Pasar Yakopan
Pasar Yakopan Reborn, Hadir dengan Suasana dan Nuansa Baru
Yakopan berasal dari nama pendiri Kompas, Jakob Oetama. Pasar Yakopan dulunya diadakan setiap ulang tahun Bentara Budaya.
Namun mereka ini memiliki semangat untuk terus bertahan, dan hadir dari banyak perubahan.
Seni pinggiran terlebih seni tradisi memiliki akar yang kuat di masyarakat, dalam berbagai hal seni-seni tradisi mampu beradaptasi dengan perubahan jaman, namun ada juga seni tradisi yang mencoba konsisten dengan ketradisiaan dikarenakan ada nilai yang tidak mungkin ditinggalkan.
Tjitro Waloejo, seorang pelukis rakyat yang tampil di Bentara Budaya tahun 1982 merupakan contoh seniman pinggiran yang mencoba konsisten dengan karya-karyanya.
Lukisannya yang mengambarkan tentang kebiasaan masyarakat Jawa berupa kesugihan merupakan cermin kehidupan yang sampai sekarang masih terjadi.
Tjitro Waloejo merupakan contoh seniman yang dihadirkan Bentara Budaya, dan itu juga yang dibawa Bentara Budaya di Pasar Yakopan.
Tuna Satak Bathi Sanak, sebuah pepatah Jawa yang kurang lebih bukan keuntungan yang kita dapat, namun persaudaraanlah yang terjalin.
Itulah kurang lebih Pasar Yakopan dihadirkan kembali, seandainya ada keuntungan disyukuri, tapi persaudaraan jauh lebih penting.
Sudah lama kita secara lebih luas tidak merasakan hal itu.
Selamat bersuka cita di Pasar Yakopan.
(*/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.