Polres Simalungun

Mengenang Guru Jason Saragih, Kapolres Simalungun Ziarahi Tokoh Pendidik Simalungun pada Hardiknas

Kapolres AKBP Ronald Fredy Christian Sipayung SH SIK MH, berziarah ke makamnya di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, saat peringatan Hari Pendidikan

Editor: Arjuna Bakkara
ISTIMEWA
Kapolres AKBP Ronald Fredy Christian Sipayung SH SIK MH, berziarah ke makamnya di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa (02/05/2023). 

Ia menjadi pemuda Simalungun pertama yang berkesempatan bersekolah atau mendapat pendidikan di Pulau Jawa.

Selama empat tahun, ia belajar di Depok dan lulus dengan menyandang gelar Diploma Guru.


Dengan bekal ilmu dari Pulau Jawa, Guru Jason kembali ke Pematang Raya, Simalungun.

Ia memulai kariernya sebagai guru bantu di Zending Volkschool di Pematang Raya hingga kemudian diangkat sebagai kepala sekolah di Zendings Vervolgschool (sekolah lanjutan).

Murid-muridnya banyak yang berasal dari Sondi Raya, Mangadai, Dolok Kasihan, Nagatongah, Simandamei, Tambahan, serta daerah/huta lain di wilayah kabupaten Simalungun.

Karena ada saja kendala, tidak jarang Guru Jason langsung menjemput murid-muridnya ke rumah masing-masing untuk berangkat ke sekolah dan belajar.

Pada 3 September 1928, Guru Jason bersama sejumlah tokoh Simalungun di Pematang Raya, mendirikan "Komite Na Ro Marpodah". Ia diangkat menjadi ketua komite yang bertugas menerjemahkan buku-buku pendidikan ke dalam bahasa Simalungun (Rudang Ragi-Ragian).

Untuk kehidupan pribadinya, Guru Jason diketahui menikah dengan Maria br Damanik 19 Juli 1916. Maria br Damanik merupakan putri dari Udung Damanik dan Bungairim br Saragih.

Dari pernikahannya, Guru Jason dan Maria br Damanik dikaruniai 10 orang anak, yakni 5 laki-laki dan 5 perempuan. Kesepuluh anak tersebut yaitu: Baraencius Saragih, Ronna Saragih, Maudin Saragih, Amir Saragih, Aben Saragih, Liana Saragih, Tohang Saragih, Leila Saragih, Osda Saragih, dan Delima Saragih.

Saat ini, ke 10 putra-putri Guru Jason Saragih telah meninggal dunia.

Setelah selama 43 tahun mengabdi sebagai pendidik, pada 1 Februari 1958 (usia 75 tahun), Guru Jason Saragih memasuki pensiun sebagai guru, meskipun dalam masa pensiun, namun Guru Jason tetap melakukan pengabdian untuk mengajar anak-anak, pemuda/i Simalungun mengingat jumlah tenaga pendidik yang masih terbatas pada masa itu.

pelopor pendidikan Simalungun Guru Jason Saragih
Pelopor pendidikan Simalungun Guru Jason Saragih

Pengabdian sebagai seorang guru, telah melahirkan banyak anak didik yang telah tersebar seantero Nusantara.

Lima tahun kemudian, tepatnya 30 Maret 1963, Guru Jason Saragih meninggal dunia, tutup usia 80 tahun. Ia dimakamkan di areal lahan pribadinya di Pematang Raya, 2 April 1963.

Dua bulan setelah Guru Jason Saragih meninggal dunia, Bupati Simalungun saat itu, Radjamin Poerba BC HK, melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 305/1963-Uod- tanggal 29 Mei 1963, memberikan gelar penghormatan "Pelopor/Bapak Pendidik Simalungun" kepada Almarhum Guru Jason Saragih.

Disebutkan dalam SK tersebut, gelar diberikan sebagai tanda penghargaan/penghormatan atas jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan Almarhum Guru Jason Saragih sebagai seorang Pelopor/Bapak Pendidik Simalungun yang telah mengabdikan diri demi kemajuan anak-anak, pemuda/i, generasi Simalungun untuk keluar dari jurang kebodohan, dan akhirnya generasi muda tersebut telah menyebar di seluruh kepulauan Indonesia, sehingga membawa kemajuan masyarakat Simalungun pada umumnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved