetapi mungkin terkesan seperti menghalangi kinerja jurnalis," kelitnya.

Kemudian, Habib menuduh, bahwa ada orang yang menyebut Rakes dengan perkataan bernada rasis.

Namun, Habib tidak menjelaskan siapa orangnya.

"Yang buat keadaan semakin panas, karena jalan jadi macet. Saya dengar-dengar, ada yang mengejek Rakes dengan sebutan orang k**ing," kata Habib.

Meski begitu, Habib tidak menjelaskan siapa orang yang dia maksud.

Apakah polisi yang menyebut perkataan itu, ada justru pengguna jalan yang melintas karena melihat Rakes ngamuk-ngamuk pada jurnalis.

"Karena pada emosi, akhirnya kalau tidak salah, Rakes dibawa ke polisi dan ditahan, itu yang saya dengar," katanya.

Namun, Habib mengakui, bahwa Rakes ada di pihaknya.

Sebab, Rakes merupakan kakak dari saksi berinisial S, yang akan memberikan keterangan meringankan bagi Habib dan David.


(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved