Mata Lokal

Penyelamat Hutan Samosir, Wilmar Simanjorang Tak Gentar dan Kenyang Tekanan Korporasi

Dr Wilmar Eliaser Simanjorang merupakan mantan bupati Samosir. Kerap menyuarakan soal lingkungan hidup dan kelestarian alam di kawasan Danau Toba.

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Doktor Wilmar Eliaser Simanjorang. 

“Bukan hanya diancam. Saat sidang lapangan, saya bersama anak saya dikerumuni lalu mereka membawa parang. Lalu, malam-malam, saya pernah dikejar-kejar oleh yang merasa terganggu. Kita tahu kok, karena itu sudah tersebar luas ke publik,” sambungnya.

“Saya yakin masih banyak orang yang peduli. Setelah saya nanti pergi, akan ada orang yang akan menggantikan saya. Saya yakin setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya,” lanjutnya.

Di balik keyakinan tersebut, ia melihat juga ada oknum yang disebut-sebut pegiat lingkungan bungkam saat sudah diberi uang.

“Kita bisa lihat, ada saja orang yang mengkondisikan diri sebagai pegiat lingkungan. Lalu, setelah diberi uang, ia bungkam. Banyak pemerhati lingkungan yang tahan uji. Padahal, banyak pemerhati lingkungan hidup, sosial yang hidup dari perjuangannya. Hidup kan bukan soal uang,” sambungnya.

Bahkan, sampai sekarang, dirinya masih aktif menanam pohon.

“Sampai sekarang, saya masih menanam pohon. Pohon itu bukan sebatas tanam, tapi harus dirawat, disiangi dan dipupuk. Hutan sampai sekarang masih dibabat,” jelasnya.

Ia juga pernah meminta agar dua perusahaan besar di kawasan Danau Toba yang diduga rusak lingkungan hidup agar diaudit. Ia berjuang sendiri melawan perusahaan besar tersebut. Ia yakin, perjuangan yang sudah dimulainya akan dilanjutkan oleh penerus di masa depan dengan bekal pengetahuan yang lebih. Dan, itulah harapan besarnya bagi generasi selanjutnya.

“Kita sudah pernah lapor PT TPL, Aquafarm. Lalu diaudit dan ternyata ada peyimpangan-penyimpangan di aquafarm, tapi habis itu masih berlanjut proses. Hal sama juga sama dengan TPL sudah diaudit. Maka, kita berharap para pegiat lingkungan hidup itu harus mengerti hukum lingkungan hidup agar jangan main alip-alipan,” sambungnya.

Sosok Wilmar Eliaser Simanjorang, Bupati Pertama Samosir

Dr Wilmar Eliaser Simanjorang merupakan mantan bupati Samosir. Ia sebagai bupati pada tahun 2004 hingga 2005. Pria kelahiran Samosir pada tanggal 11 November 1954 ini, kini menjadi koordinator bidang edukasi dan litbang Toba Caldera Unesco Global Geopark.

Pria yang kerap menyuarakan soal lingkungan hidup dan kelestarian alam di kawasan Danau Toba ini, mengecap pendidikan awal di Sekolah Rakyat di Sagala, Samosir dan lulus pada tahun 1966. Lalu, ia melanjutkan pendidikan di SMP Limbong dan lulus pada tahun 1969, selanjutnya SMA di Pangururan dan lulus pada tahun 1972.

Pendidikan ia lanjutkan mengecap pendidikan di bangku kuliah hingga lulus tahun 1978 di Fakultas Sosial Politik Universitas Parahyangan, Bandung. Lalu, ia pun melanjutkan pendidikannya di Milan, Italia dan lulus pada tahun 1985.

Pria lulusan dari Napoli pada tahun 1989 ini juga melanjutkan pendidikannya di USU dan lulus pada tahun 1999. Bahkan, ia sempat melanjutkan pendidikannya di Pascasarjana IAKN jurusan Teologia/ Misiologi dan lulus pada tahun 2020.

Selama kuliah hingga menjadi ASN, ia kerap mendapat penghargaan. Setelah pensiun dari ASN, ia juga tetap berkarya. Misalnya, ia menjadi tenaga pengajar di Universitas Darma Agung Medan, tenaga pengajar di Institut Pemerintahan dalam Negeri, Jatinangor.

Ia juga terpilih sebagai koordinator bidang litbang kepariwisataan pada forum pengembangan pariwisata Samosir. Dan masih banyak lagi karya yang ia persembahkan pascapensiunan ASN.

Kegigihan dan keuletannya di bidang akademisi membuatnya kerap keluar daerah. Hingga saat ini, ia masih aktif di bidang edukasi dan lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat di kawasan Danau Toba.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved