Sumut Terkini
7 Titik Rawan Macet dan Longsor di Dairi, Pemudik Harap Berhati-hati, Berikut Rinciannya
Titik kedua berada di Simpang Lae Pondom menuju ke arah Silalahi. Lokasi tersebut juga rawan akan longsor maupun pohon tumbang.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Sat Lantas Polres Dairi mencatat beberapa titik lokasi yang dianggap rawan akan bencana, dan kemacetan selama arus mudik berlangsung.
Kasat Lantas Polres Dairi AKP Herliandry mengungkapkan terdapat 7 titik yang menjadi perhatian Polres Dairi dalam mengamankan selama proses Operasi Ketupat Toba 2023.
"Melalui hasil mapping (pemetaan) yang dilakukan oleh kami dari Sat Lantas Polres Dairi, ada 7 titik yang ada di wilayah hukum Polres Dairi, yang kami anggap perlu perhatian dan perlu di antisipasi, " Ujar Herliandry.
Adapun titik pertama berada di kilometer 30 sampai kilometer 38 tepatnya di Hutan Lae Pondom menuju perbatasan dengan Kabupaten Karo, diketahui titik rawan akan bencana longsor dan pohon tumbang.
"Di Lokasi itu ada dua titik yang kami temukan, sehingga kami menindak lanjutinya dengan memasang baliho dan garis polisi, untuk memberikan peringatan kepada para pengendara, " Terang Herliandry.
Kemudian, titik kedua berada di Simpang Lae Pondom menuju ke arah Silalahi. Lokasi tersebut juga rawan akan longsor maupun pohon tumbang.
"Hal itu dikarenakan tekstur tanah yang labil, dan masih adanya pepohonan . Itu juga menjadi daerah yang rawan longsor dan pohon tumbang, " Tuturnya.
Titik ketiga berada di Kilometer 25 sampai kilometer 27 , yakni tepatnya di simpang PLTA hutan Lae Pondom.
Di Lokasi tersebut, Herliandry menyebutkan lokasi tersebut terdapat jalan rusak, dan baju jalan yang tajam sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan bagi para pengendara.
"Namun sudah dilakukan perbaikan jalan, tetapi hanya 500 meter saja dengan menggunakan sisa anggaran tahun lalu. Sehingga sisa jalan rusak ataupun yang masih menjadi perhatian ini dan menjadi kendala dalam perjalanan, tersisa 2,5 Kilometer lagi, " Ungkapnya.
Adapun antisipasi yang dilakukan oleh petugas yang berjaga nantinya petugas yang berjaga di Pos Lae Pondom, dapat memberikan pengarahan atau instruksi agar pengemudi berhati - hati, " Tuturnya.
Daerah kerawanan lainnya berada di Pasar Pekan Sumbul, yang mana sering terjadi kemacetan terutama pada saat dilakukan pekan Pasar setiap hari Selasa.
"Pekan Sumbul ini sifatnya situasional, hanya di hari Selasa ini tentu bisa menambah volume kendaraan dan terjadinya kemacetan," Katanya.
Mengantisipasi kemacetan tersebut, pihaknya melakukan komunikasi kepada pihak instansi terkait seperti Dishub dan Satpol PP, agar membantu mengurai kemacetan.
Adapun titik lokasi berikutnya yakni penyempitan jalan yang berada di Jembatan Lae Pandaroh sampai ke Jembatan Lae Renun.
Di Lokasi tersebut rawan akan terjadinya kecelakaan bagi pengemudi baik dari arah Kota Medan maupun Kota Sidikalang.
"Hal ini karena ada bahu jalan yang curam dan tajam, sehingga dapat menganggu kenyamanan bagi pengendara di dua arah sekaligus, sehingga kendaraan bermuatan besar seperti bus dan truk tidak bisa berjalan mulus di jalan tersebut, " Jelasnya.
Pihaknya pun tak lupa memberikan himbauan berupa pemasangan spanduk agar para pengendara dapat berhati - hati menuju jalan tersebut, serta akan menempatkan personil untuk memberlakukan sistem buka - tutup jalan demi kenyamanan para supir.
Selanjutnya daerah rawan macet lainnya berada di simpang tiga Sitinjo, dimana lokasi tersebut mempertemukan kendaraan dari tiga arah yang berbeda, sehingga kerap terjadi kemacetan atau penumpukan kendaraan.
Mengantisipasi hal itu, pihaknya akan menempatkan personil untuk bisa mengurai kemacetan yang datang dari arah Kota Medan, Kota Sidikalang, maupun tempat wisata yang dari arah Samosir.
Selanjutnya daerah rawan longsor berikutnya berada di Jalur menuju Dolok Sanggul maupun Samosir tepatnya di Kilometer 18 sampai kilometer 28, dimana lokasi tersebut terdapat konstruksi tanah yang lembek, serta faktor alam yang membuat jalan lintas tersebut kerap terjadi tanah longsor.
Herliandry memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 19 April, dimana tanggal tersebut merupakan hari pertama berlangsungnya cuti bersama.
Sementara untuk arus balik, diperkirakan akan terjadi pada tanggal 26 April, dimana sehari sebelumnya merupakanĀ batas akhir dari cuti bersama.
"Meskipun demikian, kami akan tetap melaksanakan Operasi Ketupat Toba 2023 sampai tanggal 2 Mei mendatang, selanjutnya akanĀ dilakukan Kegiatan Rutin Yang Dilakukan (KRYD) selama satu minggu, " Tutupnya.
(Cr7/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.