Breaking News

UMKM Sumut

Cerita Pelaku UMKM Beralih ke Pembayaran Digital saat Diterpa Pandemi Covid-19 hingga Jadi Kebutuhan

PELAKU UMKM Ransel Koffie, Roy Sirait saat menginformasikan produknya ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Parapat, Simalungun

Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Arjuna Bakkara
Ist
Febri Yunarta menawarkan produk UMKM Creabrush ke pelanggan beberapa waktu lalu. Terlihat juga Febri menyediakan barcode Qris BRI sebagai pembayaran digital 

Pedagang Kopi Pinggiran Danau Toba Manfaatkan Pembayaran Digital

Kopi dalam beberapa tahun terakhir telah tumbuh menjadi subsektor kuliner yang dicari banyak orang dan menjadi gaya hidup baru masyarakat. Jamak ditemui berbagai warung kopi ataupun kafe yang menyajikan subsektor kuliner ini.

Tak hanya dinikmati dalam bentuk minuman, kopi pun kini kerap dijadikan oleh-oleh. Banyaknya varian kopi di nusantara menjadi salah satu pendukung kopi semakin populer.

Kepopuleran kopi ini pun menjadi daya tarik bagi banyak pihak untuk menjadikan kopi sebagai bisnis kuliner. Tak sekadar menjadi produk untuk dinikmati, beragam inovasi pun dihadirkan dalam menjalankan bisnis kuliner ini.

Hal inilah yang dilakukan Roy Sirait (34) ketika memutuskan pulang kampung ke Parapat, Sumatera Utara tahun 2013 lalu. Begitu lulus dari Akademi Pariwisata National Hotel Institute (NHI) Bandung, Roy membangun Ransel Koffie persis di pinggiran Danau Toba yang indah. Ransel Koffie merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbentuk kedai kopi.

Di Ransel Koffie, Roy menyajikan kopi jenis Arabica dan Robusta yang dipanen dari tanah pinggiran Danau Toba. Mulai dari kopi Lintong, Simalungun, dan Toba.

"Geliat UMKM semakin bertumbuh dan kunjungan wisatawan ke Parapat juga lumayan baik saat ini. Rata-rata wisatawan bawa oleh-oleh juga kan? Karena itulah Ransel Koffie juga menyediakan kopi untuk oleh-oleh,” katanya kepada tribun-medan.com via seluler.

Seiring berjalannya waktu, usaha Ransel Koffie Roy pun pun berjalan mulus dari tahun ke tahun. Roy terus menyajikan banyak varian kopi. Ia juga aktif dalam setiap seminar dan pelatihan UMKM yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, perbankan, hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. 

Namun, bencana non alam terjadi ketika pandemi Covid-19 melanda tahun 2020. Hal ini membuat banyak pelaku UMKM di Parapat tutup sementara dan tidak berbuat apa-apa. Jumlah wisatawan mulai sedikit. Tidak ada wisatawan lokal mau pun mancanegara yang datang berkunjung. Meski dihantam pandemi, semangat membangun UMKM di tengah kondisi sulit masih diupayakan oleh Roy.

Roy terus memikirkan cara untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Roy pun menemukan jalan keluar. Beralih ke digital. Ya, Roy mengalihkan sebagian usaha Ransel Koffie dari konvensional menjadi digital. Produk kopi yang dijual di Ransel Koffie dapat dibeli lewat pemesanan online dan pembayaran digital. Meski berbasis digital, Roy tetap membuka usahanya dengan menyediakan sistem pembayaran transfer bank atau dengan sistem transkasi QRIS BRI.

Ia juga membuka mobile Banking BRI atau BRIMo agar memudahkan dirinya untuk melihat transaksi dari konsumen. ”Tahun 2020 itu tahun yang paling berat bagi pelaku UMKM. Kami berpikir bagaimana mereka (konsumen) tetap dapat membeli produk kita. Di situ awal mula saya dan pelaku UMKM lainnya membuka pembayaran dengan sistem digital," ujarnya.

Roy Sirait saat menginformasikan produknya ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga
PELAKU UMKM Ransel Koffie, Roy Sirait saat menginformasikan produknya ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Parapat, Simalungun, Sumut beberapa waktu lalu.

Tak berapa lama, Pemerintah Indonesia memberi kelonggaran kepada pelaku UMKM untuk menerima konsumen makan dan minum di tempat. Meski sudah mulai menunjukkan pemulihan dan kembali normal, Roy tetap menerapkan pembayaran digital beranggapan sistem ini tetap menjadi alternatif yang mungkin saja bisa menggantikan pembayaran manual.

Terlebih, kata Roy, proses pengurusan QRIS di BRI sangat gampang. Lalu, sistem pencairan yang dilakukan juga terbilang cepat. Bahkan, Roy merasa sudah banyak konsumen yang memilih menggunakan pembayaran digital melalui QRIS.

"Karena nggak ribet. Kalau saya tak masalah dengan Mobil Banking, Cash, atau QRIS. Sistem juga cepat WD ke rekening BRI. Pukul 06.00 WIB menerima pembayaran dna puku 04.00 WIB sudah masuk otomatis ke BRI," ujarnya.

Dengan pembayaran sistem digital, kata Roy memudahkan pelaku UMKM melakukan pembayaran dan pemasaran. "Dengan adanya sistem digital, semakin membantu UMKM dalam pemasaran dan pembayaran. Positifnya digital cash flow bisa kita ketahui dengan cepat.(tmy/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved