Materi Belajar

Mengenal Aspek Ekonomi pada Masa Praaksara, Materi Belajar Sejarah Kelas 10

Mengenal aspek ekonomi pada masa praaksara akan dibahas pada materi belajar sejarah kelas 10 berikut ini.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Mengenal aspek ekonomi pada masa praaksara 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN – Mengenal aspek ekonomi pada masa praaksara akan dibahas pada materi belajar sejarah kelas 10 berikut ini.

Bercerita tentang sejarah kegiatan ekonomi di Indonesia dan dampaknya terhadap kegiatan ekonomi saat ini. Dari segi ekonomi, ada 4 periode sejarah manusia purba.

Masa Nomaden

Saat itu tingkat kecerdasan manusia masih sangat rendah, sehingga manusia hanya mengumpulkan makanan melalui perburuan. Selama ini, manusia juga tinggal di daerah yang cukup aman dan dekat dengan sungai karena banyak hewan yang mengunjunginya. Nah, hewan yang memiliki akses ke sungai akan menjadi barang konsumsi bagi manusia.

Masalahnya, hewan ini akan selalu berpindah-pindah mencari perubahan iklim, bencana alam, ancaman predator, dan iklim yang lebih panas. Maka pada saat itu, manusia juga hidup secara nomaden. Karena berburu binatang adalah cara utama bertahan hidup pada masa itu. Jika tidak, apa yang dimakan manusia?

Periode Abris Sous Rouche

Setelah nomaden, manusia juga berkembang dengan mengumpulkan makanan dari laut. Pada masa ini manusia tinggal di gua-gua yang dekat dengan sumber air seperti pantai, sungai atau danau. Saat ini, gua tempat tinggal manusia disebut sous roche abris.

Selama ini, manusia memilih tinggal di gua karena mampu membuat api yang lebih tahan lama untuk menghangatkan diri, melindungi satwa liar di malam hari, dan memasak makanan. Manusia prasejarah juga bergantung pada sumber makanan laut, aktivitas yang dibuktikan dengan ditemukannya kerang dan siput (kjokkenmoddinger).

Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Setelah berburu dan tinggal di gua, pikiran manusia berkembang dan mampu bercocok tanam. Tanaman yang biasa ditanam pada saat ini adalah tanaman umbi-umbian seperti talas, ubi jalar, sukun, pisang dan rambutan. Selain bercocok tanam, manusia juga memelihara hewan untuk ternak. Hewan yang dipelihara biasanya adalah ayam dan babi. Menanam tanaman dan memelihara ternak memungkinkan manusia untuk mengkonsumsi tanaman dan ternak mereka sendiri tanpa bergantung pada hewan yang mereka buru seperti sebelumnya.

Ya, saat ini manusia juga bisa menebang dan membakar pohon (cut and burn) dan juga bisa berdagang dengan cara barter. Umumnya barang yang ditukar dengan barter adalah hasil pertanian atau peternakan. Jadi kenapa masih barter kalau bisa produksi sendiri? Barter terjadi karena masing-masing kelompok manusia memelihara dan memelihara hewan ternak yang berbeda dari kelompok lain, dan manusia saling bertukar sesuai dengan kebutuhannya. Ini adalah pertukaran barter antar pulau, tetapi manusia juga dapat menyeberangi sungai dengan perahu dengan membangun rakit atau perahu cadik.

Masa Perundagian

Manusia purba bercocok tanam tanpa alat. Wah, pasti repot. Namun akhirnya, saat ini, manusia berpikir untuk membuat alat yang dapat membantu mereka bercocok tanam. Alat-alat seperti pisau bajak misalnya terbuat dari logam.

Pada masa ini, manusia mulai mengenal membuat kerajinan tangan dari batu dan kayu. Periode ini disebut periode Perundagian. Sedangkan Undagi adalah sebutan untuk sekelompok orang yang pandai membuat kerajinan dan terampil. Produk untuk membuat tembikar, kano, perhiasan, dan lainnya. Nah, hasil produksi keterampilan tersebut nantinya akan ditukar (dibarter) dengan kelompok masyarakat lain.

Jadi, dari sudut pandang ekonomi, inilah empat periode sejarah utama masyarakat pra-aksara. Namun, bukan berarti pembangunan ekonomi berhenti di sini. Seiring berjalannya waktu, masyarakat prasejarah juga semakin terbiasa berdagang antar benua Asia Tenggara yang berbeda. Perdagangan yang dilakukan masih barter yaitu pertukaran barang berupa hasil bumi, gerabah, dan logam.

(cr30/tribun-medan.com)  
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved