Ramadan 1444 H

Ramadan Kali Ini, Tak Ada Lagi Bubur Anyang Pakis, Menu Buka Puasa di Masjid Perjuangan 45

Menu bubur anyang pakis tidak tersedia di Masjid Perjuangan 45 pada bulan Ramadan kali ini.

Tribun Medan/Husna Fadilla Tarigan
Masjid Perjuangan 45, Jalan HM Yamin Medan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -  Masjid Perjuangan 45 yang berada di Jalan HM Yamin Kota Medan, setiap bulan Ramadan biasanya punya sajian makanan berbuka puasa yang spesial.

Masjid yang telah berusia 100 tahun tersebut, biasa menyediakan hidangan berbuka yakni bubur anyang pakis.

Baca juga: Buka Puasa Bersama Mualaf di Masjid Ghaudiyah, Bangun Kebersamaan dan Belajar Islam Lebih Dalam

Namun, sangat disayangkan menu khas tersebut, tidak tersedia di puasa kali ini.

Imam Masjid Perjuangan 45, Muslimin mengatakan, meskipun menu khas tersebut tidak ada, masjid tetap menyediakan menu berbuka andalan di masjid yang penuh dengan sejarah itu.

"Untuk tahun ini kita sediakan menu utamanya yakni bubur ayam," ujar Muslimin kepada Tribun Medan, Jumat (31/3/2023).

Disebutnya menu bubur anyang harus rela tidak dibuat tahun ini, karena belum ada lagi yang bersedia memasaknya.

"Belum ada lagi kita dapat tukang masaknya, kalau yang tahun lalu masak sudah tidak bisa lagi," jelasnya.

Demi mempertahankan eksistensi Masjid Perjuangan 45 sendiri, para pengurus bertekad tetap menyediakan menu berbuka lainnya di tahun ini.

"Ya harapan kita masjid tetap ramai hingga akhir puasa, karena kita juga sediakan menu berbuka puasa hingga akhir Ramadan tahun ini, yang kita sediakan sekitar 100 porsi setiap harinya," pungkasnya.

Tak hanya itu, aktivitas Ramadan lainnya juga turut mengisi bulan suci Ramadan tahun 1444 H ini.

Mulai dari Terawih tentunya, tadarus dan juga aktivitas lainnya, seperti santunan anak yatim.

Sejarah Masjid Perjuangan 45

Masjid Perjuangan 45 merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Kota Medan.

Sejarah panjang Masjid ini dimulai pada tahun 1922.

Masjid bercat kuning emas dengan dua kuba yang besar ini telah mengalami beberapa peremajaan.

Seperti pada warna cat berwana emas, hingga kamar mandi yang lebih modern.

Tak hanya bentuk fisik yang sudah mengalami banyak perkembangan, masjid ini sendiri sudah empat kali berganti nama.

Di awal berdirinya masjid ini bernama Masjid Kayu Besar yang kemudian berganti menjadi Masjid Assyuhada.

Masjid itu kemudian berubah nama kembali menjadi Masjid Raya Medan Timur.

Namun, usai Kecamatan Medan Timur mekar menjadi dua Kecamatan, nama masjid turut berganti menjadi Masjid Perjuangan 45.

Nama Masjid Perjuangan 45 tidak lepas dari nilai historis dari perjalanannya sendiri.

Di mana dulunya masjid ini dijadikan tempat berkumpulnya para pejuang.

Karena itu lah, masjid ini sempat hancur karena dibom oleh Inggris pada tahun 1945.

Baca juga: Ramadan Fest di Masjid Al-Arif, Asah Pengetahuan Tentang Islam dengan Cerdas Cermat Bagi Para Mualaf

Sempat rata dengan tanah, masjid Perjuangan pernah hancur karena Bom dari Inggris pada tahun 1945.

Pada tahun 1950, didirikanlah kembali masjid tersebut dengan nama Asyuhada.

Pendirian masjid dilakukan atas swadaya masyarakat saat itu.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved