Kompas Gramedia

Bincang Siang: Menggugat Peran Pers dan Media di Tengah Banjir Informasi bersama Palmerah, Yuk!

Selama Bincang Sore berlangsung, narasumber berbagi insight dan opini yang beragam mengenai peran media dan pengalaman yang dimiliki.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Kompas Gramedia kembali menggelar acara Palmerah, Yuk! 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kompas Gramedia kembali menggelar acara Palmerah, Yuk!, menghadirkan beberapa narasumber pada sesi Bincang Siang: Menggugat Peran Pers dan Media di Tengah Banjir Informasi.

Talkshow ini membahas dan memberikan insight kepada teman-teman Warga KG serta pengunjung dengan diisi oleh beberapa narasumber, yaitu Reporter Azizah Hanum, Manager UMN Consulting Istman M.P, dan Ketua Komisi Pelatihan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers Tri Agung Kristanto serta Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho sebagai moderator.

Selama Bincang Sore berlangsung, narasumber berbagi insight dan opini yang beragam mengenai peran media dan pengalaman yang dimiliki.

Baca juga: Syukuran Kompas Gramedia 2023 Angkat Tema CollaborAction, Bawa Semangat Bersinergi dan Kolaborasi

Mulai dari penjelasan tugas utama dari pers dan media, serta pembahasan perihal bagaimana media tetap bertahan dengan perubahan-perubahan yang dialami dari tahun ke tahun.

Istman dan Tri berpendapat bahwa pers dan media harus menjadikan ancaman yang ada pada kegiatan jurnalistik sebagai kesempatan untuk berkembang.

Para narasumber berpendapat bahwa pers dan media yang bertahan adalah mereka yang mampu untuk beradaptasi dengan ancaman yang diterima. 

“Chat GPT itukan sering dianggap sebagai ancaman untuk dunia jurnalistik, karena sistemnya itu dia bisa memberikan sesuatu pernyataan yang bahkan tidak bisa kita pastikan benar atau tidaknya.

Oleh karena itu, kita sebagai pers dan media harus siap menghadapi hal tersebut dengan menjunjung tinggi bagaimana media itu harus menyatakan kebenaran.

Dengan informasi yang tepat dan dapat dibuktikan kebenarannya, kita akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat,” ucap Hanum.

Baca juga: Kompas Gramedia Gelar Aktivitas Dongeng Interaktif di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu 

Saat ini dunia jurnalistik juga dianggap akan terancam dengan adanya teknologi baru seperti Chat GPT.

Namun, narasumber sepakat bahwa media dapat bertahan dengan cara yang tepat, yakni menyesuaikan informasi sesuai dengan kategori masyarakatnya.

Sekarang Generasi Z sebagai generasi yang mendominasi di Indonesia pastinya memiliki cara sendiri untuk menyerap informasi dan memiliki kebiasaan unik dalam bereaksi terhadap informasi yang beredar di media.

“Kita tidak boleh menjadi media yang arogan, sebagai media kita harus membuka mata dan membuka telinga. Kita harus mengenali generasi yang mendominasi, dengan mengenali mereka kita bisa tahu bagaimana caranya menyampaikan informasi dengan cara yang tepat untuk mencapai mereka.

Contohnya seperti Generasi Z, segala sesuatu yang viral maka akan menjadi FOMO dan mereka akan menaruh rasa peduli kepada hal itu,” tambah Istman.

Peran penting yang harus dilakukan oleh pers dan media adalah kemampuan untuk beradaptasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved