Berita Medan

Kemendikbud Buat Program Marketplace Guru di 2024 Mendatang, Begini Respons Kadisdik Medan 

Kadisdik Medan, Laksamana Putra Siregar mengatakan kebijakan marketplace guru masih dalam koridor umum dan masih memonitor kebijakan tersebut.

|
Penulis: Anisa Rahmadani |
Tribun Medan/Anisa Rahmadani
Kepala Dinas Pendidikan Medan Laksamana Putra Siregar saat diwawancarai Tribun Medan, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan tentang penerapan sistem marketplace guru di tahun 2024 mendatang.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengatakan kebijakan  marketplace guru masih dalam koridor umum.

Baca juga: Ini Penjelasan Kadisdikbud Laksamana Putra, Terkait Isu Penggusuran Para Seniman dari Taman Budaya

Sehingga pihaknya masih memonitor terkait kebijakan tersebut. 

Sembari memonitor kebijakan itu, Laksamana mengaku telah meminta guru-guru di Kota Medan, baik honorer, PPPK ataupun PNS untuk melek akan teknologi.

"Sebenarnya program marketplace guru yang disampaikan kementerian ini, bisa sebagai ladang rejeki baru untuk guru honorer. Sebab, di sana akan diasah kemampuan enterpreneur yang bisa dijadikan para guru untuk  mendapatkan pendapatan lain dari sana," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (30/5/2023).

Namun segala bentuk teknis program tersebut, Kata Laksamana, akan diurus oleh Dirjen. 

"Kami pastinya sangat mendukung dan menunggu pelaksanaannya agar bisa diterapkan di Kota Medan," ucapnya.

Laksamana membeberkan, dalam program aplikasi marketplace guru ini akan banyak cabang keahlian yang bisa dipilih guru honorer sesuai passion mereka.

"Ada sebagai operator, ada guru dengan mata pelajaran yang minim peminat, dan banyak lagi. Dimana dalam pemilihan ini, guru harus melihat kemampuan dirinya di bagian apa. Tujuannya, agar mereka bisa lebih aktif di sana," jelasnya.

Disinggung, jika program ini dipastikan berjalan, maka guru honorer harus mampu menggunakan teknologi.

 "Iya kalau di Medan ini, relatifnya untuk guru honorer banyak yang muda dan sudah adaktif dalam menggunakan digitalisasi. Sebab, di masa pandemi covid semua guru dibina untuk penerapan pembelajaran teknologi," sebutnya.

Program marketplace ini sendiri masih banyak terjadi pro dan kontra, menurut Laksamana, hal tersebut bukan suatu masalah yang besar.

"Saya rasa pro kontra ini karena belum memahami secara mendetail dan mendalam terkait program marketplace ini dan seperti apa implementasi guru honor terharap program ini seperti apa. Padahal secara prinsip semenjak Covid-19 mereka sudah adaktif menerapkan pembelajaran teknologi," jelasnya.

Menurut Laksamana, guru honorer ini kebanyakan guru muda yang sudah terbiasa dengan adanya media sosial pembelajaran masa Covid.

"Kami kira itu sudah cukup dan siap untuk  guru honorer di Medan bisa memasuki  program marketplace ini," ungkapnya.. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved