Latihan Wirausaha Sejak Dini, SD Kemala Bayangkhari 1 Medan Ajak Anak Budidaya Jamur Tiram
Melalui budidaya jamur tiram, puluhan anak ikut serta belajar, merawat dan memanen jamur-jamur tersebut secara langsung.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- SD Kemala Bhayangkari 1 Medan, mengajak para siswanya untuk belajar berwirausaha sejak dini.
Melalui budidaya jamur tiram, puluhan anak ikut serta belajar, merawat dan memanen jamur-jamur tersebut secara langsung.
Di area terbatas, sekolah menyediakan wadah kreasi bagi para siswa SD tersebut, selain sambil belajar budidaya jamur, disana mereka juga turut dilatih kemandiriannya, serta kesabaran merawat si putih gurih kaya nutrisi itu.
Supriana selaku kepala sekolah SD Kemala Bhayangkari 1 Medan menyampaikan, sudah sejak tahun 2021 program budidaya jamur tiram ini berjalan.
"Waktu panen pertama kali itu, nampak sumringah anak-anak memanen hasil yang mereka rawat. Jadi itulah makanya kita berusaha terus bertahan hingga hari ini, sebagai wadah mereka belajar diluar akademik," ujar Supriana.
Ide ini dikembangkan Supriana, berangkat dari keinginannya menjadikan sekolah sebagai wadah berkembang bagi anak-anak.
Mendukung pula program merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah, hingga hari ini program tersebut masih terus berjalan dengan baik.
Menyesuaikan dengan aktivitas anak-anak untuk belajar dikelas pula tentunya.
"Karena proses perawatan jamur ini tidak memakan waktu yang banyak, jadi saya rasa cukup sesuai untuk dibarengi dengan aktivitas sekolah," jelasnya.
Jamur yang berbentuk cangkang tiram dan mengandung asam lemak tak jenuh tersebut sangat mudah dibudidayakan dan dikembangbiakkan, bahkan di area terbatas sekalipun.
Biasanya, jamur tiram putih tumbuh di alam bebas seperti di pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Tetapi sekarang sudah mulai dibudidayakan dan dikembangbiakkan di areal yang terbatas, bahkan di dalam ruangan.
"Ruangan yang kita gunakan terbatas ya, tapi disini kita mencoba mengajarkan kemandirian kepada anak-anak," tambahnya.
Berdasarkan penelitian, jamur tiram putih mengandung protein tinggi (10,5-30,4 persen), air, kalori, mineral, lemak dan karbohidrat. Tak hanya itu, tanaman tersebut juga mengandung kalsium, vitamin B1, B2 dan vitamin C.
Jamur tiram putih mengandung fosfor, besi, kalsium Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.
Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram antara lain protein rata-rata 3,5 hingga 4 persen dari berat basah atau dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 10,5 hingga 30,4 persen.
Jamur tiram juga mengandung sembilan macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Sekolah berharap untuk apa yang didapat anak-anak disekolah, agar bisa mereka kembangkan dirumah masing-masing.
Tak banyak harap hanya beberapa blok jamur untuk konsumsi pribadi saja misalnya.
"Iya jadi harapan kita mereka buat dirumah masing-masing, entah lima blok per satu anak, minimal untuk konsumsi mereka pribadi," kata Kepala sekolah.
Puluhan kilo jamur telah berhasil di panen untuk kesekian kali, dari proses penanaman yang mereka lakukan.
Sekolah tak menargetkan hasil secara ekonomi, wadah ini dibuat hanya untuk mengimplementasikan praktik baik, mulai dari melatih kesabaran, kemandirian dan jiwa tanggung jawab kepada anak.
"Jadi kalau panen ya hasilnya untuk anak-anak juga, paling beberapa kita jual itu juga untuk modal ulang saja. Kita belum targetkan hasil secara ekonomi, yang penting anak-anak bahagia dan paham dulu tujuan pembelajarannya disini," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar menyampaikan, Implementasi Kurikulum Merdeka itu terdiri dari beberapa episode, mulai dari tingkat SD hingga Mahasiswa.
Namun, pada intinya kurikulum merdeka ini mengintegrasikan, antara pembelajaran didalam kelas sehingga memunculkan sikap peserta didik agar memahami dirinya, lingkungannya, keluarga dan gurunya.
"Jadi implementasi ini lebih banyak praktiknya, yakni praktik baik, dalam sikap, dalam keterampilan, yang kalau kita kenal lifeskill dan softskill," ujar Laksamana.
Laksamana mengatakan, budidaya jamur, menjadi satu dari banyaknya praktik baik yang bisa dikembangkan disekolah.
"Bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan budidaya jamur seperti itu, itu juga salah satu sasaran sekolah penggerak," ungkapnya.
Dimana sekolah penggerak merupakan program untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi), maupun non-kognitif (karakter) untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
"Salah satu sasaran implementasi kurikulum merdeka, sekolah jadi tidak terasing dari lingkungannya, menjadi sekolah penggerak," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.