Bangkit dari Pandemi, Sambal Andaliman Khas Sumut Berhasil Melalang Buana hingga ke Luar Negeri

Founder UMKM Gerilya Food mengatakan, di awal Pandemi Covid-19, produk sambal andaliman miliknya malah melejit cukup banyak.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA
Founder  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Gerilya Food Kota Medan Richard saat ditemui, Minggu (2/4/2023).   

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Puluhan toples sambal andaliman, terpajang di ruang produksi milik Ricahrd, Founder Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Gerilya Food di Kota Medan. 

Meski ruang produksi masih berukuran kecil, kantor yang beralamatkan di Jalan Pukat Banting II, Gang Rukun, Kecamatan Medan Tembung ini, berhasil membuat sambal andaliman melanglang buana baik di nusantara maupun di luar negeri.

Ada Puluhan karyawan di rumah produksi Gerilya Food ini.

Mereka datang mulai dari pukul 08.00-17.00 WIB.

Begitu tiba di rumah produksi, puluhan karyawan mulai bekerja.

Ada yang  mensterilkan toples, menggoreng,  penyortiran cabai dan mengemas sambal andaliman untuk dikirim ke costumer yang sudah memesan.

Richard mengatakan, di awal Pandemi Covid-19, produk sambal andaliman miliknya malah melejit cukup banyak.

Bahkan, pesanan sambal andaliman melebihi batas produksi.

"Awal pandemi di tahun 2020 produk saya banyak di beli masyarakat. Mungkin pada saat itu banyak yang mengalami panic buying. Waktu itu, ada 400 produk sambal andaliman saya dibeli masyarakat," cerita Richard mengawali pembicaraan kepada Tribun Medan,  Minggu (2/4/2023).

Namun, memasuki masa PPKM di tahun 2021 Richard Mengatakan, peminat sambal andaliman mengalami penurunan drastis.

"Pada saat awal Covid-19 itu kita hanya tertolong saja. Tetapi, tetap harus survive. Karena, ketika masa PPKM kita mengalami penurunan drastis kembali," jelasnya.

Richard mengatakan, membludaknya pembeli pada awal pandemi, pihak JNE selalu datang ke rumah produksi.

"Karena dalam sehari bisa mengirim 250 produk sambal andaliman, makanya satu mobil pick up dari JNE datang ke sini untuk mengambil produk kita. Tapi sayang ketika PPKM semua menurun secara drastis," ucapnya.

Sebagai seorang Chef, Richard mengaku tidak terlalu banyak memahami dunia bisnis. Jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya sering ia alami.

"Sebenarnya bisnis sambal andaliman ini sudah dimulai sejak tahun 2015. Dimana dulunya saya seorang Chef Restoran makanan Jepang di Jakarta, kemudian saya pernah menjadi bagian dapurnya Hotel Aston di Medan. Hanya berbekal pengalaman itu saya memulai bisnis sambal andaliman ini," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved