UMKM
Miesop Blitar Warisan Hadirkan Perpaduan Rasa Kaki Lima dalam Gaya Restoran
Di tengah maraknya pilihan kuliner di Kota Medan, satu nama yang semakin populer dan digemari masyarakat adalah Miesop Blitar Warisan.
Penulis: Risya Fakhrana Nasution | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di tengah maraknya pilihan kuliner di Kota Medan, satu nama yang semakin populer dan digemari masyarakat adalah Miesop Blitar Warisan.
Mengusung konsep yang menggabungkan cita rasa kaya rempah dengan suasana tempat makan yang nyaman, Miesop Blitar Warisan terus berkembang dengan menghadirkan varian menu yang khas dan layanan yang memanjakan pelanggan.
Julian Hijrah (32), Supervisor Miesop Blitar Warisan cabang Jalan Sultan Hasanuddin, menyampaikan bahwa konsep utama yang diusung oleh Miesop Blitar Warisan adalah menyajikan makanan penuh cita rasa dalam suasana restoran yang nyaman namun dengan harga kaki lima.
“Konsep yang diusung adalah masakan yang kaya dengan rempah. Kita pakai gaya restoran tapi harga kaki lima,” ujar Julian saat ditemui di Miesop Blitar Warisan, Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Medan.
Hal ini tentu menjadi pembeda dari banyak tempat makan miesop pada umumnya. Jika biasanya mie sop disajikan di warung sederhana dengan suasana yang cenderung panas dan ramai, Miesop Blitar Warisan justru menawarkan pengalaman makan yang lebih santai dan berkelas tanpa membuat dompet menjerit.
“Biasanya kan kalau orang makan miesop itu di warung dan panas-panasan, ya. Namun di sini menggunakan konsep restoran. Jadi pengunjung bisa makan miesop, tapi tetap nyaman,” tambah Julian.
Menu utama yang menjadi andalan adalah miesop dengan berbagai varian. Mulai dari miesop ayam, miesop bakso, hingga miesop ayam geprek.
Dari ketiga varian tersebut, menurut Julian, miesop ayam geprek saat ini menjadi yang paling banyak diminati oleh pengunjung.
“Yang lagi banyak diminati pengunjung adalah miesop ayam geprek, karena berbeda dari tempat yang lain. Jadi di miesop ayam geprek, menggunakan ayam goreng utuh yang dimasukkan ke miesopnya dan disajikan menggunakan sambal khas kita,” jelasnya.
Cita rasa sambal khas yang digunakan dalam menu ini bahkan berhasil menarik perhatian para pelanggan. Tak sedikit pengunjung yang mengungkapkan keinginan untuk membeli sambal secara terpisah.
“Ramai pengunjung yang sangat berminat dengan sambal ayam gepreknya sampai mau membeli sambalnya saja, tapi kita tidak jual,” kata Julian sambil tersenyum.
Miesop Blitar Warisan semakin dikenal karena membuka banyak cabang di tempat yang strategis. Cabang pertama dibuka di kawasan Thamrin, lalu disusul oleh cabang kedua di Jalan Sekip. Cabang ketiga adalah cabang Sultan Hasanuddin yang saat ini dikelola oleh Julian, dan kemudian disusul dengan cabang keempat di Jalan Gatot Subroto.
Tak berhenti di keempat cabang tersebut, Julian menjelaskan Miesop Blitar Warisan akan terus membuka cabang-cabang berikutnya di lokasi berbeda.
Selain miesop, beberapa menu baru juga telah ditambahkan untuk memperluas pilihan konsumen. Salah satunya adalah nasi gultik dan mie ayam dengan sentuhan khas.
“Kita juga ada menu baru, nasi gultik dan mie ayam. Kita pakai ciri khas kita sendiri, jadi nasi gultiknya nggak pakai daging sapi, melainkan ayam. Karena menu-menu yang ada di sini menggunakan ayam,” ujar Julian.
Es Bubur Kesu, Lahir dari Ketan Hitam dan Kini Jadi Kuliner yang Viral di Kota Medan |
![]() |
---|
Angkat Citra Jajanan Tradisional, Kuwei Gunting Indonesia Modernkan Kue Gunting khas Tionghoa |
![]() |
---|
Berawal dari Nastar, Silmarils Bakery Sukses Bertransformasi Menjadi Bake Shop dengan 80 Varian Menu |
![]() |
---|
Mama Watt’s, Bisnis Patiseri yang Lahir dari Krisis Moneter 1998 |
![]() |
---|
Jadikan Budapest Cake Menu Andalan, Owner Dapoer Lili: Cake Ini Cocok untuk Orang yang Sedang Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.