Mengenal Layanan Bimbingan dan Konseling di LPKA Kelas I Medan Kanwil Kemenkumham Sumut

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan bagi anak binaan, baik secara perorangan maupun berkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling bagi anak binaannya LPKA Kelas I Medan bekerja sama dengan Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia, Dizighui Medan. 

Di dalam membuat program tersebut, kerjasama konselor dengan petugas lapas khususnya staf Pembinaan di LPKA Kelas I Medan merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.

Menurut Kepala LPKA Kelas I Medan Tri Wahyudi menjelaskan bahwa kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. 

Sehingga dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling ini di LPKA Medan, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut fasilitas anak binaan yang selanjutnya disebut konseling, agar anak binaan mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual).

"Tercatat sudah lebih dari 20 orang anak binaan yang kita lakukan bimbingan konseling melalui Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia Dizigui Medan. Dijadwalkan kegiatan ini dilakukan setiap hari selasa dan kamis," jelas Wahyudi saat melakukan kontroling kegiatan anak binaan LPKA Medan, Sabtu (25/03/2023).

Hal senada juga disampaikan oleh Erina Wongso selaku Ketua Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia Dizighui Medan sekaligus sebagai seorang Konselor di LPKA Medan menjelaskan bahwa perlu kita sadari, saat kegiatan konseling dilakukan yang akan dihadapi oleh seorang Konselor memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang berbeda-beda satu sama lain.

Oleh karena itu, seorang Konselor harus mengetahui dan memahami akan strategi-strategi dalam menangani haterogenitas masalah yang dimiliki oleh setiap anak binaan sehingga ia mampu untuk memberikan bantuan kepada anak binaan seoptimal mungkin dengan metode yang baik dan benar. (*)