Penggelapan Pajak Kendaraan

Dinilai Janggal, Orang Tua Mendiang Bripka Arfan Saragih Minta Polisi Transparan

Orang tua almarhum Bripka Arfan Saragih minta polisi transparan dalam ungkap kejanggalan kematian anaknya, Jumat (31/3/2023).

Penulis: Fredy Santoso |

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Usai menjalani pemeriksaan di gedung sub direktorat remaja, wanita dan anak (Renakta) Polda Sumut selama empat jam, ibu dan ayah almarhum Bripka Arfan Saragih nampak berjalan tertatih-tatih.

Keluar dari ruang pemeriksaan, ibu almarhum Bineria Purba (60) dan suaminya Pince Saragih (60) nampak berjalan sambil memegang pundak seorang wanita dari belakang.

Terlihat, Pince memegang stainless steel tangga khusus disabilitas agar bisa berjalan menuruni tangga.

Saat diwawancarai, ayah almarhum Bripka Arfan Saragih meminta Polda Sumut transparan mengusut tuntas penyebab pasti kematian anaknya, Bripka Arfan Saragih.

Pince berharap teka-teki kematian Arfan yang sebelumnya disebut karena minum racun sianida bisa terbongkar.

Ia juga meminta keadilan atas kematian Arfan Saragih, personel Polres Samosir, yang diduga tewas minum sianida usai ketahuan tilap uang pajak kendaraan sebesar Rp 2,5 Miliar.

"Kami sekeluarga minta agar masalah ini terbuka seterang-terangnya dan seadil-adilnya. Cuma itu, terima kasih,"kata Pince, singkat, Jumat (31/3/2023).

Terpisah, kuasa hukum keluarga almarhum, Dolin Siahaan mengatakan kehadiran kedua orang tua Bripka Arfan Saragih memenuhi panggilan penyidik, soal laporan mereka beberapa waktu lalu di Polda Sumut.

Mereka melapor karena merasa kematian Arfan Saragih janggal. Bahkan mereka menduga Arfan bukan bunuh diri, melainkan diduga dibunuh untuk menghentikan kasus yang menjeratnya.

"Yang diperiksa hari ini ibu dan bapak, menjelaskan terkait kematian Bripka AS. Kami datang guna memberikan keterangan agar segera terbongkar motif kematian Bripka AS,"kata Dolin.

Adapun materi pemeriksaan berkaitan sebelum kematian dan sesudah kematiannya.

Sejauh ini mereka merasa pemeriksaan berjalan lancar, belum ada keluh kesah dari keluarga.

"Terkait isi materi rekan-rekan penyidik. Sejauh ini belum ada keluh kesah karena dia lebih banyak bercerita ke istri,"ucapnya.

Sebelumnya, kasus penggelapan uang pajak kendaraan bermotor di UPT Samsat Pangururan, Samosir yang dilakukan Bripka Arfan Saragih dan empat pegawai honorer Bapenda UPT Samsat Pangururan, Samosir menyeruak pada akhir tahun 2022.

Kerugian negara ditaksir mencapai Rp 2,5 Miliar karena uang yang sudah dibayar ratusan warga tidak disetor ke negara.

Kasus ini terbongkar ketika salah satu korban yang hendak membayar pajak kaget mengetahui tunggakan pajaknya mencapai Rp 6 juta.

Padahal, selama ini ia membayar pajak kepada Bripka Arfan Saragih secara rutin.

Usai kasus ini mencuat, anggota Sat Lantas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih diduga tewas bunuh diri minum racun sianida pada 6 Februari lalu.

(cr25/ tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved