Bangkit dari Pandemi, Sambal Andaliman Khas Sumut Berhasil Melalang Buana hingga ke Luar Negeri
Founder UMKM Gerilya Food mengatakan, di awal Pandemi Covid-19, produk sambal andaliman miliknya malah melejit cukup banyak.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
Sebelum memulai dari bisnis sambal andaliman, Richard mengatakan pernah membuka usaha catering.
"Tapi itu tadi karena saya tidak punya basic bisnis, hampir setiap hari saya rugi Rp7-10 juta," jelasnya.
Sambal andaliman ini pun dijadikan produk UMKM olehnya, berawal dari dirinya melihat adanya sambal bangkok asal Thailand yang masuk di salah satu retail di Kota Medan.
"Ketika bangkrut dari usaha catering, akhirnya saya gak sengaja keliling-keliling toko retail di Kota Medan dan melihat sambal dari luar bisa masuk ke Kota Medan," ucapnya.
Akhirnya, Richard memiliki ide membuka usaha sambal andaliman tersebut.
"Saya searching di Google ada sekitar 320 sambal di Indonesia. Akhirnya saya spesifikkan lagi dengan mengambil budaya dan ciri khas di tempat saya tinggal. Karena Sumut terkenal dengan batak, makanya saya bukalah usaha sambal andaliman," ceritanya.
Richard mengatakan produk andaliman semakin melejit, katena ditopang penawaran potongan harga ongkos kirim (ongkir) yang ditawarkan jasa pengiriman.
"Salah satunya JNE, mereka selalu menawarkan potongan harga mulai dari 5-10 ribu," jelasnya.
Namanya usaha, Richard mengaku harus terus mengupgrade bisnis miliknya.
"Tahun 2021 ketika masa PPKM kita mengalami penurunan drastis. Saat itu saya masuk dalam binaan UMKM dari Bank BI wilayah Sumut," jelasnya.
Dari sanalah kata Richard dirinya mulai mengupgrade macam-macam sambal lainnya untuk diproduksi dan dijual. Misalnya sambal bawang, sambal cumi, sambal teri dan sambal ikan asin klotok.
"Karena ada binaan nama produk dari pihak Bank BI, nama saya pun akhirnya di rubah pada Tahun 2022 lalu. Dulunya nama saya Gracia Food, tetapi berdasarkan arahan binaan, nama itu tidak menjual dan akhirnya saya memberi nama gerilya food.
Richard juga bercerita ada filosofi dari nama usahanya Gerilya Food.
" Gerilya ini merupakan strategi peperangan yang dibuat oleh Jendral Sudirman di Jogjakarta. Artinya ada keberanian. Sehingga, jika disambung dengan makanan pedas ini masih masuk dan menjual," tukasnya.
(cr5/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.